Protein Hewani Cegah Stunting

 Protein Hewani Cegah Stunting

Foto: Protein Hewani Cegah Stunting Pada Anak

Letternews.net — Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 secara nasional prevalensi stunting sebesar 24,4% dan 21,6% tahun 2022.  Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan pelaksanaan program Percepatan Penurunan Stunting yaitu setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerjasama multisektor di pusat, daerah, dan desa.  Program ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting menjadi 14,0% pada tahun 2024.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan di ujung tombak adalah peningkatan kualitas pengelolaan posyandu.  Kegiatan penyuluhan di meja IV diupayakan sedemikian rupa sehingga kader posyandu dapat memberikan penyuluhan kepada ibu balita tentang menu seimbang balita. Dengan harapan ibu balita dapat menyediakan menu seimbang sesuai kebutuhan zat gizi balitanya.

BACA JUGA:  HUT Ke-37 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar Adakan Seminar Penanggulangan Stunting di Bali

Kebutuhan protein balita semakin tinggi usia semakin tinggi juga kebutuhan proteinnya, yaitu usia 6-11 bulan diperlukan protein sebanyak 15 gram, usia 1-3 tahun sebanyak 20 gram dan usia 4-6 tahun sebanyak 25 gram.  Untuk memenuhi kebutuhan khususnya protein hewani ibu balita dapat menyajikan menu seimbang untuk balitanya. Balita usia 11 bulan untuk satu kali makan dapat disajikan menu seimbang sebagai berikut: nasi putih 50 g; ayam 25 g; tahu 25 g; bayam 50 g dan pepaya 25 g.  Balita usia 3 tahun: nasi putih 100 g; ayam 50 g; tahu 50 g; bayam 50 g dan pepaya 50 g. Balita usia 5 tahun: nasi putih 100 g; ayam 75 g; tahu 50 g; bayam 50 g dan pepaya 50 g.

Ibu balita juga harus memperhatikan menu yang disajikan agar mau dikonsumsi balitanya dengan memberikan inovasi pada cita rasa, tekstur, alat dan cara penyajian menu tersebut. Untuk meningkatkan keterampilan ibu balita menyusun menu seimbang balita dapat dilakukan dengan mengunjungi kegiatan posyandu yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan.  Kader posyandu dapat menyiapkan contoh menu seimbang balita sebagai media untuk melakukan penyuluhan. Dengan contoh menu ini ibu balita dapat melihat secara langsung jumlah atau porsi yang harus dikonsumsi oleh balitanya untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya. Kemudian diaplikasikan dirumah masing-masing dengan menyediakan menu seimbang untuk balitanya.

Penulis : Ni Putu Agustini, SKM.,M.Si. dan Dr. Ir. I Komang Agusjaya Mataram, M.Kes.
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar/ Anggota PERSAGI Denpasar Bali

Dengan terpenuhinya kebutuhan protein khususnya protein hewani akan lebih menjamin pertumbuhan dan perkembangan balita secara optimal, yang pada akhirnya balita terhindar dari stunting. Fungsi protein secara umum diantaranya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi dan sumber energi.

Protein merupakan rangkaian ikatan peptida yang terdiri dari beberapa jenis asam amino. Berdasarkan sintesanya di dalam tubuh asam amino dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat diproduksi di dalam tubuh, sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat diproduksi di dalam tubuh. Oleh karena itu kebutuhan asam amino esensial ini harus dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Asam amino esensial meliputi leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, lisin dan histidin. Kombinasi bahan makanan khususnya sumber protein hewani akan lebih menjamin terpenuhinya asam amino tersebut.

BACA JUGA:  Jurusan Gizi Poltekkes Gelar Gebyar Edukasi Gizi, Menu Seimbang Cegah Stunting

Bahan makanan hewani juga tinggi mengandung mineral diantaranya kalsium, fosfor, magnesium, mangan dan fluor. Kalsium berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi; fosfor berfungsi untuk kalsifikasi tulang dan gigi; magnesium berfungsi sebagai mineralisasi tulang dan gigi, mangan berfungsi dalam pembentukan jaringan ikat dan tulang, dan fluor berfungsi untuk membantu pembentukan tulang dan gigi.

Untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya stunting pada balita sangat penting untuk memenuhi kebutuhan protein khususnya protein hewani.  Hal ini dapat terwujud dengan meningkatkan mutu kegiatan posyandu.

Ditulis Oleh: 
Ni Putu Agustini, SKM.,M.Si. dan Dr. Ir. I Komang Agusjaya Mataram, M.Kes.
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar/ Anggota PERSAGI Denpasar Bali

 

.

Bagikan: