Tertimpa Pohon Tumbang di Monkey Forest 2 WNA Meninggal Dunia
Edukasi Gizi Dan Pendampingan Kader Dalam Penyusunan Menu Sehat Bagi Lansia Di Kelurahan Peguyangan Denpasar
Letternews.net — Proses menua bukanlah suatu penyakit, tapi merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap orang. Cepat atau lambatnya proses menua tersebut tergantung pada setiap individu dan pola hidup sehat yang diterapkannya. Proses menua mengakibatkan terjadi penurunan kemampuan fisik dan fisiologis yang berdampak pada psikologis dan mental lansia. Salah satu kemunduran fisik yang sering terjadi pada lansia adalah kemunduran sistem kardiovaskuler yang berdampak pada meningkatnya tekanan darah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga dan menerapkan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang, olahraga/aktivitas fisik secara teratur, dan istirahat yang cukup. Pengabdian yang dilakukan sebagai bagian dari penerapan pola hidup sehat adalah memberikan edukasi gizi dan pendampingan kepada kader dalam penyusunan menu sehat bagi lansia.
Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi gizi dan pendampingan pada kader lansia dalam penyusunan menu sehat bagi lansia sehingga kader bisa mengajarkan lansia maupun keluarganya dirumah dalam menyiapkan hidangan sehari-hari yang sehat dan bergizi serta aman dikonsumsi oleh lansia sehingga dapat menurunkan kejadian hipertensi.
Pengabdian ini melibatkan 39 orang kader lansia di lingkungan Kelurahan Peguyangan Denpasar Utara. Kader diberikan edukasi gizi mengenai menu seimbang, diet pembatasan garam dan lemak serta praktek membuat menu seimbang yang sehat bagi lansia. Untuk mengetahui efektifitas program, dilakukan pendataan terhadap pengetahuan kader tentang gizi seimbang, diet pembatasan garam dan lemak, serta penilaian terhadap kemampuan kader menyiapkan menu seimbang bagi lansia sebelum dan setelah pemberian program diterapkan. Data yang diperoleh selanjutnya disajikan secara deskriptif dengan membandingkan perbedaan data sebelum dan setelah penerapan program.
Hasil pengabmas mendapatkan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan subjek sebelum dan setelah diberikan edukasi. Pengetahuan subjek tentang gizi seimbang meningkat 102,1%, diet rendah garam meningkat 92,9%, diet rendah lemak meningkat 78,1% dan rata-rata pengetahuan secara keseluruhan meningkat 89,4%. Sebelum diberikan edukasi dan pendampingan, sebagian besar nilai subjek dalam katagori kurang dan cukup, tidak ada yang katagori baik, setelah diberikan edukasi dan pendampingan, nilai subjek menjadi cukup dan baik, tidak ada nilai katagori kurang.
Bagi kader lansia supaya menerapkan pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti edukasi dan pendampingan, pada lansia di wilayahnya masing-masing dan bagi pihak kelurahan supaya mendukung kader lansia dalam menerapkan programnya sehingga pengetahuan yang diperoleh kader dalam mengikuti pendampingan tersampaikan dengan baik kepada lansia.
Setiap orang ingin menikmati masa tua yang sehat dan bahagia, akan tetapi banyak orang yang mengalami sakit dan sampai meninggal tanpa dapat menikmati masa tuanya. Proses menua bukanlah suatu penyakit, tapi merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap orang. Cepat atau lambatnya proses menua tersebut tergantung pada setiap individu dan pola hidup sehat yang diterapkannya. Menua selanjutnya disebut lanjut usia menurut Undang-Undang RI NO 13 Tahun 1998 dan WHO disebut sebagai penduduk lanjut usia (lansia) adalah mereka yang berusia ≥ 60 tahun (Nugroho, 2008 dan Sunaryo, dkk., 2016).
Pada masa tua terjadi proses perubahan berupa kemunduran-kemunduran seperti kulit menjadi lebih tipis dan tidak elastis, rambut rontok dan warnanya mulai memutih, jumlah otot berkurang, otot-otot jantung mengalami degeneratif, pembuluh darah mengalami kekakuan (arteriosklerosis), tulang menjadi keropos (osteoporosis), menurunnya daya ingat, penglihatan dan pendengaran mulai berkurang, kemunduran kemampuan fisik, dan kemunduran keadaan kesehatan. Kemunduran-kemunduran yang dialami lansia sering menyebabkan permasalahan fisik dan psikologis bagi lansia seperti lansia menjadi depresi, kecemasan berlebihan, insomnia, paranoid, dan mudah terkena gangguan kesehatan (Sunaryo, dkk., 2016).
Salah satu kemunduran fisik yang sering terjadi pada lansia adalah kemunduran sistem kardiovaskuler. Perubahan fisik lansia pada sistem kardiovaskuler akan berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Pada lansia katup jantung mulai menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% per tahun, berkurangnya curah jantung, berkurangnya denyut jantung terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningkat akibat resistensi pembuluh darah perifer (Mubarak, 2006). Disebutkan bahwa sekitar 60% lansia akan mengalami peningkatan tekanan darah setelah berusia 75 tahun (Nugroho, 2008).
Jumlah penduduk lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia, dan menurut sensus penduduk tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia sebanyak 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk), sedangkan populasi lanjut usia Kota Denpasar lebih tinggi dari persentse nasional yaitu 9,8% (Sunaryo, dkk., 2016). Jumlah penduduk lansia diperkirakan akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 diperkirakan mencapai 36 juta jiwa (Kemenkes RI, 2013). Usia harapan hidup Kota Denpasar lebih tinggi dari angka nasional yang sudah mencapai 72,1 tahun (Sunaryo, dkk., 2016). Kondisi ini mengakibatkan anggaran pertahun untuk perawatan kesehatan lansia semakin meningkat. Keluhan penyakit dan biaya pengobatan ini dapat dikurangi dan dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat salah satunya adalah mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi bagi lansia dengan pembatasan asupan garam dan lemak.
Hasil penelitian Meldayanti tahun 2022 di Kota Denpasar mendapatkan 48,4% sampel yang diteliti mengalami hipertensi systole dari derajat ringan sampai berat, 46,2% mengalami hipertensi diastole dari derajat ringan sampai berat, 16,1% sampel dengan konsumsi natrium tergolong beresiko, dan 22,5% sampel dengan aktivitas fisik tergolong kurang. Dari hasil penelitian tersebut, dilakukan edukasi gizi dan pendampingan pada kader lansia dalam penyusunan menu sehat bagi lansia sehingga kader bisa mengajarkan lansia maupun keluarganya dirumah dalam menyiapkan hidangan sehari-hari yang sehat dan bergizi serta aman dikonsumsi oleh lansia sehingga dapat menurunkan kejadian hipertensi.
Kegiatan pengabmas berupa Edukasi Gizi dan Pendampingan Kader Dalam Penyusunan Menu Sehat Bagi Lansia di Kelurahan Peguyangan Denpasar dilaksanakan sebanyak dua kali yakni tanggal 5 dan 14 Juli 2023. Data awal meliputi pengetahuan kader tentang gizi seimbang, diet pembatasan garam, diet pembatasan lemak, dan kemampuan kader dalam menyajikan porsi menu seimbang bagi lansia yang diukur sebelum dan setelah kegiatan edukasi dan pendampingan. Hasil yang disajikan dalam laporan ini adalah gambaran/karakteristik subjek dan pengetahuan subjek sebelum dan setelah pemberian edukasi dan pendampingan.
Karakteristik Subjek
- Umur, Hasil pendataan mendapatkan rata-rata umur subjek adalah 46,4 tahun yang semuanya berjenis kelamin Perempuan. Selengkapnya diuraikan pada Gambar 1.
- Tingkat Pendidikan, Hasil pendataan terhadap tingkat Pendidikan subjek diperoleh data sebagai berikut.
- Pekerjaan, Hasil pendataan terhadap pekerjaan subjek diperoleh data sebagai berikut
- Nilai Pengetahuan subjek sebelum dan setelah edukasi Pengetahuan subjek tentang Diet Gizi Seimbang, Diet Rendah Lemak, dan diet Rendah Garam didata menggunakan kuesioner. Subjek mengisi sendiri jawaban yang dianggap benar didampingi oleh mahasiswa. Nilai pengetahuan yang diperoleh, selanjutnya dicari rata-rata, simpang baku, nilai minimun dan maksimunya, selengkapnya disajikan pada Tabel 1.
- Katagori Pengetahuan sebelum dan setelah Edukasi. Nilai pengetahuan subjek tentang Diet Gizi Seimbang, Diet Rendah Lemak, dan diet Rendah Garam selanjutnya dikatagorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1 menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan subjek sebelum dan setelah diberikan edukasi. Pengetahuan subjek tentang gizi seimbang meningkat 102,1%, diet rendah garam meningkat 92,9%, diet rendah lemak meningkat 78,1% dan rata-rata pengetahuan secara keseluruhan meningkat 89,4%.
Tabel 2 menunjukkan sebelum diberikan edukasi dan pendampingan, sebagian besar nilai subjek dalam katagori kurang dan cukup, tidak ada yang katagori baik. Katagori kurang pada pengetahuan gizi seimbang 84,6%, diet rendah garam 97,4%, diet rendah lemak 64,1%, dan total nilai pengetahuan 92,3%. Setelah diberikan edukasi dan pendampingan, nilai subjek menjadi cukup dan baik, tidak ada nilai katagori kurang. Nilai subjek dalam katagori baik yakni pengetahuan gizi seimbang 48,7%, diet rendah garam 82,1%, diet rendah lemak 71,8%, dan total nilai pengetahuan 82,1%.
Dari pemaparan pada bagian hasil, dapat disimpulkan:
- Rata-rata nilai pengetahuan subjek tentang gizi seimbang meningkat 102,1% dari 37,7 menjadi 76,2.
- Rata-rata nilai pengetahuan subjek tentang diet rendah garam meningkat 92,9% dari 46,5 menjadi 89,7
- Rata-rata nilai pengetahuan subjek tentang diet rendah lemak meningkat 78,1% dari 49,7 menjadi 88,5
- Rata-rata nilai pengetahuan subjek secara keseluruhan meningkat 89,4% dari 44,2 menjadi 83,7
- Sebelum diberikan edukasi dan pendampingan, sebagian besar nilai subjek dalam katagori kurang dan cukup, tidak ada yang katagori baik.
- Setelah diberikan edukasi dan pendampingan, nilai subjek menjadi cukup dan baik, tidak ada nilai katagori kurang.
Beberapa hal yang bisa disarankan adalah:
- Bagi kader lansia supaya menerapkan pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti edukasi dan pendampingan, diterapkan pada lansia di wilayahnya masing-masing.
- Bagi pemuka masyarakat/pihak kelurahan supaya mendukung kader lansia dalam menerapkan programnya sehingga pengetahuan yang diperoleh kader dalam mengikuti pendampingan tersampaikan dengan baik.
Ditulis Oleh:
Dr. Ni Nengah Ariati, SST.M.Erg/4018117301
G.A Dewi Kusumayanti, DCN.M.Kes/4026046602
I Gusti Agung Ari Widarti, DCN.M.Kes/4021096301
Ni Made Ayu Suastiti, SKM.M.Kes
IGA Komang Widiastuti, SST.M.Kes