Dosen Unmas Denpasar Menyerahkan BanSaPras Program Pengabdian Masyarakat Berkolaborasi Dengan Bupati Bangli

 Dosen Unmas Denpasar Menyerahkan BanSaPras Program Pengabdian Masyarakat Berkolaborasi Dengan Bupati Bangli

Foto: Rektor Unmas, yang diwakili oleh Dr. Dra. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si.

Letternews.net — Dosen Universitas Mahasaraswati Denpasar melaksanakan program pengabdian masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK). Pendanaan yang diberikan merupakan  Bantuan Sarana dan Prasarana (BanSaPras) Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) diberikan kepada empat kelompok yakni: Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Dukuh Gangga Sedana, Kelompok Koiyogan Kozoku Rana, Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklasar) Agung Boga Sari, Kelompok Subak Uma Jero pada Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.

BACA JUGA:  Unmas Denpasar Kembangkan Rodentisida Nabati Berbasis Organik untuk Kendalikan Hama Tikus di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Bangli

Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam upaya mendorong penguatan kelembagaan kelompok mitra dengan prinsip green economy yang tidak hanya mengedepankan sustainability (keberlanjutan), tetapi juga inclusive growth (pertumbuhan inklusif), di mana pelestarian lingkungan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat berjalan secara bersamaan. Kegiatan ini juga diapresiasi sekaligus  dihadiri Bupati Bangli, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Kepala Desa (Perbekel) Kecamatan Bangli, Ketua Kelompok Mitra Pertanian dan Perikanan , serta Perwakilan Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar. Selanjutnya, dalam kegiatan penyuluhan dan pendampingan dibina oleh Ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat pada empat kelompok ini yakni: Dr. Drh. Nyoman Yudiarini, S.KH., M.Agb., Dr. Ida Ayu Made Susanti, S.P., M.Agb. Luh Putu Kirana Pratiwi, S.P., M.Agb., Ni Putu Anglila Amaral, S.P., M.MA.

BACA JUGA:  Unmas Denpasar Kembangkan Rodentisida Nabati Berbasis Organik untuk Kendalikan Hama Tikus di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Bangli

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) mengambil langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan. Salah satu upaya utamanya adalah memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan dengan mengembangkan produk organik seperti pupuk, biopestisida, pelet, probiotik, serta makanan olahan yang berbasis limbah pertanian, hama ikan, dan gulma. Pendekatan zero waste ini menekankan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru. Selain itu, program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga memastikan proses yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan bahan organik dan limbah, kualitas tanah dan air tetap terjaga, sambil mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat merusak ekosistem.

BACA JUGA:  Unmas Denpasar Kembangkan Rodentisida Nabati Berbasis Organik untuk Kendalikan Hama Tikus di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Bangli

Rektor Unmas, yang diwakili oleh Dr. Dra. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si., menyatakan bahwa penggunaan biopestisida dan pupuk organik turut berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga membantu melawan perubahan iklim dan pemanasan global, sejalan dengan prinsip ekonomi hijau. Selain itu, pemanfaatan limbah untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkaya nilai ekonomi produk tersebut. Dampaknya, pendapatan petani meningkat, yang pada akhirnya mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Penggunaan tanaman lokal yang kaya nutrisi juga menjadi wujud nyata dari upaya melestarikan keanekaragaman hayati, memperlihatkan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, kata Diah Yuniti, saat dikonfirmasi, Sabtu (21/9/2024).

BACA JUGA:  Pangdam Zamroni Berikan Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa Unmas Denpasar

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Ir. I Wayan Sarma, menyampaikan bahwa selama ini Danau Batur menjadi pusat pengembangan budidaya perikanan di daerah tersebut. Namun, setelah terbitnya Perpres Nomor 60 Tahun 2021 tentang prioritas danau nasional, Danau Batur tak lagi bisa dijadikan andalan utama untuk sektor perikanan. “Kita harus mulai beralih dari budidaya di badan air ke darat,” ujarnya. Beberapa metode alternatif yang kini diterapkan meliputi sistem budidaya bioflok untuk lele dan nila, pemanfaatan lahan melalui sistem minapadi, serta diversifikasi usaha perikanan dengan pengembangan ikan hias maskoki Bali. Anggaran untuk program ini bersumber dari APBD melalui Dana Bagi Hasil (DBH) Perikanan. Sejumlah kelompok pembudidaya ikan yang menerima bantuan sarana dan prasarana (BanSaPras) antara lain: Pokdakan Koiyogan Kazoku Rana, Pokdakan Pande Mesari, Pokdakan Kembang Nadi Rahayu, dan Pokdakan Amerta Yasa yang tersebar di Kabupaten Bangli.

BACA JUGA:  Pria Asal Probolinggo Masuk Sumur Ditemukan Meninggal Dunia

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Artha, S.E., memiliki pandangan tegas terkait pertanian dan perikanan berkelanjutan dalam kerangka green economy. Ia menekankan pentingnya pengembangan sektor pertanian dan perikanan yang ramah lingkungan serta bernilai tambah. Menurutnya, upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian alam dan sumber daya daerah. Pembangunan berkelanjutan, menurutnya, harus mengadopsi metode yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, biopestisida, serta praktik budidaya yang efisien dalam penggunaan air dan lahan. Inovasi seperti minapadi dan budidaya bioflok menjadi perhatian khusus karena tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong pengelolaan limbah yang baik dan menekan emisi gas rumah kaca, ungkapnya.

BACA JUGA:  Meningkatkan Keuntungan Poklahsar Agung Boga Sari Melalui Penyuluhan dan Pendampingan Tentang Analisis Usaha Tani

Lebih lanjut, Bupati menekankan bahwa peningkatan nilai tambah produk, terutama melalui pemanfaatan limbah pertanian dan perikanan, menjadi kunci untuk memperkuat pendapatan petani dan nelayan. Dengan cara ini, potensi ekonomi daerah bisa meningkat tanpa mengorbankan lingkungan. Pandangan ini sejalan dengan konsep green economy, yang berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemimpin lokal, pakar, dan masyarakat dalam menerapkan praktik ramah lingkungan, yang diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada input kimia, mengoptimalkan budidaya berkelanjutan, serta menekan biaya produksi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Ditulis Oleh :

Tim Pengabdian Masyarakat

 

.

Bagikan: