Garam Beriodium Untuk Kesehatan

 Garam Beriodium Untuk Kesehatan

Foto: I Ketut Kencana, SKM.M.Pd. Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Letternews.id — Iodium dan  garam beriodium Kata Iodium berasal dari bahasa Yunani: Iodes=ungu, adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol “I” dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup. Iodium adalah  halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektro positif. Garam beriodium adalah garam rakyat, komponen utama (NaCl) ditambah Iodium melalui proses iodisasi (KIO3),  memenuhi syarat SNI nomor: 42/m-ind/per/11/2005. Iodium  merupakan bahan baku hormon tiroksin. Zat ini dibutuhkan pada proses metabolisme, berperan pada pertumbuhan tulang dan pembentukan sel-sel otak. Dalam darah  iodium terikat dengan protein (Protein Bound Iodine/PBI). Kegiatan Pengabmas (siaran radio) ini  sesuai dengan arahan Bapak Presiden R I bertajuk Negara Maju Sumber Daya Manusia Unggul,  sekaligus mendukung Peraturan Mentri Dalam Negeri R I Nomor   63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan GAKI. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sesuai sasaran  Pembangunan Millenium (millennium development goals)  dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, serta meningkatkan indeks Pembangunan Manusia khususnya Kesehatan dan Pendidikan masyarakat.

Persyaratan garam beriodium Garam beriodium untuk konsumsi harus memenuhi syarat tertentu agar memberikan manfaat untuk mencegah atau menanggulangi masalah Gaki. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 165/Men.Kes/SK/II/1986 tentang persyaratan Garam Beriodium telah menetapkan syarat-syarat garam beriodium sebagai berikut; 1).Kandungan iodium dalam garam beriodium hasil dalam negeri adalah sebesar 40 – 50 bagian persejuta Kalium Iodat (40 – 50 mg/kg KIO3) pada tingkat produksi, 2).Kandungan iodium dalam garam beriodium hasil dalam negeri adalah sebesar 30 – 50 bagian persejuta Kalium Iodat (30 – 50 mg/kg KIO3) pada tingkat distribusi. 3). Semua garam beriodium yang diedarkan harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Produksi dan Peredaran Makanan, dan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Label dan Periklanan Makanan, selain memenuhi ketentuan pada label dimaksud harus dicantumkan tulisan  Garam Beriodium.

BACA JUGA:  Kejagung Evaluasi Keterbukaan Informasi Publik Kejaksaan

Manfaat garam beriodium bagi kesehatan. Garam mengandung senyawa iodium melalui proses iodisasi, selain sebagai bahan penyedap yang memberi rasa asin sebagai fungsi umum garam konsumsi,  juga berfungsi sebagai pengangkut protein ke seluruh sel-sel dalam tubuh. Iodium ini dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan utama produksi hormon tiroxin (T3 dan T4).

Fungsi utama hormon tiroxin (T3 dan T4) adalah mengendalikan aktivitas metabolik seluler yang bekerja memacu atau  mempercepat proses metabolisme. Hormon tiroxin mempengaruhi replikasi sel dan sangat penting bagi perkembangan otak. Adanya hormon tiroxin dalam jumlah yang cukup juga diperlukan untuk pertumbuhan normal. Kelenjar tiroid berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroxin merangsang konsumsi  Oksigen (O2)  pada sebagian besar sel di dalam tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat.

Akibat kekurangan iodium. Kekurangan iodium dapat mengakibatkan konsentrasi hormon tiroid menurun  sehingga hormon perangsang tiroid yakni tyroid stimulating hormon (TSH) bertugas untuk memacu agar kelenjar tiroid meningkatkan penyerapan iodium, untuk memenuhi kebutuhan hormone tiroxin. Bila kekurangan iodium secara berkelanjutan,  kelenjar tiroid  akan bekerja  berat. Semua bagian tubuh jika bekerja berat dalam  tempo yang lama akan membesar dari ukuran semula. Pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar gondok disebut Gondok.

BACA JUGA:  Suasana Nyepi di Denpasar, Jalanan Sepi Tanpa Kendaraan

Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) dari satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi lain. Gejala kekurangan iodium adalah malas, dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.kekurangan iodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah

Kekurangan iodium dalam tubuh menyebabkan kurangnya bahan utama sintesis hormon  tiroxin yang  memiliki efek pada pertumbuhan sel, perkembangan dan metabolisme energi. Hormon tiroxin juga merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat Kekurangan hormon ini menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap dingin, serta pada anak muncul retardasi mental dan kecebolan. Gibson menjelaskan   gangguan akibat kekurangan iodium seperti pada tabel 1.

Spektrum gangguan kekurangan iodium.

1.Embrio patus Abortus, lahir mati, kerdil/kretin.
2.Neonatus Mati baru lahir,  Retardasi  mental, gangguan perkembangan fisik.
3.Anak dan remaja Ketertinggalan mental, gangguan perkembangan fisik.
4.Dewasa Gondok dan komplikasinya.
5.Semua umur Gondok.

Sumber: Gibson, 2005

Cara penilaian kadar iodium didalam  garam. Kadar Iodium dalam garam dapat dinilai dengan cara meneteskan larutan yodina tes kedalam garam yang bersangkutan. Jika garam tersebut mengandung iodium akan muncul warna ungu, makin tua warnanya makin tinggi kadar iodiumnya, dan sebaliknya bila tidak muncul warna ungu berarti tidak mengandung iodium. Cara praktis dapat memakai  singkong yang telah diparut kemudian diperas airnya ditambah cuka untuk konsumsi dengan kadar 15-25%.

BACA JUGA:  Diduga Ancam Tembak Anies Baswedan Polri Dalami Akun Medsos

Kecukupan garam berioidium dianjurkan. Pemerintah melalui Kementrian kesehatan telah menetapkan kecupukan garam beriodium seseorang setiap hari. Anjuran kecukupan yang ditetapkan pada umumnya diatas kebutuhannya. Agar terpenuhi kebutuhan iodium setiap orang, dengan cara mengonsumsi garam beriodium sekitar 10 gram atau satu sendok makan sehari. Kecukupan garam beriodium yang dianjurkan sebagai berikut:

No Usia (tahun) Anjuran (ug)
1 0-1 tahun 50
2 2 – 6 tahun 90
3 7 – 12 tahun 120
4      lebih dari  12 tahun 150
5 Ibu hamil  atau Ibu menyusui 200

Pengelolaan Garam Sehat. Penyimpanan, garam iodium harus disimpan di bejana atau wadah tertutup, tidak kena cahaya, tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar iodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar iodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan iodium.

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Setujui Usulan Pemkab Karangasem yang Siap Tanggung Iuran Kepesertaan BPJS-KIS Warga Yang Non-Aktif

Penggunaan Garam iodium; tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran diangkat dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit. Kadar iodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.

Proses perusak terhadap kandungan iodium; merebus (terbuka) kadar iodium hilang ± 50 %,  menggoreng kadar iodim hilang ± 35 %, memanggang kadar iodium hilang ± 25 %, brengkesan atau pepesan kadar iodium hilang ± 10 %.

Faktor penyebab kurangnya iodium. Defisiensi iodium merupakan penyebab terjadinya masalah GAKI, hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya. GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan,  di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan di Sumatera. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium.

BACA JUGA:  4 Penari Joged Bungbung Duta Denpasar Getarkan PKB ke-45

Faktor Bahan Pangan Goiterogenik. Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan, salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik. Zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh. Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar tiroid, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat, misalnya

Kelompok Tiosianat  contoh: ubi kayu, jagung, rebung, ubi jalar, buncis besar

Bahan makanan sumber zat iodium:

No Bahan makanan Kadar (ug)
1 Ikan air tawar 17-40
2 Ikan air laut 163-168
3 Kerang 308-400

Surat Keputusan Bersama Menteri Perindustrian, Menteri Kesehatan, Menteri Perdagangan Dan Menteri Dalam Negeri Nomor 185/M/SK/5/1985, 242A/MEN.KES/SKB/V/1985, 756A/KPB/V/85, Dan 22 Tahun 1985

Sejarah Iodium. Iodium ditemukan oleh Courtois tahun 1811, ini tergolong  unsur halogen, terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili. Iodium merupakan zat  padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan menguap pada suhu kamar, menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Bersenyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, kemudian menggeser iodida. Ia menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam, mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida  kemudian membentuk larutan berwarna ungu  indah.

BACA JUGA:  Mangrove Jadi Penyelamat Perubahan Iklim

Pengertian Iodium. Iodium merupakan mineral  diperlukan tubuh relatif kecil  kurang lebih  0,00004 % (BB), atau (15-23 mg). Sekitar 75%  iodium ada di dalam kelenjar tiroid,  digunakan untuk mensintesis hormone tiroksin yaitu tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini sangat dibutttuhkan pada proses metabolisme, selain itu hormon ini juga berperan pada pertumbuhan tulang dan perkembangan fungsi otak. Sisanya terdapat dalam jaringan lain, terutama dalam kelenjar-kelenjar ludah, payudara, lambung dan ginjal. Dalam darah iodium terdapat dalam bentuk iodium bebas atau terikat dengan protein ( Protein Bound Iodine / PBI ).

Iodium berada dalam siklus di alam, sebagian besar  berada di laut, sebagian kemudian merembes, dibawa hujan, sungai dan banjir kemudian selanjutnya dibawa ke daerah pegunungan. Iodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Daerah pegunungan di dunia termasuk Amerika, Asia dan Eropa merupakan daerah yang kadar iodium dalam tanahnya kurang, terutama didaerah pegunungan  ditutupi es dan mempunyai curah hujan  tingg, mengalir ke sungai. Iodium di dalam tanah dan dilaut disebut iodide,  dioksidasi sinar matahari menjadi unsur iodium yang mudah menguap. Unsur tersebut akan dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian iodium ke tanah berjalan lambat, sangat sedikit dibandingkan  kehilangan semula, serta banjir berulang kali  mengurangi kadar iodium dalam tanah.

Sebagian besar  di dunia ini iodium adalah komponen tanah jarang ditemukan, sehingga kandungannya dalam makanan menjadi rendah. Laut merupakan sumber utama iodium, oleh karena itu ikan laut, udang, kerang, dan ganggang laut merupakan bahan makanan sumber iodium yang baik. Selain itu kandungan iodium juga banyak terdapat di tanah sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai juga banyak mengandung iodium. Semakin jauh tanah tersebut dari pantai maka kandungan iodiumnya juga semakin sedikit.

Metabolisme Iodium. Fungsi iodium untuk sintesis hormon tiroid, berlangsung didalam kelenjar tiroid. Hormone ini berperanan penting dalam metabolisme. Iodium diabsorbsi dengan cepat  dalam usus, kemudian beredar melalui sirkulasi darah berbentuk senyawa iodide anorganik plasma (plasma inorganic iodide). Sel–sel kelenjar tiroid mengambil senyawa iodide tersebut melalui pompa iodium (sodium/iodine symporter) atas pengendalian TSH (thyroid-stimulating hormone) dilepas  kelenjar hipofisis. Mekanisme ini merupakan transportasi aktif mempertahankan gradient 100:1 atara sel–sel kelenjar tiroid dan cairan ekstrasel. Gradient ini dapat menigkat menjadi 400:1 pada keadaan dafisiensi iodium. Sekitar 15-20 mg iodium dalam tubuh, 70-80% ditemukan dalam kelenjar tiroid.

Selanjutnya  iodium dilepas kedalam koloid kelenjar tiroid, disini iodium dioksidasi oleh hydrogen peroksida dalam sistem peroksidase tiroid. Kemudian senyawa iodida disatukan dengan molekul tirosin dari tiroglobulin membentuk monoidotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT). Molekul DIT terangkai dengan  DIT membentuk tetraiodotironin atau tiroksin (T4), MIT dengan DIT membentuk triiodotironin (T3). Tiroglobulin kemudian diambil oleh sel–sel kelenjar tiroid melalui  proses pinositosis. Dalam sel–sel kelenjar tiroid hormon T3 dan T4 dilepas dari kelenjar tiroid melalui proses proteolisis. Sekresi T3 dan T4 dari kelenjar tiroid berlangsung dibawah pengaruh TSH,  sekresinya distimulasi oleh thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. Suatu mekanisme umpan balik (feedback mechanism) ketika kadar T4  meningkat akan menghambat secara langsung sekresi TSH dan melawan kerja TRH.

Jika kadar T4 dalam darah menurun sekresi TSH akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Pada defisiensi iodium  berat hormon T4 tetap rendah dan TSH meninggi, hal ini menunjukkan hipotiroidisme. Kenaikan TSH dapat disebabkan oleh defisiensi iodium atau  terjadi karena kecacatan congenital pada sintesis tiroksin dan insidensnya 1:4000 kelahiran. Peningkatan kadar TSH pada keadaan defisiensi iodium menstimulasi aktivitas sel–sel kelenjar tiroid sehingga terjadi hipertrofi dan hiperplasia sel-sel tiroid dan menghasilkan pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid ini dinamakan goiter atau penyakit gondok.

Jika pasokan iodium ke dalam kelenjar tiroid sangat terbatas, kelenjar tersebut akan memproduksi lebih banyak T3 (lebih aktif dari  T4) sementara produksi T4 berkurang. Jika kadar T4 rendah, jaringan sasaran (target tissue) juga mengubah T4 menjadi T3. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa otak hanya dapat mengambil T4 dan bukan T3 sehingga fungsi otak akan berpengaruh jika kadar T4 rendah sekalipun kadar T3 mungkin cukup untuk melaksanakan fungsi hormon tiroid pada organ serta jaringan tubuh yang lain. Jika pasokan iodium pada kelenjar tiroid sangat terbatas, maka kelenjar tersebut akan melepaskan tiroglobulin kedalam sirkulasi darah, sebagian diantaranya tidak mengandung hormon tiroid (T3 atau T4). Dengan demikina kenaikan kadar tiroglobulin akan menjadi calon indicator untuk menunjukan defisiensi iodium sudah berlangsung selama berbulan–bulan atau bertahun–tahun.

Setelah usia kehamilan 12 minggu, terbentuk kelenjar tiroid dan hipofisis, masing-masing bertanggung jawab atas produksi T4 dan TSH. Hipotamalus bertanggung jawab atas produksi TRH terbentuk pada usia kehamilan antara minggu ke-10 dan ke-30. Hingga usia kehamilan 20 minggu, janin akan bergantung pada ibu untuk mendapat pasokan T4 . sesudah masa ini, janin akan memproduksi TSH-nya sendiri yang dapat menstimulasi produksi T4 dalam tubuh janin. Kadar bentuk T3  normal masih rendah karena keberadaan enzim 5-deiodinase (tipe III atau ID-III) mengakibatkan pembentukan reserve T3. (reserve T3 kurang mengandung atom iodium pada cincin bagian dalam molekul tersebut sehingga berbeda dengan bentuk T3 normal yang kekurangan atom iodium pada cincin bagian luarnya. Reserve T3 merupakan hormon inaktif sementara T3 yang normal bekerja lebih aktif daripada T4). Sesaat sebelum bayi lahir terjadi perubahan system enzim yaitu dari ID-III menjadi 5’-deiodinase (deiodinase tipe I atau ID-I) yang memproduksi bentuk T3 yang normal.

BACA JUGA:  Puskesmas Denpasar Selatan Kunjungi Pasien Penyakit Kronis

Selenium merupakan komponen enzim 5’-deiodinase (ID-I serta ID-II) dan 5-deiodinase (ID-III). Dari penelitian yang dilakukan di Republik Demokratik Kongo (dahulu bernama Zaire) terdapat bukti bahwa defisiensi selenium dapat memicu GAKI di daerah yang kekurangan iodium dan selenium.

 Absorpsi dan Ekskresi Iodium. Iodium paling mudah diabsorbsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sehari-hari sebanyak 100-150ug/hari. Ekskresi dilakukan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Dalam bentuk ikatan organik didalam makanan hewani hanya separuh dari iodium dikonsumsi dapat diabsorbsi. Dalam darah, iodium terdapat dalam bentuk bebas dan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg iodium, 70-80% diantaranya berada dalam kelenjar tiroid. Di dalam kelenjar ini iodium digunakan untuk mensintetis hormon-hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin atau tetratioditironin (T4), keduanya disimpan dalam reservoir intrasel (koloid) .

Hormone tiroid T3 dan Tbersifat unik karena iodium adalah komponen  esensial bagi keduanya. Penyimpanan dan memperoleh unsur penting ini serta untuk mengubahnya menjadi suatu bentuk dapat dimasukan kedalam senyawa organik telah berkembang suatu mekanisme  kompleks. Saat sama, tiroid harus mensintesis tironin dari tirosin dan sintesis ini berlangsung di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin adalah precursor T3 dan T4 . senyawa ini adalah suatu protein besar yang terglikosilasi dan teriodinasi dengan masa molekuler 660 kDa. Karbohidrat membentuk 8-10% berat tiroglobulin dan iodida sebanyak 0,2-1% , bergantung pada kandungan iodium  terdapat pada makanan tersebut.

BACA JUGA:  Dewan Apresiasi LKPJ Walikota Denpasar Tahun Anggaran 2022

Kelenjar tiroid harus menangkap (60µg)I/hari, untuk memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan iodida oleh kelenjar tiroid dilakukan melalui transpor aktif yang dinamakan pompa iodium. Mekanisme ini diatur oleh hormone yang merangsang tiroid (thyroid-stimulating hormone/TSH) dan Hormon Tirotrofin/TRH  dikeluarkan oleh hipotalamus, dikeluarkan oleh kelenjar pituari mengatur sekresi tiroid. Hormon tiroksin  dibawa darah ke sel-sel sasaran dalam hati, dipecah dan bila diperlukan iodium kembali digunakan.

Konsentrasi hormon tiroid di dalam darah diatur oleh hipotalamus melalui pengontrolan pengeluaran hormone TSH dikeluarkan  kelenjar pituari. Sekresi TSH juga dikontrol oleh hormone yang mengeluarkan tirotrofin  juga dikeluarkan oleh hipotalamus. Mekanisme sekresi TSH-TRH  feed back sistem pembentukan T3 & T4.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC.
2. Guyton, AC. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th . Jakarta: EGC.
3. Hadley, Mac E. 2000. Endocrinology. 5th . New Jersey: Prentice Hall, inc.
4. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
5. Murray, Robert K (et al). 2003. Biokimia Harper. 5th ed. Jakarta : EGC
6. Parakrama Chandrasoma dan Clive R Taylor. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC.
7. Price and Willson. 2005. Patofisiologi. 6th . Jakarta: EGC.

Ditulis Oleh:

I Ketut Kencana, SKM.M.Pd.
Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

.
Spread the love