Kemenperin Gandeng Bank BPD Bali Salurkan Kredit Padat Karya untuk IKM

 Kemenperin Gandeng Bank BPD Bali Salurkan Kredit Padat Karya untuk IKM

Foto: Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Direktur Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma dan Gubernur Bali, Wayan Koster saat sosialisasi di Denpasar

Denpasar, Letternews.net – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) di Bali, bekerja sama dengan Bank BPD Bali. Program ini dirancang untuk memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM) yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, sekaligus menjadi insentif ekonomi dari pemerintah pusat.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa KIPK menawarkan pinjaman dengan plafon hingga Rp10 miliar dan tenor hingga delapan tahun, dengan subsidi bunga sebesar 5%.

“Program KIPK ini merupakan program insentif ekonomi pemerintah pusat. Kemenperin menjadi leading sector karena memang yang kita sasar adalah industri padat karya,” kata Menperin Agus saat sosialisasi di Denpasar pada Kamis (4/9).

BACA JUGA:  Mayjen TNI Sonny Aprianto, Kunjungi Pura Ulun Danu Batur

Perluasan Target dan Transformasi Ekonomi

Meskipun saat ini program KIPK mensyaratkan minimal 50 tenaga kerja, Menperin Agus membuka peluang untuk menyempurnakan skema pada tahun 2026. Hal ini dilakukan agar program dapat menjangkau lebih banyak sektor di Bali, sesuai masukan dari Gubernur Bali.

Secara simbolis, Bank BPD Bali menyalurkan perdana KIPK kepada tiga pelaku industri, yaitu CV Pelangi (makanan), Dian’s Rumah Songket dan Endek (tekstil), dan CV Bali Tedung Nusa Island (furnitur).

Direktur Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, menegaskan komitmennya untuk mendukung program ini demi transformasi ekonomi Bali. “IKM adalah bagian dari upaya membangkitkan ekonomi Bali sekaligus menyerap tenaga kerja,” ujarnya. Saat ini, Bank BPD Bali memiliki 11 calon debitur yang sedang dalam proses pengajuan KIPK.

BACA JUGA:  Presiden Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional

Gubernur Bali, Wayan Koster, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyatakan bahwa masalah permodalan selama ini menjadi kendala utama bagi IKM untuk berkembang.

“Dengan adanya kredit yang disubsidi 5 persen, ini akan memacu pertumbuhan IKM di Bali. UMKM yang kecil bisa meningkat jadi menengah, yang menengah bisa tumbuh lebih besar,” pungkas Koster.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: