Usung Konsep Kontekstual Regionalism, FTP UNWAR Wadahi Potensi Wisata Desa Celuk 

 Usung Konsep Kontekstual Regionalism, FTP UNWAR Wadahi Potensi Wisata Desa Celuk 

Foto: Proses observsai dan wawancara dengan mitra. Sumber: Pradnyaswari Anasta, Agustus 2024

Letternews.net — Kali ini Tim PKM Prodi Arsitektur FTP Universitas Warmadewa kembali mengajukan program kemitraan Bersama dengan masyarakat di Desa Celuk, Gianyar. Keberadaan pengrajin perak telah memberi kontribusi sebagai salah satu mata pencaharian utama di Desa Celuk telah dikenal masyarakat luas sebagai sebuah wisata kerajinan sejak 1930-an.

BACA JUGA:  Akademisi Unwar Melalui PkM Berkomitmen minimalisir Residu Sampah

Berbagai hasil kerajinan perhiasan perak telah dihasilkan dari masa ke masa, yang sampai saat ini telah dikembangkan melalui usaha pengrajin dan komersialisasi perak. Keterampilan yang dipertahankan secara turun temurun oleh para pengrajin, memiliki potensi sebagai aspek pengembangan desa sekaligus membantu melestarikannya.

Proses pengembangan desa melalui pengelolaan potensi ini tentu tak luput dari dukungan dan usaha masyarakat setempat. Sampai saat ini, masyarakat telah membentuk sebuah komunitas pengrajin perak yang kemudian dinamakan Celuk Design Center. Komunitas ini memiliki peran dalam menaungi para pengrajin perak, serta menjalankan sebuah program atraksi hasil seni kerajinan perak, yang telah dijalankan sejak tahun 2016 lalu, Celuk Jewelry Festival. Keberadaan potensi wisata seni dan program atraksi wisata sudah ada, lantas dimana letak kekurangannya?

Sampai saat ini sudah ada sebuah fasilitas museum kerajinan perak yang dibangun di Desa Celuk. Namun, fasilitas tersebut dikelola oleh pihak swasta. Sehingga mitra kegiatan pengabdian ini, yaitu masyarakat Desa Celuk memiliki keinginan untuk mewujudkan sebuah fasilitas sejenis yang dapat dikelola oleh masyarakat sendiri. Sebagai wadah terpusat untuk membantu memamerkan, memberi kesempatan untuk mempertujukan karya-karya koleksi kerajinan perak, menampung kegiatan-kegiatan atraksi Desa Celuk, sekaligus memberi wadah untuk melestarikan dan melindungi warisan budaya berupa karya-karya kerajinan perak khas Desa Celuk tersebut dari masa ke masa.

BACA JUGA:  Tim Penyuratan Awig-Awig Unwar Sasar Desa Adat Pangkungkarung Gede, Tabanan

Pemikiran ini kemudian didukung dengan adanya sebuah bangunan komersil berlantai tiga di sekitar kawasan pura desa. Lantai dua dan tiga bangunan ini tidak berfungsi dengan efektif dan memiliki kondisi yang tidak layak untuk kegiatan kepariwisataan. Sehingga Tim PkM memiliki gagasan untuk memaksimalkan potensi ini sebagai lokasi perencanaan bangunan museum.

Kekurangan wawasan dan kemampuan sumber daya manusia terhadap kebutuhan di bidang pemerintahan, penyelenggaraan organisasi, serta pengelolaan organisasi desa untuk penataan dan pendirian fasilitas museum juga menjadi permasalahan yang disebutkan oleh mitra.

Adanya kesenjangan antara potensi dan adanya permasalahan ini yang kemudian mendorong keinginan Tim PKM Prodi Arsitektur FTP Unwar untuk berkolaborasi dengan masyarakat. Program yang diajukan oleh tim selanjutnya dapat digunakan sebagai metode dan solusi penyelesaian masalah, yang tidak hanya melibatkan Tim PKM kelompok dosen dan mahasiswa arsitektur-ilmu pemerintahan, tetapi juga menggandeng kelompok Celuk Design Center dan masyarakat sebagai mitra.

BACA JUGA:  Buktikan Bahwa Kualitas, Prodi S1 Peternakan Unwar Raih Akreditasi Unggul

Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara bertahap dimulai dari pengumpulan data potensi dan masalah melalui observasi dan wawancara kepada mitra. Selanjutnya, dilakukan pengolahan dan analisis data untuk mencapai poin-poin yang diperlukan dalam pendekatan perencanaan arsitektur. Selanjutnya, alternatif desain perencanaan masterplan dab bangunan museum diajukan kepada mitra melalui FGD, untuk selanjutnya dipaparkan kepada masyarakat setelah gagasan yang diajukan mencapai tujuan yang diinginkan bersama.

Konsep Kontekstual Regionalism kemudian diusung pada ranah desain arsitektural untuk menghasilkan bangunan fungsional dengan gaya arsitektur yang mendukung fungsi bangunan sebagai museum, sekaligus meningkatkan aspek kepariwisataannya.

Melalui pelaksanaan program perencanaan masterplan museum ini, Tim PkM berharap dapat bersinergi bersama dengan mitra untuk mewujudkan pelaksanaan dan keberlanjutan pengembangan program ini menuju tahap selanjutnya.  Disisi lain, melalui program bidang ilmu pemerintahan yang dilaksanakan Tim Pkm, berupa program sosialisasi, pendampingan, dan pelatihan, membantu mempersiapkan masyarakat dalam pengelolaan fasilitas Museum Perak Celuk lebih lanjut, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kepariwisataan.

Ditulis Oleh:
Tim PKM Prodi Arsitektur FTP Universitas Warmadewa

.

Bagikan: