Yusril Ihza Mahendra Ditetapkan sebagai Ketua Dewan Penasihat PB MABMI

 Yusril Ihza Mahendra Ditetapkan sebagai Ketua Dewan Penasihat PB MABMI

Foto: Prof. Yusril Ihza Mahendar

 

JAKARTA, Letternews.net – Tokoh nasional yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia, Prof. DR Yusril Ihza Mahendra, SH M.Sc, resmi ditetapkan sebagai Ketua Dewan Penasihat Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI).

Penetapan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PB MABMI, Prof DR OK Saidin SHMhum, di Jakarta pada Jumat (26/9). Turut hadir dalam penyerahan Surat Keputusan (SK) tersebut Sekretaris Jenderal PB MABMI DR Milhan Yusuf, Datuk Adil Freddy Haberham, dan Asro Kamal Rokan.

Yusril, putra Melayu asal Belitung Timur, menerima baik penetapan ini. Di jajaran Dewan Penasihat PB MABMI periode 2023-2028, ia akan didampingi sejumlah tokoh lain seperti DR Musa Rajeksah, DR Rahmat Shah, dan Prof DR Mohammad Hatta.

BACA JUGA:  Pembahasan Eksklusif IKP Lampung Disayangkan

Mengingat Tragedi Sosial 1946

Sebelum menyerahkan SK, Ketua Umum PB MABMI, Prof OK Saidin, menjelaskan sejarah pendirian MABMI di Istana Maimoon, Medan, pada Juni 1971. Organisasi ini didirikan sebagai upaya mengembalikan harkat dan martabat puak Melayu Sumatera Timur yang hancur setelah Tragedi Revolusi Sosial 1946.

Tragedi tersebut melibatkan pembunuhan massal terhadap bangsawan Melayu oleh komunis, pembakaran istana, dan lenyapnya sejumlah kesultanan Melayu, termasuk Deli, Langkat, Serdang, dan Asahan. Salah satu korban kebiadaban tersebut adalah Tengku Amir Hamzah, Pujangga Baru dan sastrawan besar Indonesia asal Kesultanan Langkat, yang jasadnya ditemukan terpisah antara tubuh dan kepala.

BACA JUGA:  Viral Video Penganiayaan Siswa SMK di Nusa Dua, Polsek Kuta Selatan Langsung Bergerak

Prof OK Saidin, yang juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, menjadi saksi penggalian kuburan massal sekitar 70 korban keluarga Kesultanan Asahan pada 2018. Ia menemukan adanya lobang peluru di bagian kepala kerangka korban.

PB MABMI berencana menulis buku sejarah untuk mengumpulkan bukti-bukti tragedi tersebut. Yusril Ihza Mahendra sendiri, yang beberapa waktu lalu sempat mengunjungi makam Amir Hamzah, turut menyarankan agar kisah Revolusi Sosial ini diteliti dan ditulis oleh para sejarawan.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: