Sosialisasi Perilaku Bersih dan Ramah Kepada Pedagang Mikro di Banjar Wangaya Denpasar

 Sosialisasi Perilaku Bersih dan Ramah  Kepada Pedagang Mikro di Banjar Wangaya Denpasar

Foto: Foto bersama dengan peserta setelah sosialisasi berakhir.

Letternews.net — Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangka Program Udayana Mengabdi (PUM) Tahun 2023 dan Dies Natalis Universitas Udayana ke-61. Tim pengabdi melakukan Sosialisasi Perilaku Bersih dan Ramah Kepada Pedagang Mikro di Banjar Wangaya Klod – Desa Dauh Puri Kaja Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, dengan sumber dana dari DIPA PNBP Universitas Udayana TA-2023.

BACA JUGA:  Mayjen TNI Bambang Trisnohadi Jabat Pangdam IX/Udayana

Sasaran kegiatan Sosialisasi ini adalah Para pedagang di lingkungan Banjar Wangaya Klod dan dihadiri pula oleh Manggala Adat (Kelian Adat dan Prajuru), Perwakilan Pengelingsir/Tokoh Masyarakat; Kepala Dusun (Kadus)/Kepala Lingkungan (Kaling) Br. Wangaya Klod. Kegiatan pengabdian/sosialisasi dilaksanakan pada Sabtu, 19 Agustus 2023 mulai jam 16.30-19.00 wita yaitu registrasi peserta, pembukaan oleh Klian Adat, sambutan Ketua Tim Pengabdi, penyampaian Materi Sosialisasi, diskusi/tanya jawab dan penutup dirangkai sesi foto bersama dan ramah tamah.

Desa Dauh Puri Kaja merupakan satu dari 11 desa/kelurahan yang berada di wilayah administratif Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Sebagai ibukota kecamatan, Desa Dauh Puri Kaja mewilayahi pusat Kota Denpasar, meliputi Jalan Gajah Mada, Jalan Kartini, dan sekitarnya; termasuk lokasi Pasar Badung yang menjadi salah satu ikon pariwisata Kota Denpasar. Sebagai desa di pusat kota, aktivitas perekonomian masyarakat desa di lapangan usaha perdagangan formal dan non-formal sangat masif. Jalan Gajah Mada dan Jalan Kartini sejak awal kemerdekaan telah dikenal sebagai pusat pertokoan dan perdagangan. Saat ini pedagang mikro yang beraktivitas mulai pagi hingga menjelang tengah malam di Jalan Kartini, di wilayah administrasi Banjar Wangaya Kelod, berlangsung marak dan tidak pernah sepi pembeli khususnya saat menjelang hari raya Hindu.

Foto: Sambutan Ketua Tim Pengabdi PUM 2023 – Ketut Jayanegara.

Pasar tradisional di Bali bukan hanya sekedar tempat transaksi antara pedagang dengan pembeli, pun sebagai institusi tradisional di mana nilai-nilai kearifan lokal, norma, dan prilaku penduduk Bali yang masih mengedepankan terjadinya interaksi sosial pada aktivitas yang dilakukannya termasuk saat menjual dan membeli kebutuhan keluarganya. Keterpinggiran pasar tradisional oleh pasar modern tidak hanya memarginalkan pelaku usaha mikro dan pedagang-pedagang kecil ‘orang’ Bali; sejatinya merupakan ancaman bagi kelestarian dan pelestarian kearifan lokal Bali yang berbasis Hindu.

Terkait dengan keberadaan pedagang mikro dan kecil di sebagian ruas Jalan Kartini, khususnya yang berlokasi di Banjar Wangaya Klod, kenyamanan pembeli berbelanja dan kebersihan lingkungan tempat berjualan memerlukan pembenahan dari pelaku usaha mikro dan pemangku kepentingan lain. Hal lain yang tak kalah penting untuk ditingkatkan adalah keramahan dan kemampuan berkomunikasi pedagang dalam melayani pembeli. Mencermati hal ini, maka kegiatan untuk meningkatkan kesadaran pedagang dalam menjaga kebersihan dan keramahan berinteraksi dengan pembeli perlu dilakukan.

BACA JUGA:  Bos Diesel One Group Bagikan Paket Sembako

Materi sosialisasi yang disampaikan diantaranya sebagai berikut: pertumbuhan pasar modern 31,4 persen per tahun; pasar tradisional justru minus 8,1 persen per tahun. Kenapa pasar tradisional SANGAT BERHARGA dan PENTING untuk ditata, dibina, dan dipertahankan eksistensinya? Karena 1) Tempat di mana terjadi interaksi sosial yang dilakukan antara penjual, dengan pembeli dan juga masyarakat umum lainnya; 2) Lapangan kerja utama bagi sebagian masyarakat; 3) Berkontribusi signifikan pada penyusunan Pendapatan Asli Daerah (PAD); 4) Terdapat nilai-nilai sosial budaya, bukan hanya sekedar nilai ekonomis, yang harus dijaga kelestariannya.

Foto: Presentasi Materi Sosialisasi oleh I Putu Eka N. Kencana.

Perilaku BERSIH pedagang yang harus dijaga meliputi bersih diri; bersih produk yang dijual; bersih tempat berjualan; dan bersih lingkungan berjualan. Sedangkan Perilaku RAMAH pedagang meliputi ramah kepada diri pribadi; ramah kepada calon pembeli; ramah kepada pelanggan; dan ramah kepada lingkungan.

Tim Pengabdi:
Ketua: Ketut Jayanegara (Dosen PS. Matematika FMIPA Unud).
Anggota: I Putu Eka Nila Kencana, I Komang Gde Sukarsa, I Putu Winada Gautama (Dosen PS. Matematika FMIPA Unud). Ni Wayan Rita Damayanthi, Nova Rewina, Valentino Rizky (Mahasiswa PS. Matematika FMIPA Unud).

.

Bagikan: