Wawali Arya Wibawa Buka Musda VII MUI Denpasar: Dorong Peran Ulama Wujudkan Umat Moderat dan Jaga Semangat Tri Hita Karana

 Wawali Arya Wibawa Buka Musda VII MUI Denpasar: Dorong Peran Ulama Wujudkan Umat Moderat dan Jaga Semangat Tri Hita Karana

Foto: Wawali Arya Wibawa Buka Musyawarah Daerah VII MUI Kota Denpasar

DENPASAR, Letternews.net – Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar di Gedung Wanita Santi Graha, pada Sabtu (1/11). Acara ini menandai komitmen Pemkot Denpasar dan MUI dalam memperkuat kerukunan dan moderasi umat beragama.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum MUI Provinsi Bali Drs. H. Mahrusun Hadyono, Ketua MUI Kota Denpasar KH. Syaefuddin Zaini, dan anggota DPRD Provinsi Bali A.A. Putu Gede Wibawa.

BACA JUGA:  Bareskrim Polri Ungkap Sindikat Judi Online Jaringan Taiwan

MUI: Mitra Strategis Penjaga Akidah dan Toleransi

Wawali Arya Wibawa menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pengurus MUI Kota Denpasar atas peran strategisnya sebagai mitra Pemerintah Kota.

“Peran MUI sebagai Khodimul Ummah (Pelayan Umat) dan Shodiqul Hukumah (Mitra Pemerintah) sangatlah vital, terutama dalam menjaga akidah umat dari berbagai paham yang menyimpang,” ungkap Arya Wibawa.

Beliau menekankan bahwa peran MUI dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan moral keagamaan serta menjadi perekat toleransi antar umat beragama sangat sejalan dengan semangat filosofi lokal Tri Hita Karana di Denpasar.

BACA JUGA:  UHN IGB Sugriwa Gelar Webinar Series "Komunikasi Pariwisata di Era New Normal"

Menguatkan Umat yang Moderat dan Bermartabat

Ketua MUI Kota Denpasar, KH. Syaefuddin Zaini, menuturkan bahwa Musda VII ini mengusung tema penguatan peran ulama dalam mewujudkan umat yang moderat dan bermartabat.

KH. Syaefuddin Zaini menjelaskan, umat yang moderat diartikan sebagai umat Islam yang tidak kaku, bersifat lentur, dan kooperatif dengan tradisi setempat. Hal ini penting untuk menghindari benturan antara agama dengan tradisi.

“Perilaku yang bermartabat secara ekonomi dan politik itu bisa dibentuk dan diraih bersama,” tambahnya, menunjukkan fokus MUI tidak hanya pada aspek spiritual tetapi juga pembangunan sosial-ekonomi umat.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: