Waspada! Terorisme Pindah ke Smartphone Anak: Polri Ungkap 110 Anak Usia Sekolah di 23 Provinsi Terpapar Jaringan Radikal Lewat Game Online dan Medsos

 Waspada! Terorisme Pindah ke Smartphone Anak: Polri Ungkap 110 Anak Usia Sekolah di 23 Provinsi Terpapar Jaringan Radikal Lewat Game Online dan Medsos

Foto: Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko

JAKARTA, Letternews.net – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkapkan pola rekrutmen jaringan terorisme kini telah bergeser secara senyap ke ruang digital, secara masif menargetkan anak-anak dan pelajar melalui platform daring.

BACA JUGA:  Tahun 2022 BNNK Denpasar Ungkap 4 Kasus Penyalahgunaan

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan temuan ini sangat serius. Data Densus 88 menunjukkan, ada 110 anak dalam rentang usia 10–18 tahun di 23 provinsi yang diduga telah terpapar dan masuk dalam radar jaringan terorisme.

Rekrutmen ini dilakukan sepenuhnya di dunia maya, memanfaatkan media sosial, game online, aplikasi pesan instan, hingga situs tertutup sebagai sarana indoktrinasi.

BACA JUGA:  Ketua Kwarda Bali, Cok Ace Hadiri Muscab Gianyar Tekankan Peningkatan Kualitas Pembinaan

Eksploitasi Celah Emosional Anak Rentan

Trunoyudo menjelaskan bahwa pelaku terorisme mengeksploitasi celah emosional pada anak yang rentan secara psikologis. Pelaku memulai dengan pendekatan emosional dan memberikan perhatian semu, sebelum secara bertahap memasukkan narasi ekstrem.

Faktor kerentanan utama anak yang sering menjadi sasaran meliputi:

  • Korban bullying dalam status sosial.

  • Broken home dan kurangnya perhatian keluarga.

  • Fase pencarian identitas jati diri.

BACA JUGA:  Forum LLAJ Kota Denpasar Koordinasi Penataan Terintegrasi Kawasan Pasar Sanglah untuk Atasi Kemacetan

Polri telah merespons cepat ancaman ini. Pada 17 November 2025, dua tersangka dewasa yang diduga menjadi aktor utama perekrut dan pengendali jaringan online ini telah ditangkap. Penindakan ini menunjukkan komitmen Polri untuk memutus rantai rekrutmen yang kini menjadikan smartphone sebagai pintu masuk utama radikalisme.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: