Prioritaskan Fungsi, Bukan Estetika: Walikota Denpasar Soroti Pengerjaan Drainase yang Tutup Saluran Tanpa Normalisasi

 Prioritaskan Fungsi, Bukan Estetika: Walikota Denpasar Soroti Pengerjaan Drainase yang Tutup Saluran Tanpa Normalisasi

Foto: Proyek revitalisasi drainase dan trotoar.

 

DENPASAR, Letternews.net – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyoroti pengerjaan proyek drainase di Jalan Padma, Penatih, Denpasar Timur, dan beberapa lokasi lainnya. Walikota menekankan agar proyek infrastruktur tersebut mengutamakan fungsi utama untuk kelancaran aliran air dan pencegahan banjir, bukan sekadar fokus pada tampilan luar atau permukaan.

BACA JUGA:  Walikota Jaya Negara Apresiasi Peran TPS3R Olah Sampah Dari Sumber, Berikan Penambahan Teknologi Dukung Perluasan Cakupan Pengolahan.

Hal tersebut diungkapkan Jaya Negara saat meninjau langsung proyek drainase di Jalan Padma, Penatih, pada Rabu (22/10). Ia menilai banyak pekerjaan drainase dilakukan dengan pola yang kurang tepat, berpotensi menghambat efektivitas pengendalian banjir, khususnya di jalur Jalan Padma hingga Jalan Trenggana.

Jaya Negara menyoroti praktik di lapangan di mana saluran ditutup atau disemen tanpa memastikan bagian bawahnya telah dibersihkan atau dinormalisasi terlebih dahulu.

“Catatan kami, banyak drainase yang dikerjakan dipasang dulu, padahal di bawahnya tidak digelontor. Itu terjadi di beberapa titik. Kami sudah sampaikan ke Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU) jangan sampai hal seperti itu terjadi lagi. Nanti seolah dibilang mempercantik, tapi di bawahnya tidak berfungsi. Di atasnya bagus, tapi banjir tetap. Itu tidak boleh,” tegasnya.

BACA JUGA:  Pemerintah Kota Denpasar Raih Dua Penghargaan Pada Ajang APBD Awards Tahun 2024.

Prinsip Efisiensi dan Tahapan Kerja

Walikota menekankan bahwa prinsip utama dalam proyek drainase adalah efektivitas fungsi hidrologi, bukan penataan estetika. Sebelum saluran ditutup, pekerjaan pengelontoran dan normalisasi aliran air harus menjadi prioritas utama, mengingat masih banyak kerikil dan material di dalam ruang drainase.

Selain masalah teknis, Jaya Negara juga menyoroti mekanisme dan jam kerja para pekerja. Ia meminta agar pelaksanaan di lapangan mempertimbangkan situasi lalu lintas untuk menghindari kemacetan berlebihan.

BACA JUGA:  Menhub Sebut Terkendala Hujan Setiap Hari Pembangunan Bandara IKN Terhambat

Dia juga mengkritisi sistem kerja yang kurang efisien, di mana saluran sudah ditutup padahal pekerjaan di bagian dalam belum rampung. Pekerja terpaksa bekerja dua kali dengan menarik material melalui lubang manhole.

“Harusnya bersih dulu, barulah ditutup. Itu lebih efektif,” jelasnya.

Sorotan ini menjadi upaya Pemkot Denpasar untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan dengan prinsip efisiensi dan kualitas, serta berorientasi penuh pada kebutuhan warga, terutama dalam mengurangi risiko genangan dan banjir musiman di kota dengan kepadatan tinggi seperti Denpasar.

Editor: Rudi.

.

Bagikan: