Marilah Kembali Pulang Pada Teladan Utama; Sebuah Refleksi Natal

 Marilah Kembali Pulang Pada Teladan Utama; Sebuah Refleksi Natal

Foto: Gambar

Letternews.net — Natal adalah istilah lain dari sebuah peristiwa kelahiran. Baik kelahiran yang dimaknai secara harafiah maupun kelahiran dalam pemaknaan yang filosofis. Peristiwa kelahiran selalu menghadirkan kebahagiaan, sukacita terutama bagi yang telah menjadikan hari kelahiran sebagai sebuah harapan panjang untuk melengkapi kebahagiaan.

BACA JUGA:  Walikota Jaya Negara dan Wawali Arya Wibawa Ucapkan Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2025

Hari Raya Natal dalam tradisi Gereja selain identik dengan perayaan sukacita juga lekat dengan sebuah panggilan iman untuk bagaimana memaknai, menghayati dan menghidupi Natal dengan lebih membumi dan menumbuhkan semangat solidaritas dan aksi bela rasa. Semangat Natal adalah semangat untuk bersentuhan langsung dalam bentuk perhatian dan keberpihakan kepada kelompok marjinal, kaum miskin papa, mereka yang terpinggirkan, dan mereka yang terasing dari gegap gempita.

Komitmen itu tentu saja tak lain adalah bersumber dari teladan Kisah Natal Mesias, yakni kelahiran Yesus Kristus itu sendiri. Sebagaimana dikisahkan bahwa Yesus Kristus dilahirkan dalam situasi yang sangat sederhana bahkan cenderung memprihatinkan. Terlahir di sebuah Gua tempat berteduh hewan hewan ternak, di atas tempat pakan ternak yang disebut palungan. Karena pasangan suami istri Yosef & Maria yang sedang dalam sebuah perjalanan panjang, namun tak mendapatkan penginapan untuk sekedar bermalam.

Pada akhirnya Yesus Kristus, harus dilahirkan di tempat yang begitu terbatas. Dalam kesederhanaan sebagai bagian dari keluarga yang tak berpunya. Kesederhanaan itulah yang kemudian menjadi inspirasi iman Gereja Gereja beserta umat dan jemaatnya untuk menumbuhkan semangat kesederhanaan, peduli dan berbagi dalam menghidupi kehidupan iman Kristiani.

BACA JUGA:  Walikota Jaya Negara Hadiri Perayaan Natal MPUK Kota Denpasar Tahun 2024

Iman Kristiani selalu dihidupi dengan sebuah panggilan kemanusiaan. Dengan memuliakan (sesama) manusia, diyakini juga sama dengan memuliakan Allah sebagai Sang Pencipta segala umat manusia tanpa terkecuali. Natal juga tentang bagaimana membangun budaya kasih mengasihi. Mengasihi siapapun yang terlihat secara kasat mata, sebelum mengasihi Allah yang tak kasat mata.

Merujuk pada Tema Natal pada tahun 2024 ini adalah “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Bethlehem” (Lukas 2:15). Betlehem tak hanya sebuah kota yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus. Betlehem adalah awal dari peristiwa dari episode kehidupan Yesus Kristus dimulai. Betlehem secara spiritualitas kristiani adalah juga simbol tentang semangat akan lahirnya sebuah sukacita dan harapan yang baru.

Betlehem menjadi titik awal lahirnya benih benih cinta kasih, keteladanan iman, semangat berbagi dan peduli. Betlehem adalah tentang lahirnya seorang Pribadi Utama yang selama hidupnya nanti hanya mengutamakan perbuatan yang bertujuan untuk kemuliaan Allah di tempat yang Maha Tinggi.

BACA JUGA:  Forkopimda Denpasar Pantau Perayaan Natal di Kota Denpasar

Natal, Betlehem, dan Yesus Kristus adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Abadi sebagai monumen spiritual yang hidup dan menghidupi, dan menghidupkan. Melalui tema Natal tersebut umat Kristiani diajak kembali “pulang” pada sebuah awal dari semua episode utama Yesus Kristus. Sehingga Natal yang dirayakan tak hanya tentang Perayaan dan Ritus Peribadatan, namun bagaimana semua Umat Kristiani diajak untuk juga kembali terlahir seperti kelahiran pribadi Yesus yang membawa semangat cinta kasih, kepedulian dan memuliakan Allah dengan mengasihi sesama.

Pada akhirnya perayaan Natal adalah sebuah inspirasi batin, refleksi kehidupan dan proses kontemplasi spiritual yang harus terus diperbaharui secara terus menerus. Karena sejatinya keimanan Kristiani dihidupi oleh teladan keutamaan cinta kasih. Marilah sekarang pergi ke Betlehem, marilah kita kembali pulang pada teladan keutamaan dan memperbaharui panggilan rohani serta kualitas iman Kristiani yang semakin hidup dan menghidupi di tengah gelombang kehidupan yang terasa sulit. Selamat Natal, Gloria in Exelcis Deo.

Ditulis Oleh: Rio Irawan
Sosiolog & Pemerhati Budaya & Humaniora.

.

Bagikan: