Prinsip Pemberian MPASI Yang Baik, Benar, Sehat dan Aman Bagi Anak

 Prinsip Pemberian MPASI Yang Baik, Benar, Sehat dan Aman Bagi Anak

Foto: IG.A. Ari Widarti,DCN,M.Kes. Dosen pada Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar   

Letternews.net — Makanan Pendamping Air susu ibu (MPASI) merupakan makanan bayi kedua yang menyertai pemberian ASI. MP ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi ketika bayi sudah berusia 6 bulan, karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizinya, oleh sebab itu makanan lain harus diberikan bersama ASI untuk mencegah terjadinya kurang gizi. Makanan lain inilah yang disebut Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan usia balita. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk bubur kental (puree), makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.

Fungsi makanan pendamping ASI antara lain untuk mengenalkan jenis makanan baru,mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak lagi dipenuhi oleh ASI, membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis terhadap makanan maupun minuman. MP ASI juga dapat melatih perkembangan bayi baik motoric maupun emosional, karena bayi usia 6 bulan sudah dapat menunjukkan tanda-tanda siap makan, didukung oleh pekembangan fisik seperti leher dalam menopang kepala, sudah berusaha untuk duduk, sudah mulai menggigit benda yang digenggam dan bayi juga sudah ada respon motoric halus dan kasar.

BACA JUGA:  Edukasi Gizi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Manfaat Mengonsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar

Pengaturan makanan yang baik adalah untuk pemeliharaan,pemulihan, pertumbuhan serta aktifitas fisik. Hali ini harus diperhatikan, karena usia anak 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yang disebut dengan periode emas. Periode emas pertumbuhan dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal.

Sebaliknya apabila bayi dan anak, pada masa ini tidak memperoleh makanan yang sesuai kebutuhan, maka periode ems akan berubah menjadi periode kritis yang akan menggangu tumbuh kembangnya, baikpada saat ini maupun masa selanjutnya.

Sebelum membahas tentang syarat penyiapan pemberian MPASI, kita perlu mengetahui rekomendasi Badan Kesehatan dunia (WHO) terhadap pemberian makan pada bayi dan anak. Rekomendasi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, system imun dan pencernaannya. Rekomendasi ini terdiri dari empat bagian yang dikenal dengan Standar Emas Pemberian Makan Bayi dan Anak, yaitu:Inisiasi Menyusu Dini (IMD),ASI eksklusif 6 bulan,MPASI setelah 6 bulan dan memberikan ASI sampai usia 24 bulan.

BACA JUGA:  Pemanfaatan PMT Bergizi Sebagai Media Penyuluhan di Posyandu

Berikut adalah beberapa prinsip dasar dalam pemberian MPASI yang baik,benar,sehat dan aman antara lain:

  1. Tepat waktu: berikan MPASI ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Inilah alasan kenapa MPASI diberikan ketika bayi menginjak usia 6 bulan agar kebutuhan gizinya tercukupi. Pada usia 6 bulan,sistem pencernaan anak sudah berkembang dengan baik. Artinya, mereka sudah bisa mencerna makanan padat. Selain usia, kesiapan bayi dalam menerima MPASI dapat dilihat dari:Sudah bisa memasukkan benda, tangan, atau makanan ke mulut,dapat duduk dengan bantuan.dapat mengangkat kepalanya dengan tegak,Sangat tertarik ketika melihat orang makan. Sudah bisa merespon dengan membuka mulut ketika ibu memberikan makanan.Tetap terlihat lapar walaupun sudah diberikan ASI.
  2. Adekuat: Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, memaparkan kriteria MPASI yang baik untuk bayi meliputi padat energi, protein, serta zat gizi mikro yang kurang  pada ASI seperti zat besi, seng, kalsium, vitamin A, vitamin C dan folat. Disamping itu  memberikan MPASI  yang bevariasi setiap kali makan. Misalnya: makanan hewani kaya zat besi (daging, telur, dan produk-produk susu) bintang 1*, makanan pokok (biji-bijian, akar dan umbi-umbian) bintang 2**, kacang-kacangan bintang 3***, sayuran dan buah-buahan lainnya kaya vitamin A bintang 4 ****.
  3. Aman dan Higienis: Proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunakan cara,bahan dan alat yang aman serta higienis. Sebelum bahan diolah dicuci dalam air mengalir. Mencuci sayur,buah serta daging-dagingan dengan air mengalir sangat efektif untuk membersihkan bahan MPASI agar terhindar dari kuman atau bakteri penyebab penyakit. Selain bahan, alat-alat yang digunakan juga dicuci dengan sabun bebas deterjen. Hindari merendam bahan makanan terlalu lama,karena bisa mengurangi zat gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.Memotong bahan makanan mentah dan matang gunakan talenan yang berbeda. Proses pengolahan, saat memasak MPASI gunakan api sedang, tidak merebusnya terlalu lama (terutama sayuran).Hindari menambahkan bumbu penyedap dan batasi pemakaian gula dan garam. Pada saat menyajikan dan memberikan makan pada anak, pastikan sudah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Simpan MPASI dalam suhu yang tepat di dalam wadah yang bersih
  4. Diberikan Secara Aktif/Responsif : Pemberian makan secara aktif atau responsive adalah dimana kita tahu kapan anak lapar dan kenyang, seorang ibu tidak berpatokan pada makanan yang diberikan kepada anak harus habis. MPASI diberikan secara konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk ini: Bersikap sabar dan beri dorongan terus agar anak mau makan ;pangku bayi atau menghadap ke bayi jika bayi dipangku orang lain; Tawarkan makanan baru  berkali-kali; Berinteraksi dan kurangi gangguan saat anak diberi makan ;Jangan paksa anak untuk makan ; Bantu anak yang lebih tua untuk makan.

Untuk mencapai pertumbuhan yang baik, bayi dan anak memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan  seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada usia 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. Setelah usia bayi menginjak 6 bulan ASI saja tidak cukup, untuk itu berikan Makanan Pendamping ASI sesuai syarat atau anjuran. MPASI yang ideal adalah yang kaya zat gizi makro maupun mikro, bersih dan aman, mudah dikonsumsi anak,tersedia di daerah lokal dan terjangkau dan mudah disiapkan.

BACA JUGA:  Indonesia Akan Punya Pusat Layanan Kesehatan dan Pariwisata Kelas Dunia

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan RI, 2020, Materi Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak
  2. Rita Ramayulis, 2016, 100 Menu untuk Optimalkan Pertumbuhan dan Kecerdasan Bayi dan Anak, Kompas Gramedia,Jakarta
  3. Partiwi,2018, Booklet Sehat Lezat, Panduan Asupan Bayi Tahun pertama,Kompas Media Nusantara
  4. Kemenkes RI, 2023, Buku Resep Makanan Lokal Bayi, Balita dan Ibu Hamil

 

Ditilis Oleh:
IG.A. Ari Widarti,DCN,M.Kes.
(Dosen pada Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar)

.

Bagikan: