PKM Pemberdayaan Industri Tedung Bali

 PKM Pemberdayaan Industri Tedung Bali

Foto: PKM Pemberdayaan Industri Tedung Bali

Letternews.net — Adat, budaya, tradisi, dan upakara keagamaannya merupakan beberapa ciri khas yang membuat  masyarakat  Hindu  Bali  dikenal.  Sampai  saat  ini  upakara  keagamaan  Hindu  di Bali  masih  menunjukkan  eksistensinya  karena  memiliki  keunikan  tersendiri  selain  itu merupakan   warisan   dari   leluhur   secara   turun-temurun   dari   generasi   ke   generasi. Diperlukan  berbagai  bentuk dan  jenis  produk  sarana  upakara dengan segala fungsinya untuk mendukung berbagai upakara yang diadakan masyarakat Hindu  di  Bali. Salah  satu  contoh  sarana  upakara keagamaan  menjadi  identitas  budaya  Hindu  di  Bali  adalah  Tedung.

BACA JUGA:  Unwar Gelar Pengabdian Masyarakat Penataan Master Plan Ruang Terbuka

Tedung  merupakan  salah  satu  jenis  sarana  upakara  keagamaan  khususnya  di  Bali, memiliki  beberapa  bentuk,  ukuran,  warna,  fungsi dan  istilah yang  beragam. Terdapat dua jenis tedung yang dibedakan berdasarkan lenter atau ider-ider   yang   dikenakan   pada   sisi   pinggir   tukub   atau   atap   tedung   dengan   posisi berjuntai  yaitu  tedung  robrob  dan  tedung  agung.  Tedung  robrob  pada  sisi  pinggirnya diisi  atau  dihiasi  dengan  anyaman  atau  sulaman  dari  benang  wolyang berwarna,  seperti hitam,  putih,  kuning  merah  maupun  hijau  sedangkanuntuk  tedung  agung  pada  hiasan tepi  pinggir  dijuntai  dengan  kain  warna  atau  prada  yang  lazim  disebut  dengan  ider-ider.

Sesuai perkembangan jaman, tedung mulai banyak diminati  oleh  masyarakat,  selain  untuk  upacara  keagamaan  umat  Hindu,  tedung  bisa digunakan   sebagai   aksen   interior   maupun   eksterior   untuk   rumah,   hotel,   maupun restoran dan oleh-oleh khas Bali. Setiap daerah pasti memiliki ciri khas khususnya di Bali, sekarang sangat banyak objek wisata yang menggunakan tedung sebagai daya tarik bagi wisatawan   mancanegara   seperti   contohnya   di   pantai   Double   Six,   hampir   seluruh restoran  di  pinggir  pantai  dihiasi  tedung  sebagai  ciri  khas  restoran  mereka  dengan berbagai  bentuk,  ukuran,  dan  warna. Mempertimbangkan  efisiensi biaya  dan  waktu,  banyak  masyarakat  yang  lebih  cenderung  memilih  memesan  atau membeli tedung pada penjual maupun pada pengrajin tedung. Apabila Umat Hindu akan melaksanakan  upacara keagamaan,  maka  lebih  sering  terjadi  tedung  tersebut  tinggal dipesan atau dibeli   di kios-kios   penjualnya   atau   langsung   di pengrajin tedung.

BACA JUGA:  Unwar Bekali Pecalang Pura Dalem Ped Dengan Bahasa Inggris Komunikatif

Masih sangat rendahnya pengetahuan mitra terkait manajemen keuangan, bahwa semua transaksi dicatat secara sederhana serta belum dapat menghitung harga pokok produksi secara tepat dan efektif. Selain itu, mitra juga memiliki masalah dari segi pemasaran. Pemasaran yang dilakukan oleh mitra masih sangat tradisional serta belum memanfaatkan media online..

Hal ini memotivasi tim Pengabdian Masyarakat Unwar untuk hadir kembali menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pkm Pemberdayaan Industri Tedung Bali Di Banjar Serangan, Mengwi Kabupaten Badung”. Tim Pengabdian Masyarakat beranggotakan Dosen FEB Unwar yang diketuai oleh Ita Sylvia Azita Azis,SE,M.Si dengan Ni Putu Riasning,SE,Ak,M..Si dan Ida Ayu Sri Metri,SE,M.Agb sebagai anggota serta didampingi oleh 2 orang mahasiswa..

BACA JUGA:  Pendampingan Tim PKM Unwar, Perencanaan Penataan Fasilitas Penunjang di Kawasan Pura

Kegiatan PKM ini diakhiri dengan  memberi bantuan   berupa   peralatan   untuk mendukung kegiatan operasional mitra UKM Tedung Wahdar serta foto  bersama. Bantuan  ini  diserahkan  langsung oleh Ketua  Tim  PKM. Semoga dengan pemberian  bantuan  ini  dapat  meningkatkan produktifitas usahanya.

Ditulis oleh:
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

.

Bagikan: