Sosialisasi Gizi Tentang Pencegahan dan Peanggulangan Stunting Pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar

 Sosialisasi Gizi Tentang Pencegahan dan Peanggulangan Stunting Pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar

Foto: Pembukaan Pengabdian Masyarakat di SDN 3 Singakerta, Gianyar

Letternews.net — Tri Dharma Perguruan Tinggi mengisyaratkan bahwa institusi pendidikan tinggi termasuk Poltekkes Kemenkes Denpasar melakukan 3 (tiga) fungsi utama. Fungsi yang dimaksud adalah fungsi pendidikan/pengajaran, fungsi penelitian, dan juga fungsi pengabdian kepada masyarakat. Dalam fungsi pengabdian kepada masyarakat, adapun agenda kegiatan  Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Gizi di tahun 2024 ini salah satunya adalah berupa sosialisasi gizi dengan sasaran siswa sekolah dasar.

BACA JUGA:  Menu Gizi Seimbang Anak Sekolah Dasar Sebagai Upaya Pencapaian Gizi Yang Optimal

Pengabdian kepada masyarakat ini dalam bentuk kegiatan pendampingan yang ditujukan kepada sekolah dengan maksud memberi pemahaman siswa tentang masalah gizi. Kegiatan sosialisasi ini sebelumnya dirangkai dengan kegiatan pemantauan status gizi. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan siswa untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya. Penilaian status gizi adalah cara penapisan masalah gizi yang menggambarkan kesehatan masyarakat termasuk masalah stunting.

Tema kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pendampingan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) mengemas pesan-pesan sederhana tentang pengenalan stunting dan dampaknya, serta dengan mengedepankan kebiasaan siswa mengkonsumsi makanan bergizi seimbang melalui pesan Isi Piringku, disamping selalu penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum dan setelah makan.

BACA JUGA:  Jurusan Gizi Gelar Kuliah Pakar Tempe Bekerja Sama Dengan Forum Tempe Indonesia

Hasil sosialisasi, diharapkan siswa akan membawa pesan gizi ini untuk diterapkan pada keluarganya. Diharapkan terbentuk keluarga sadar gizi di keluarga masing-masing yang nantinya akan mencegah terjadinya stunting di masyarakat lingkungannya.  Kegiatan ini diyakini tetap memiliki arti yang sangat penting, karena meskipun saat ini Kabupaten Gianyar sudah termasuk sebagai wilayah bebas stunting namun, upaya yang bersifat holistik yang melibatkan semua komponen terkait sangat dibutuhkan. Terlebih keberadaan keluarga sebagai garda terdepan yang secara langsung akan berhadapan dengan masalah gizi dan kesehatan di masyarakat.

Stunting adalah suatu fenomena gagal tumbuh yang dialami seorang anak, yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih pendek dari teman sebayanya. Suatu fenomena yang disebabkan oleh karena terjadi kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama dan juga karena penyakit infeksi yang diderita.

Anak yang bertubuh pendek memang tidak memperlihatkan masalah gizi secara kasat mata. Dampak dari tubuh yang tidak bertumbuh sebagaimana mestinya, menyebabkan seluruh organ dalam dari tubuh anak yang bersangkutan juga tidak berkembang optimal. Misalkan organ otak yang tidak tumbuh berkembang secara optimal akan memicu anak menjadi sulit berkonsentrasi dan memiliki kemampuan belajar yang rendah sehingga prestasi anakpun menjadi rendah. Hal yang sama juga terjadi pula untuk organ tubuh lainnya.  Jantung dan paru–paru yang tidak berkembang akan menyebabkan anak memiliki ketahanan fisik yang rendah, kinerja yang buruk yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat produktifitas.  Hal ini dapat dipastikan, jika kondisi tersebut tidak ditanggulangi, masalah stunting berpotensi menjadi prediktor kualitas sumberdaya manusia yang rendah.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di 4 (empat) sekolah yaitu SD N 1 Singakerta, SD N 3 Singakerta, SD N 1 Singapadu, dan SD N 2 Singapadu di Kabupaten Gianyar. Kegiatan yang terlaksana di Bulan Juli 2024 diawal tahun ajaran baru sekolah.  Tim Pengabdian Masyarakat adalah dosen  Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Gizi yang ditugaskan sejumlah 3 orang yaitu: I Made Suarjana; Hertog Nursanyoto; dan I G. P. Sudita Puryana; serta dibantu sejumlah mahasiswa  Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar. Kegiatan ini mendapat dukungan dari kepala sekolah dan guru sekolah dari sekolah masing-masing. Dukungan dari masing-masing kepala sekolah yaitu : SD N 1 Singakerta I Wayan Gede Mandra, SPd.SD ; SD N 3 Singakerta : Putu Suriani, SPd.SD ; SD N 1 Singapadu : Ni Wayan Wiratini, SPd.SD, dan SD N 2 Singapadu :Ni Wayan Purnami, S.Pd.

Kegiatan ini diawali  dengan  pemantauan stutus gizi melalui pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan seluruh siswa. Pelibatan guru–guru dalam kegiatan pemantauan status gizi menjadi motivasi untuk melaksanakan kegiatan serupa secara rutin dan berkelanjutan. Pemantauan status gizi secara rutin dan berkelanjutan merupakan upaya deteksi dini untuk menggambarkan masalah gizi. Kegiatan ini  akan membuat siswa menjadi lebih peduli terhadap permasalahan stuting, Pada kegiatan ini pula, siswa disajikan contoh menu sehat melalui penekanan pada pesan isi piringku. Siswa bersama-sama menikmati kudapan sehat yang dibuat dengan memperhitungkan nilai gizi dengan prinsip gizi seimbang, berimbang, dan aman.  Seluruh siswa diajak untuk mempraktekkan cara mencuci tangan secara benar.

Melalui kegiatan ini diharapkan tumbuh kebiasaan siswa untuk menerapkan prinsip gizi seimbang, dan selalu menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang senantiasa menghindari diri dari penyakit yang dapat memicu risiko stunting.

Dalam pelaksanaan pengabdian ini tampak siswa sudah mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan dengan prinsip gizi seimbang, dan mereka juga sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat,  yang perlu untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Prinsip gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat yang melekat pada diri siswa, diharapkan akan dapat memotivasi keluarganya agar menjadi keluarga sadar gizi yang berkontribusi nyata dalam upaya percepatan penurunan stunting khususnya di Bali.

Ditulis Oleh:

.

Bagikan: