Unmas Denpasar Ajari Petani Bangli Olah Limbah Air Kolam Ikan Menjadi Pupuk Cair Organik

 Unmas Denpasar Ajari Petani Bangli Olah Limbah Air Kolam Ikan Menjadi Pupuk Cair Organik

Foto: Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unggulan Prodi Agribisnis, sukses melatih petani mengolah limbah air kolam ikan menjadi pupuk cair organik.

 

BANGLI, Letternews.net – Petani di Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, kini memiliki solusi hemat biaya dan ramah lingkungan untuk kebutuhan pupuk tanaman. Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Unggulan Prodi Agribisnis, sukses melatih petani mengolah limbah air kolam ikan menjadi pupuk cair organik.

BACA JUGA:  Komisi Pemberantasan Korupsi Minta Pelaksanaan Ibadah Haji 2024 Diaudit

Teknologi tepat guna ini dipimpin oleh Ni Putu Anglila Amaral, S.P., M.M.A., dan Dr. drh. Nyoman Yudiarini, S.K.H., M.Agb. Tim Unmas menjelaskan bahwa limbah dari budidaya ikan seperti lele dan nila kaya akan nutrisi penting.

“Air kolam budidaya ikan seperti lele dan nila mengandung nutrien penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang jika difermentasi dengan benar, bisa menjadi pupuk cair organik yang sangat bermanfaat untuk tanaman,” ujar Amaral.

BACA JUGA:  Tuksedo Studio Tempat Destinasi Wisata Otomotif Bagi Peserta Vespa World Day 2022

Proses Fermentasi Sederhana dan Hasil Memuaskan

Dalam pelatihan, petani diajarkan proses pembuatan pupuk cair yang sederhana, meliputi penyaringan air kolam, pencampuran dengan molase dan EM4, serta fermentasi selama 7–14 hari dalam wadah tertutup. Pupuk cair yang dihasilkan langsung diuji coba pada tanaman seperti tomat dan cabai.

Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman petani. Sebanyak 76% peserta kini menyatakan sangat paham dan tertarik menerapkan teknologi ini, naik drastis dari 24% sebelumnya. Kemampuan teknis masyarakat dalam membuat dan mengaplikasikan pupuk cair juga meningkat hingga mencapai kategori “sangat baik”.

BACA JUGA:  Program 'SOBU PANAH' Beri Harapan Baru bagi Petani di Bangli

“Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tapi juga mendorong kemandirian petani dan memperkuat ketahanan pangan lokal,” terang Dr. drh. Nyoman Yudiarini, menekankan kontribusi program terhadap pertanian terpadu yang berkelanjutan.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: