Tim Pengabdi Unud Ubah Kotoran Sapi Jadi Briket di Karangasem

 Tim Pengabdi Unud Ubah Kotoran Sapi Jadi Briket di Karangasem

Foto: Tim pengabdi dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud) saat melaksanakan Program Udayana Mengabdi (PUM)

Karangasem, Letternews.net – Tim pengabdi dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud) melaksanakan Program Udayana Mengabdi (PUM) di Banjar Segah, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode XXXI tahun 2025 dan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui hilirisasi hasil-hasil penelitian.

Ketua PUM, Dr. Ir. Ni Luh Gde Sumardani, S.Pt., M.Si., IPM., menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi wadah bagi dosen untuk mengaplikasikan hasil penelitian mereka langsung kepada masyarakat. Topik utama program kali ini adalah pemanfaatan kotoran hewan (kohe) sapi menjadi briket, yang dilaksanakan pada Minggu (10/8) lalu di Kelompok Tani Ternak Makmur Jaya.

BACA JUGA:  Bupati Dana Buka Musyawarah Cabang Ke-7 PHRI Karangasem, Bahas Problematika Kepariwisataan

Peluang Ekonomi dari Limbah Sapi

Selama ini, menurut Ketua Kelompok Tani Makmur Jaya, I Nyoman Sulitra, kohe sapi di Banjar Segah belum dimanfaatkan secara maksimal. Jumlahnya melimpah, namun hanya dijual mentah kepada pengepul untuk diolah menjadi pupuk kandang.

Melihat potensi ini, Dinda Hanindia Kusuma Widjaja, S.Pt., MP., selaku narasumber, menjelaskan bahwa kohe sapi dapat diolah menjadi briket atau bioarang. Briket kohe sapi memiliki banyak manfaat, di antaranya mengurangi pencemaran lingkungan, menjadi sumber energi alternatif terbarukan, meningkatkan nilai ekonomi kohe, dan membuka peluang usaha bagi peternak.

Proses Pembuatan Briket Kohe Sapi

Hanindia menjelaskan bahwa briket kohe sapi adalah bahan bakar alternatif yang dibuat dari kotoran sapi yang dikeringkan, dicetak, dan dibakar. Keunggulan briket ini adalah bentuknya yang seragam, penampilannya menarik, menghasilkan panas lebih tinggi, dan asap yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan arang biasa.

Proses pembuatannya meliputi beberapa tahapan:

  1. Pengumpulan kohe sapi.
  2. Penghalusan dan pencampuran.
  3. Pencetakan.
  4. Pengeringan.
  5. Pengarangan melalui proses pirolisis (pembakaran tanpa oksigen).
BACA JUGA:  Pemkot Denpasar Tertibkan Penjual HPR Liar, Antisipasi Penyebaran Rabies

Setiap sapi Bali diketahui menghasilkan 8-10 kg kotoran per hari. Dengan kandungan gas metana (CH4) yang tinggi, limbah ini memiliki nilai kalor mencapai 4000 kal/gram, menjadikannya bahan bakar yang efisien. Melalui program ini, diharapkan para peternak dapat mengelola limbah kohe sapi dengan lebih baik dan meraih manfaat ekonomi yang lebih besar.

Editor: Anto.

.

Bagikan: