Warna-Warni Imajinasi Anak SD Ramaikan PKB ke-47 Teknik “Dusel” hingga “Cukil” Meledak di Atas Kertas

 Warna-Warni Imajinasi Anak SD Ramaikan PKB ke-47  Teknik “Dusel” hingga “Cukil” Meledak di Atas Kertas

Foto: Ratusan siswa SD ramaikan PKB ke-47 dalam lomba mewarnai.

Denpasar, Letternews.net — Panggung seni rupa anak-anak membuncah di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47. Ratusan siswa setingkat Sekolah Dasar, Minggu (22/6), menyulap halaman depan Gedung MMBG Taman Budaya Bali jadi lautan warna dalam lomba mewarnai (Wimbakara Mewarnai).

BACA JUGA:  Atasi Gizi Buruk, Program Makan Bergizi Gratis Disambut Antusisas Warga Karangasem Bali

Dengan semangat tak tertandingi, para bocah menorehkan krayon, pensil warna, bahkan teknik lanjutan seperti dusel dan cukil di atas gambar yang sama. Walau tema dan motif telah ditentukan, tiap anak menunjukkan sentuhan personal yang mencerminkan daya imajinasi dan kebebasan berekspresi khas dunia kanak-kanak.

Tak ada beban, tak ada ragu. Goresan tangan kecil mereka tegas dan berani. Ada yang menonjolkan gradasi lembut dengan teknik dusel, menciptakan efek halus dan kesan tiga dimensi. Ada pula yang menerapkan teknik cukil, mengikis bagian permukaan warna untuk mengungkap lapisan warna di bawahnya — hasilnya mencolok, eksploratif, dan artistik.

“Teknik mereka luar biasa untuk ukuran anak-anak. Ini bukan sekadar mewarnai, ini panggung ekspresi dan keberanian visual,” puji Ketua Dewan Juri, Dr. Drs. I Made Ruta, M.Si, didampingi juri Dewa Putu Gede Budiarta, S.Sn., M.Sn dan Dra. Ni Made Purnama Utami.

BACA JUGA:  Sambut 25 Tahun, Ini yang Dilakukan Acer Indonesia

Menurutnya, para peserta kemungkinan besar sudah dibina di sanggar-sanggar seni atau komunitas lukis sejak dini. “Dari cara mereka menggores, sudah terasa punya dasar yang kuat. Pilihan warnanya pun berani dan segar — antara realis dan naif. Dunia anak-anak memang ajaib, polos tapi dalam,” lanjutnya.

Salah satu peserta, Putu Baskara Raynatta asal Denpasar, mengaku sudah mempersiapkan diri dengan latihan rutin. “Saya bawa krayon, penghapus, saputangan, sampai kuas kecil untuk membersihkan sisa warna. Biar rapi dan tidak berantakan,” ujar siswa kelas IV SD Tulang Ampiang itu.

BACA JUGA:  Pengda JMSI Bali Diganjar Penghargaan Pengurus Daerah Terbaik

Lomba ini bukan hanya soal menang atau kalah, tapi panggung lahirnya seniman-seniman masa depan. Kreativitas, teknik, keberanian berekspresi — semua menyatu dalam kertas, krayon, dan semangat.

PKB bukan hanya milik maestro. Di tangan anak-anak ini, seni warna justru menemukan napas baru.

Editor: Lil

.

Bagikan: