HAKAN Gelar Diskusi Interaktif Kewarganegaraan dan Tantangan Dalam Perspektif Kebangsaan
OJK Provinsi Bali Ajak Media Kunjungi Kelompok Petani Bawang di Desa Songan
Letternews.net — Sektor pertanian menjadi perhatian serius Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali untuk menghidupkan perekonomian warga Bali selain sektor pariwisata. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Bali yang mendiversifikasi sektor-sektor selain pariwisata. Sebagai bentuk langkah nyata, Ketua OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu mengunjungi petani bawang merah di Banjar Dalem Songan B, Kintamani Kabupaten Bangli, Senin (11/12/2023).
Ikut mendampingi kunjungan Puji Rahayu, Kepala cabang BPD Bangli Ida Bagus Purwa Pidada, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangli, Kadek Sri Muliani.
Lebih lanjut, Kristianti Puji Rahayu menyampaikan OJK Provinsi bali berkeinginan mengorkestrasikan apa yang ada dalam Kredit Pembiayaan Sektor Prioritas (KPSP), dan yang terpenting ada pendampingan.
“Khususnya disini sudah akses pembiayaan dari BPD Bali dan pendampingan. Kita berikan literasi keuangannya,” ungkapnya
Menurutnya pembinaan yang dilakukan kepada petani bawang di Desa Songan belum selengkap seperti yang sudah dilakukannya di daerah Tabanan.
“Seperti yang kita sudah dilakukan di Tabanan, ada Opteker pemberdayaan BUMDES, dan BUMDES bisa memberikan pupuk, semprotan sampai kemudian membeli barang,” ujarnya
Tambah Kristrianti, petani bawang di Songan berpikirnya sudah jauh kedepan, dimana diungkapkan oleh petani akan menggunakan Storage untuk penyimpanan hasil panen bawangnya, namun menurutnya penggunaan Storage biayanya cukup tinggi sedangkan untuk penggunaan Springkle bisa diupayakan dalam waktu tidak terlalu lama.
“Hasilnya bisa dilihat tadi, kalau tidak pakai springkle, satu kali panen harus mengolah tanah lagi. Tapi dengan menggunakan springkle tidak sampai 4 kali harus mengolah,” ucapnya
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Ternak Sejati Banjar Dalem Songan Ketut Lama mengutarakan ketika petani bawang menggunakan springkle keunggulannya penanaman bisa dilakukan tiga sampai empat kali berturut-turut tanpa harus mengolah tanah.
“Malahan penanaman yang ke satu, kedua dan ketiga itu yang bagus hasilnya,” ucapnya
Lama juga mengungkapkan masih ada sebagian lahan yang belum menggunakan Springkle dan penyemprotannya masih secara manual, sehingga setiap panen tanah harus di olah kembali.
“Penyemprotan springkle tidak seperti penyiraman dengan tangan, kalau siram dengan tangan, cepat menggumpal tanahnya, sedangkan springkle agak seperti hujan gerimis-gerimis, akhirnya selama tanaman ada, tanahnya lebih gembur,” tandasnya. (LN/HUM)