Tim PKM Kolaborasi Warmadewa – Timor Leste Kembangkan Wisata Kristo Rei
WHDI Denpasar Kembali Gelar Pelatihan Banten Otonan
Tinggi Minat Wanita Hindu Memahami Banten Sesuai Sastra
Letternews.net — Wanita Hindu Dharma Denpasar (WHDI) Kota Denpasar kembali menggelar pelatihan membuat banten Otonan. Kali ini Jumat (30/9) kegiatan berlangsung di Banjar Pitik Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan. Kegiatan ini juga dihadiri Istri Wakil Walikota Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa dan Ketua DWP Ny. IA. Widnyani Wiradana.
Ketua WHDI Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, pelatihan membuat banten otonan ini dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan makna yang terkandung dalam sarana upakara.
Lebih lanjut Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, pelatihan membuat Banten Otonan ini dilaksanakan karena tingginya minat masyarakat khususnya wanita Hindu untuk mengetahui makna dan cara membuat banten sesuai sastra agama. “Hal ini terbukti pelatihan hari ini peserta sangat semangat mengikuti, meskipun mereka dirumah masing masing ditunggu banyak pekerjaan untuk persiapan Tumpek Wayang,” ucap Ny. Sagung Antari Jaya Negara
Dengan adanya minat masyarakat khususnya wanita Hindu untuk memahami makna dan filosofi serta unsur-unsur yang menjadi kelengkapan suatu banten atau upakara. Maka dalam pelatihan ini mendatangkan narasumber yang ahli dalam hal ini yakni Ni Wayan Sukerti, Ni Made Sucitawati dan Ni Nyoman Ciri. Dengan melibatkan Wanita Hindu, dan peserta dari Unsur WHDI Banjar Pitik.
Mengingat Banten Otonan diperlukan setiap 6 bulan sekali untuk memperingati hari kelahiran, “Untuk itu kami harapkan ibu rumah tangga bisa membuat banten Otonan sendiri untuk keperluan anggota keluarganya sendiri dan bila sudah terbiasa dapat diterapkan pada lingkungan yang lebih luas lagi,” harap Ny. Sagung Antari Jaya Negara.
Narasumber Ni Wayan Sukerti mengatakan, pelatihan membuat banten otonan selain untuk meningkatkan pemahaman masyarakat agar bisa membuatnya sesuai dengan sastra. Selain itu pelatihan ini juga untuk memperkenalkan bahwa membuat banten tidak rumit kepada wanita Hindu yang pemula belajar membuat banten.
Hal itu dilakukan karena sudah lama belum ada yang memberikan pembinaan kepada umat Hindu pemula. “Bahkan banyak wanita non Hindu yang bersedia masuk Hindu, namun mereka tidak ada yang membimbing mereka dalam membuat banten, maka pelatihan ini penting dilaksanakan,” ungkap Sukerti.
Untuk itu Sukerti mengaku dalam pelatihan ini diberikan pembinaan mulai dari cara metuasan, merangkai janur dan metanding sesuai dengan sastra.
Selain itu dari pelatihan ini minimal ibu- ibu rumah tangga mengetahui dan bisa membuat banten otonan untuk anggota keluarga di rumah sendiri sesuai dengan sastra agama Hindu. “Dari pelatihan ini kami harapkan peserta bisa memahaminya secara benar,” harap Sukerti.
(LN/HUM/AYU/PR)