Prioritaskan Protein Hewani Untuk Mpasi Sebagai Upaya Mencegah Stunting Pada Anak Balita

 Prioritaskan Protein Hewani Untuk Mpasi Sebagai Upaya Mencegah Stunting Pada Anak Balita

Foto: I G.A. Ari Widarti, DCN.,M.Kes. Dosen pada Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar

Letternews.net – Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023,prevalensi stunting pada balita sebesar 15,8 %, memang terjadi trend penurunan jika dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yaitu sebesar 21,6%. Walaupun stunting pada balita terjadi penurunan,harus tetap menjadi perhatian agar tidak terjadi peningkatan di kemudian hari.

BACA JUGA:  Solidkan Pengurus Bro Shalah Panggil Pimpinan DPC PBB Se Provinsi Bali

Salah satu fase penting untuk mencegah stunting pada balita adalah setelah masa kelahiran, terutama saat bayi berusia 6-11 bulan dan 12-23 bulan.Karena pada fase ini, terjadi lonjakan stunting hingga 1,6 kali lipat, yakni 13,7 persen saat anak berusia 6-11 bulan dan 22,4 persen saat anak berusia 12-23 bulan.Sehingga untuk menurunkan stunting diperlukan upaya pencegahan dengan pada saat balita usia 6-11 bulan, bayi harus mendapatkan makanan pendamping ASI karena ASI saja sudah tidak cukup. MPASI ini untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Pentingnya MP-ASI dengan bahan kaya protein hewani untuk mencegah stunting, karena mengandung asam amino esensial yang lengkap dan berkualitas tinggi. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat diproduksi tubuh sendiri sehingga sepenuhnya harus didapatkan dari makanan. Protein hewani tidak hanya efektif memperbaiki kualitas makanan tetapi juga status gizi, serta luaran kesehatan lain seperti pertumbuhan, fungsi kognitif, aktivitas fisik, dan performa sekolah di negara berkembang (Kemenkes,2023)

Seperti yang kita ketahui, kualitas makanan yang rendah dan cara pemberian makanan yang tidak adekuat merupakan salah satu penyebab stunting. Kualitas makanan rendah dapat berupa kualitas mikronutrien yang rendah, keragaman jenis makanan yang dikonsumsi dan sumber makanan hewani yang rendah, makanan tidak mengandung gizi yang cukup, dan makanan komplementer yang mengandung energi rendah.

Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, seperti otot, tulang, kulit, darah, dan organ. Protein juga berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein dapat membantu meningkatkan tinggi badan anak, khususnya saat masa pertumbuhan. Selain itu, protein juga dibutuhkan untuk memproduksi enzim dan hormon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Kemampuan tubuh untuk menyerap dan menggunakan protein juga penting untuk menjaga kesehatan. Oleh karena itu, dalam pemberian makanan pada anak, harus diperhatikan asupan protein yang cukup dan berkualitas, khususnya pada masa-masa pertumbuhan

Salah satu upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menggalakkan peningkatan konsumsi protein hewani di masyarakat melalui pengenalan slogan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani ” .  Konsumsi protein hewani yang masih rendah seperti konsumsi ikan yang baru mencapai 55,37 kg, daging ayam 6 kg, dan daging sapi 0,5 kg per kapita per tahun menjadi perhatian banyak pihak sebab konsumsi protein hewani yang tinggi pada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita dapat membantu mencegah terjadinya stunting.

“Isi Piringku” yang sering dikampanyekan secara umum menggambarkan porsi makanan dalam satu piring yang terdiri dari 30% makanan pokok, 20% lauk pauk, 30% sayur, dan 20% buah. Lauk pauk terdiri dari lauk hewani dan lauk nabati. Melalui slogan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani” diharapkan terdapat lauk hewani setiap makan makanan utama. Sebab lauk hewani kaya akan kandungan protein, mineral seperti zat besi, dan vitamin yang mudah diserap tubuh. Protein merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk jaringan, sel, dan enzim. Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk lauk hewani seperti daging, ayam, ikan, dan telur.

Dalam menu MPASI direkomendasikan mengupayakan menggunakan sumber protein hewani. Berikut jumlah (porsi) protein hewani yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur anak.Bayi usia 6-8 bulan membutuhkan energi tambahan energi dari MPASI sebanyak 200 kkal, maka komposisi protein yang dianjurkan sebanyak 10-15 % dari 200 kkal yaitu sekitar 20-30 kkal/hari,dapat dipenuhi dari daging ayam 30-40 gram (1 potong sedang),atau 30-45 gram ikan (1/3 ptg sdg) atau 1 butir telur ayam.Sedangkan untuk bayi 9-11 bulan,membutuhkan tambahan energi dari MPASI sebanyak 300 kkal, porsi protein yang dianjurkan sekitar 30-45 kkal/hari , bisa bersumber dari;45-60 gram daging ayam (1-1,5 ptg sdg) atau 35-50 gram hati ayam(1-1,5 ptg sdg) atau 45-60 gram ikan, atau 1-1,5 butir telur ayam perhari. Untuk anak usia 12-23 bulan, membutuhkan energi dari MPASI sebanyak 550 kkal, komposisi protein yang dianjurkan ; 80-120 gram daging ayam(2-3 ptg sdg) atau 80-120 gram ikan atau 2-3 butir teluar ayam perhari.

BACA JUGA:  Upaya Melibatkan Siswa Sebagai Agent Of Change Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting Di Kabupaten Gianyar

Untuk mencapai pertumbuhan yang baik, bayi dan anak memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan seoptimal mungkin, sehingga terbebas dari masalah stunting. Nutrisi terbaik bayi pada usia 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. Setelah usia bayi menginjak 6 bulan ASI saja tidak cukup, untuk itu berikan Makanan Pendamping ASI sesuai syarat atau anjuran.Komposisi menu utama MPASI diupayakan menggunakan sumber protein hewani dengan porsi sesuai dengan usia anak.

 

Referensi:

  • Kementerian Kesehatan RI, 2020, Materi Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak
  • Rita Ramayulis, 2016, 100 Menu untuk Optimalkan Pertumbuhan dan Kecerdasan Bayi dan Anak, Kompas Gramedia,Jakarta
  • Kemenkes RI, 2023, Buku Resep Makanan Lokal Bayi, Balita dan Ibu Hamil
  • https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/amankah-double-protein-hewani-pada-menu-mpasi-bayi-20EsRyQe3
  • Survei Kesehatan Indonesia (SKI), Dalam Angka, Tahun 2023

Ditulis Oleh:

I G.A. Ari Widarti,DCN,M.Kes

(Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar)

.

Bagikan: