Soal Pagar Blokir Akses Warga di Ungasan, Nyoman Nuarta Tegaskan: “Tembok Itu Bukan Urusan Saya, GWK Sudah Bukan Milik Saya Lagi”
Foto: I Nyoman Nuarta.

DENPASAR, Letternews.net – Polemik pemagaran yang menutup akses jalan warga Banjar Adat Giri Dharma di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Ungasan, turut menyeret nama besar pematung dan pendiri GWK, I Nyoman Nuarta. Namun, ia buru-buru menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dan tidak lagi memiliki wewenang atas kawasan tersebut.
“Bahwa urusan tembok itu saya tidak tahu menahu karena zaman saya tidak ada itu. Saya tidak ikut urusan GWK, tidak boleh ikut karena saya bukan pemilik lagi,” ujar Nuarta melalui sambungan telepon pada Senin (29/9/2025).
Nuarta menjelaskan bahwa sejak GWK diambil alih oleh PT Alam Sutera Realty Tbk, seluruh wewenangnya telah dilepas. Ia mengaku rela melepaskan kepemilikan demi satu tujuan mulia: memastikan Patung GWK dapat berdiri 100 persen rampung dan menjadi ikon nasional.
Sentilan untuk Pemerintah Daerah
Pernyataan Nuarta juga memicu kontroversi. Ia melontarkan sentilan keras kepada pemerintah daerah, menyinggung bahwa pemerintah sempat menolak tawarannya untuk mengelola GWK agar menjadi milik negara.
“Jangan sekarang sudah terkenal dimiliki swasta terkesan berbeda. Saya buat GWK untuk orang Bali, tapi orang Balinya sendiri tidak mau,” tegas Nuarta, mengindikasikan kekecewaan atas kurangnya dukungan pemerintah daerah di masa awal proyek.
Penegasan Nuarta ini memperjelas bahwa tanggung jawab atas kebijakan dan operasional, termasuk masalah akses jalan yang dipersoalkan warga, kini sepenuhnya berada di tangan manajemen swasta yang baru.
Editor: Rudi.








