Tertimpa Pohon Tumbang di Monkey Forest 2 WNA Meninggal Dunia
Gus Martin: Minimnya Minat Penulis Sastra Naskah Drama
Letternews.net — Masih sedikitnya minat penulis dan sastrawan muda menjadi penulis naskah drama menjadi satu pemikiran buat sosok Ida Bagus Martinaya alias Gus Martin,61.
“Bisa dihitung dengan jari yang menulis naskah drama (di Bali). Kalau ada pementasan pasti naskah-naskah lama yang dipakai, tidak ada naskah-naskah baru. Harapan saya itu supaya banyak ada penulis naskah drama,” kata Gus Martin kepada NusaBali, Senin (7/11).
Naskah drama, kata Gus Martin, merupakan faktor yang mendasar dari sebuah pementasan drama teater. Tanpa naskah yang jelas, tidak akan pernah ada pementasan teater yang sukses. Karenanya penulis naskah drama menjadi sosok yang sangat penting perannya dalam pementasan teater. “Teater di Bali juga cukup ajeg yang tentunya membutuhkan naskah drama,” tambah pendiri Sanggar Teater Agustus ini.
Tidak hanya melaksanakan seminar, Gus Martin juga membagikan naskah dramanya kepada publik melalui dua buku naskah dramanya berjudul ‘Peti’ (2008) dan ‘Rahu’ (2020). Peti berisi empat buah naskah drama, sementara Rahu berisikan lima buah naskah. Naskah-naskah yang ditampilkan merupakan karya-karyanya sejak 1980-an hingga naskah-naskah yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir. Buku Gus Martin banyak diapresiasi mengingat masih jarangnya beredar buku naskah drama.
Buku Rahu bahkan baru saja dianugerahi ‘Penghargaan Sastra’ 2022 kategori Naskah Drama oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pengumumannya bertepatan Hari Sumpah Pemuda ke-94, 28 Oktober 2022 lalu.
Gusti Martin menuturkan, sepanjang perjalanan seninya membuat naskah drama sejak 1980-an, ada puluhan naskah drama yang tidak sempat didokumentasikan dengan baik, termasuk naskah drama televisi. Syukur beberapa naskah masih bisa diterbitkan.
Gus Martin menyebut, sebuah naskah drama dalam pementasan teater modern adalah sebuah keniscayaan. Berbeda dengan drama tradisional yang bisa hanya mengandalkan skenario, teater modern sangat bergantung dengan plot yang ada pada naskah drama, sehinggga menjadi pementasan yang baik, terencana, dan terukur. “Teater modern tidak boleh ngawur, cuma improvisasi, tidak bisa seperti itu,” kata peraih Anugerah Bali Jani Nugraha 2020 ini. (LN/cr78/NB)