Tertimpa Pohon Tumbang di Monkey Forest 2 WNA Meninggal Dunia
ASITA Bali Bersatu, Pariwisata Bangkit
Letternews.id — ASITA Bali Bersatu, Pariwisata Bangkit, DPD ASITA Bali memperingati 51 Tahun ASITA secara sederhana. Hari ini (7 Januari) tumpengan di sekretariat DPD ASITA Bali. Dirangkaikan dengan acara bersepeda dari Desa Kayu Putih – ke Mengwi pada 8 Januari, eksplore Desa Cau, Blayu pada 12 Januari dan puncak acara bagi seluruh anggota DPD ASITA Bali, 15 Januari di Sanur.
Dalam 51 tahun keberadaan ASITA, anggota masih berkomitmen menjalankan fungsi, tugas, kewajiban sebagai usaha jasa kepariwisataan di Bali. Salah dua fungsi tugas dan kewajiban itu adalah menggali potensi destinasi, mendampingi, mengembangkan, memasarkan ke pasar wisata.
Serangkaian HUT ke-51 di tahun 2022 digelar aktifitas olahraga badminton, wisata bersepeda dan mengeksplore Desa Cau, Blayu, Tabanan dengan trekking dan parade berbecak yang diperkuat dengan diskusi produk wisata bersama Pokdarwis Cau.
Tercatat Desa Cau Belayu ditetapkan sebagai desa wisata dengan Keputusan Bupati Tabanan pada tanggal 19 Agustus 2020. Dan mendapat pendampingan dari kampus PoltekPar Bali dalam program CHSE, teknik pemasaran digital dengan membuat video promosi desa wisata. Desa Cau Belayu memiliki potensi dan peluang dalam industri pariwisata seperti terdapatnya daya tarik Air Terjun Tukad Pengempu. Juga didukung aksesibilitas yang sangat baik dan dekat dengan daya tarik wisata popular Sangeh Monkey Forest. Hal ini dapat dimanfaatkan menjadi spektrum pemasaran Desa Wisata Cau Belayu.
Sebagai duta pengembangan industri pariwisata yang merancang paket-paket wisata dengan merangkai sejumlah aktivitas wisata, melibatkan destinasi, objek- objek layak kunjung dan memadupadankannya dengan produk pendukung lainnya; ASITA juga merasa layak mendampingi dan memasarkan Desa Cau sebagai desa wisata.
BBTF dan Portal ASITA Memasuki tahun ke 51 dan tahun ke tiga masa pandemic COVID-19, keanggotaan DPD ASITA Bali, masih diangka 406 anggota. Sampai saat ini belum ada anggota yang secara resmi mengundurkan diri, berharap dapat bertahan di tahun 2022. ASITA juga mendata kerugian yang dialami anggota akibat pandemi pada tahun 2020 sebesar 5 triliun rupiah. Selanjutnya, kinerja bisnis makin melemah.
Pandemi juga mengakibatkan terjadinya shifting market mancanegara ke pasar domestic, namun peluang pasar belum tertangani dengan baik. Asosiasi pun belum mencatat laporan kinerja bisnis, anggota yang melayani pasar domesti.
ASITA berharap pemerintah pusat memperlakukan Bali dengan strategi berbeda dengan daerah lain. Pasalnya Bali memiliki perbedaan kinerja perekonomiannya dengan daerah-daerah lain di Indonesia, sehingga menyamaratakan kebijakan penanganan krisis kepariwisataan menjadi boomerang bagi Bali. Terlebih dengan arus pergeseran pasar wisata ke depan, diperlukan kebijakan yang berpihak pada pebisnis lokal.
Sebagai wadah pebisnis biro perjalanan wisata, ASITA berharap pemerintah mempertimbangkan gimmick peraturan masuk Indonesia dari beberapa departemen, hal karantina, visa masuk, aturan rute penerbangan, sebagai contoh. Pasalnya, pembukaan gerbang masuk harus diimbangi kemudahan peraturan ikutannya. Yang pasti dalam situasi kurang kondusif dan sangat dinamis ini, DPD ASITA Bali tetap fokus menjalankan ajang travel mart BBTF dan memantapkan portal digitalisasi ASITA Bali. (ana)