Grace Natalie, Isu Dinasti Tidak Membuahkan Hasil Yang Diinginkan

 Grace Natalie, Isu Dinasti Tidak Membuahkan Hasil Yang Diinginkan

Foto: Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie

Letternews.net — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai saat ini publik tidak begitu peduli dengan isu politik dinasti dan penghianatan. Grace menilai isu itu dilempar sebagai salah satu upaya kontestan untuk memenangkan pertandingan pemilu.

“Kalau dikatakan pemilih itu tidak peduli atau ada sabotase dan sebagainya, saya melihatnya dari survei ini terlihatnya bahwa pemilih kita itu justru semakin cerdas melihat bahwa ini kita sedang ada dalam sebuah kontestasi, sebuah perlombaan, di mana perlombaan ini sudah dimulai,” kata Grace dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia secara virtual, Minggu (12/11/2023).

BACA JUGA:  Bali Internet Dukung Pelestarian Budaya Kolaborasi Dengan STT Meleleh Pemecutan Saat Ngerupuk tahun 2024

Grace kemudian menyinggung pihak yang kerap melemparkan isu politik dinasti hingga mengubah undang-undang. Menurutnya, publik telah memahami bahwa isu itu dilemparkan untuk memperoleh dukungan.

“Oleh karenanya manuver dari semua peserta harus dibaca sebagai upaya untuk memenangkan perlombaan, jadi ternyata isu yang kerap dimainkan oleh kubu tertentu terkait dengan isu dinasti, kemudian isu memainkan mengubah undang-udang, kemudian sampai isu penghianatan itu sudah bisa dibaca oleh pemilih, oleh masyarakat bahwa ini adalah bagian dari upaya para kontestan untuk memenangkan pertandingan,” jelasnya.

“Jadi mereka bisa membaca seperti itu, olah karenanya bukan publik tidak peduli terhadap isu-isu terkait isu apakah hasil MK itu diintervensi atau tidak atau sebagainya, tapi publik sudah bisa memahami bahwa ini adalah sebuah kontestasi,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Wisata Rally Merah Putih Kejurnas dan Fun Putaran III Bali Promosikan Kota Denpasar

Lebih lanjut, Grace menyebut pihak yang melempar itu penghianatan hingga politik dinasti itu tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Hal itu, kata dia, tidak berhasil menurunkan kepercayaan publik terhadap pasangan yang diusung PSI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Oleh karenanya isu dinasti, kemudian isu penghianatan ternyata justru tidak membawa hasil yang diinginkan oleh yang melemparkan isu, tidak berhasil menggiring opini publik untuk kemudian menurunkan kepercayaan mereka pada Prabowo dan Gibran, dan bahkan bisa dikatakan sebagai backfire, menembak kaki sendiri,” sebutnya.

“Justru pihak yang melemparkan isu saat hari ini kalau dipotret dalam survei malah mengalami penurunan dukungan dan yang menikmati kenaikan justru pasangan Mas Anies dan Cak Imin yang duduk tenang-tenang melihat drama sinetron ini bermain,” imbuhnya.

Serangan yang gencar terhadap Prabowo-Gibran itu, menurut Grace, malah membuat pendukung semakin solid. Dia kemudian menyinggung hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo turun tajam.

“Kemudian gencarnya serangan terhadap pasangan Prabowo-Gibran juga termasuk serangan yang begitu kuat terhadap Presiden Jokowi justru membuat pendukungnya semakin solid. Kita lihat orang yang puas terhadap kinerja Pak Jokowi semakin solid meninggalkan pasangan tadi yang terbaca dari survei dalam presentasinya Mas Burhan meninggalkan Pak Ganjar-Mahfud, kemudian solid merapat pasangan Prabowo-Gibran,” pungkasnya.

Hasil Survei Indikator

Sebelumnya Indikator merilis hasil survei mengenai elektabilitas capres dan pasangan calon. Pasangan Prabowo Gibran ada pada posisi pertama dalam survei yang dilakukan 27 Oktober-1 November 2023.

Berikut elektabilitas paslon:

Prabowo-Gibran 39,7%
Ganjar-Mahfud 30%
Anies-Cak Imin 24,4%
Tidak jawab 5,9%

Indikator politik juga melakukan survei elektabilitas capres tanpa pasangan, berikut hasilnya:

Prabowo 40,6%
Ganjar 27,8%
Anies 23,7%
Tidak jawab 7,9%

BACA JUGA:  Prabowo-Gibran Menang Proyek Bandara Bali Utara Jadi Dibangun

Pendiri Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan pada survei kali ini Prabowo masih unggul dibandingkan Anies dan Ganjar. Sementara, Anies dan Ganjar masih terpaut dalam margin of error.

“Kalau kita lihat berdasarkan margin of error Prabowo unggul signifikan dibanding Ganjar dan Anies, jangan lupa margin of error +- 2,9, sementara Mas Anies dan Ganjar perbedaannya dalam margin of error,” kata Burhanuddin dalam rilis survei virtual, Minggu (12/11).

“Jadi berdasarkan survei hari ini kemungkinan masih terbuka dua putaran tetapi putaran kedua kalau itu terjadi dengan asumsi Pak Prabowo tidak berhasil menaikkan suara hingga 50%, itu diperebutkan antara Mas Anjar dan Mas Anies,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Walikota Jaya Negara Buka Talkshow Serangkaian Hakordia Tahun 2024, Gandeng OPD, Desa/Lurah Hingga Desa Adat Teguhkan Budaya Antikorupsi.

Lebih lanjut, Burhanuddin mengatakan elektabilitas Ganjar turun tajam dibanding survei yang dilakukan Indikator sebelumnya. Di sisi lain, elektabilitas Prabowo juga naik.

“Terjadi penurunan tajam Mas Ganjar diikuti oleh kenaikan suara Pak Prabowo, tetapi kenaikan Pak Prabowo tidak setajam penurunan Mas Ganjar,” tutur dia.

Pada survei yang dilakukan Indikator pada 16-20 Oktober lalu, Prabowo memperoleh 37% dan Ganjar 34,8%. Burhanuddin pun menjelaskan alasan elektabilitas Prabowo tak begitu tajam di saat Ganjar turun.

BACA JUGA:  Prabowo-Gibran Komitmen Lanjutkan Program Jokowi

“Jadi kalau misalnya betul Mas Ganjar penurunannya sejauh ini harusnya Pak Prabowo lebih tinggi lagi. Salah satunya karena pendukung lama Pak Prabowo yang pindah ke Anies, undecided juga meningkat, naik sekitar 2%,” tutur dia. (LN/POL)

.

Bagikan: