Unmas Denpasar Kembangkan Rodentisida Nabati Berbasis Organik untuk Kendalikan Hama Tikus di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Bangli

 Unmas Denpasar Kembangkan Rodentisida Nabati Berbasis Organik untuk Kendalikan Hama Tikus di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Bangli

Foto: Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) baru-baru ini diadakan di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Kabupaten Bangli, Bali

Letternews.net — Kegiatan pengabdian masyarakat sebagai implementasi pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK) dalam jenis Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) baru-baru ini diadakan di Subak Uma Jero, Desa Taman Bali, Kabupaten Bangli, Bali. Kegiatan program ini bertujuan untuk memberdayakan petani dalam upaya mengendalikan hama tikus melalui praktek yang lebih ramah lingkungan. Acara ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Camat, Perbekel (kepala desa), penyuluh pertanian, dan anggota Subak Uma Jero.

BACA JUGA:  Pangdam Zamroni Berikan Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa Unmas Denpasar

Salah satu kegiatan utama adalah penyuluhan dan pelatihan tentang teknik pembuatan rodentisida nabati. Sesi ini berfokus untuk membuat formulasi melalui pemanfaatan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal yang memiliki kandungan racun yang berperan sebagai pembasmi hama tikus. Formulasi ini dibuat tanpa menggunakan bahan kimia yang merusak lingkungan, bahan baku yang mudah dicari dan harga yang murah.

Inovasi yang diterapkan berupaya untuk mengatasi masalah tikus yang berkembang secara masif yang memicu kegagalan panen secara terus menerus. Para peserta yakni petani diajarkan cara memanfaatkan bahan baku lokal yang terdapat pada bagian dari tanaman yang memiliki kandungan racun seperti daun jarak, daun mimba, daun sirsak, daun pepaya, umbi singkong, cabe rawit, biji jengkol, biji pepaya, biji jarak, batang sereh wangi. Bahan-bahan ini di cacah dengan mesin pencacah dan difermentasikan pada tong komposter untuk menghasilkan produk rodentisida nabati. Metode ini tidak hanya efektif dalam membasmi hama tikus, akan tetapi mampu mengurangi pencemaran tanah akibat kandungan bahan baku lokal yang kaya nutrisi.

Luh Putu Kirana Pratiwi, S.P., M.Agb. selaku pakar pertanian yang dalam ini sebagai narasumber penyuluhan manajemen resiko kegagalan panen, menyebutkan bahwa pemicu utama populasi tikus yang meningkat secara terus-menerus adalah petani tidak menerapkan pergiliran tanaman. Pola tanam pada subak ini adalah penanaman padi sepanjang tahun tanpa ada tanaman palawija. Praktik pertanian didominasi dengan input kimia selama bertahun-tahun, sehingga menurunkan unsur hara tanah. Penerapan sanitasi lingkungan pun tidak optimal karena banyak sekali gulma yang sudah tinggi-tinggi (rumput) dan sampah plastik, ujarnya.

Dewa Gede Adiputra, Kepala Subak Uma Jero, menyebutkan bahwa kegiatan ini akan mampu memberikan dampak positif apabila semua petani berkomitmen menerapkan secara optimal. Kami berharap program ini bisa menjadi solusi alternatif dalam pengendalian hama tikus, karena memiliki biaya yang relatif murah terlebih bahan baku yang mudah dicari dan proses perbuatannya tidak rumit, katanya.

I Nyoman Suargita, S.H, Perbekel Desa Taman Bali mengemukakan bahwa program ini sangat membantu para petani kami dalam menghadapi permasalahan populasi hama tikus yang terus meningkat dengan teknik ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan penggunaan dana desa untuk program ketahanan pangan hanya sekitar 25 persen yang diutamakan untuk memperbaiki infrastruktur jaringan irigasi di sepanjang wilayah pertanian subak. Pihak desa belum mampu secara optimal dalam memberi solusi dalam permasalahan hama tikus, ujarnya.

BACA JUGA:  Unmas Denpasar, Kampus Pertama di Bali Raih Akreditasi Unggul

Sang Made Agus Dwipayana, SSTP, Camat setempat, juga memberikan pandangannya, dengan menekankan pentingnya sektor pertanian dalam kehidupan. “Pertanian adalah sektor vital, dan saya tumbuh dari hasil produksi pada sektor ini. Saya sangat senang dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini dari Universitas Mahasaraswati Denpasar,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada tim yang dipimpin oleh Dr. Dra. I Gusti Ayu Diah Yuniti, M.Si., bersama anggota Luh Putu Yuni Widyastuti, S.P., M.Si., dan Dr. Ni Luh Widyasari, S.Si., M.Si., atas kontribusinya kepada masyarakat dalam penerapan inovasi pengendalian hama tikus dan perbaikan unsur hara tanah subak melalui pembuatan pupuk organik padat (kompos) dan Pupuk Organik Cair (POC).

Kolaborasi peran para pemimpin lokal, pakar pertanian, dan masyarakat lokal terhadap pentingnya praktik pertanian berkelanjutan diharapkan mampu memperkecil resiko kegagalan panen padi. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, mampu mengendalikan hama tikus dengan cara yang ramah lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah serta mengefisienkan biaya produksi padi.

Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat di Subak Uma Jero merupakan langkah sukses dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Desa Taman.

Ditulis Oleh:
Tim Pengabdian Masyarakat

.

Bagikan: