Upaya Melibatkan Siswa Sebagai Agent Of Change Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Gianyar

 Upaya Melibatkan Siswa Sebagai Agent Of Change Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Gianyar

Foto: Bersama Guru – Guru Menikmati Kudapan Sehat

Letternews.net — Salah satu agenda kegiatan Pengabdian Masyarakat di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar adalah menggelar kegiatan sosialisasi masalah gizi dengan sasaran siswa sekolah dasar. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan pemahaman tentang masalah gizi, khususnya masalah stunting yang saat ini sudah menjadi masalah gizi nasional dan  issue kesehatan terkini.  Tema kegiatan yang dipilih adalah pengenalan stunting dan dampaknya, serta dengan mengedepankan mengajak siswa membiasakan diri mengkonsumsi sayur dan buah serta penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat. Dari hasil sosialisasi ini, diharapkan para siswa akan membawa pesan gizi ini untuk diterapkan pada keluarganya. Pesan gizi yang disampaikan pada keluarga melalui anaknya diharapkan dapat menciptakan keluarga sadar gizi, yang pada akhirnya kelak akan dapat mencegah terjadinya stunting pada keluarga mereka sendiri. Kegiatan ini dipandang penting, karena meskipun Kabupaten Gianyar sudah termasuk sebagai wilayah bebas stunting dengan prevalensi stunting hanya mencapai 6,3%, namun dalam rangka percepatan penurunan stunting hingga menyentuh angka di bawah 5%, diperlukan upaya holistik yang melibatkan semua kompenen terkait, termasuk juga keluarga sebagai garda terdepan yang secara langsung akan berhadapan dengan masalah gizi dan kesehatan di masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Stunting diartikan sebagai fenomena gagal tumbuh yang dialami seorang anak, yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari teman sebayanya. Secara kasat mata, anak yang bertubuh pendek memang tidak memperlihatkan masalah gizi. Namun dampak dari tubuh yang tidak bertumbuh sebagaimana mestinya, maka seluruh organ dalam dari tubuh si anak juga tidak berkembang optimal. Organ tubuh yang tidak berkembang optimal misalnya otak akan memicu anak menjadi sulit berkonsentrasi dan memiliki kemampuan belajar yang rendah. Jantung dan paru – paru yang tidak berkembang akan menyebabkan anak memiliki ketahanan fisik yang rendah, kinerja yang buruk yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat produktifitas mereka.  Itulah sebabnya, jika tidak ditanggulangi, masalah stunting berpotensi menjadi prediktor utama rendahnya kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada hari jumat 17 Juli 2023. menjelang dimulainya tahun ajaran baru sekolah, dengan sasaran anak sekolah di SDN 2 Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan ini beranggotakan 4 orang Dosen dan Tenaga Pendidikan yaitu: (1) I Made Suarjana; (2) Hertog Nursanyoto; (3) IGP Sudita Puryana; dan (4) GA Widiastuti, dan didukung oleh sejumlah mahasiswa Prodi Diploma Tiga Gizi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa dan mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah SD 2 Singakerta (I Nyoman Surata, S Ag) dan seluruh guru sekolah tersebut.

Kegiatan ini diawali  dengan  pemantauan stutus gizi melalui pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan seluruh siswa. Pelibatan guru–guru dalam kegiatan pemantauan status gizi diharapkan dapat menjadi motivasi untuk melaksanakan kegiatan serupa yang dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan ke depannya meski tim pengabdian masyarakat Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar tidak lagi melaksanakan kegiatan disini. Pemantauan status gizi yang dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan merupakan upaya deteksi dini untuk menggambarkan masalah gizi, disamping itu kegiatan ini juga akan membuat siswa menjadi lebih peduli terhadap permasalahan stuting, Setelah itu kepada siswa disajikan contoh menu sehat untuk dimakan bersama dengan terlebih dahulu mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan tumbuh kebiasaan siswa untuk makan sesuai dengan prinsip gizi seimbang dan selalu menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit yang pada gilirannya akan memicu peningkatan risiko stunting.

BACA JUGA:  Edukasi Gizi Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Manfaat Mengonsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Sekolah Dasar

Dalam pelaksanaan pengabdian ini tampak siswa sudah mempunyai kebiasaan makan buah dan sayur yang baik dan mereka juga sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Hal positif ini tentu harus dipertahankan dan bahkan perlu lebih ditingkatkan. Prinsip gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat yang melekat pada diri siswa, diharapkan akan dapat memotivasi keluarganya agar menjadi keluarga sadar gizi yang diketahui memiliki kontribusi yang nyata dalam upaya percepatan penurunan stunting khususnya di Bali.

 

.

Bagikan: