Persadha Nusantara: Berharap Bali Bisa Menekan Angka Stunting dari 8% Hingga 0%

 Persadha Nusantara: Berharap Bali Bisa Menekan Angka Stunting dari 8% Hingga 0%

Foto: Seminar Nasional ‘Stunting’

Letternews.net – Organisasi Masyarakat (Ormas) Hindu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pergerakan Sanatana Dharma (Persadha) Nusantara Bali melangsungkan Seminar Nasional ‘Stunting’ berkolaborasi dan bersenergi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali. Diadakan di auditorium rektorat Kampus Universitas Hindu Indonesia (UNHI), Denpasar, Bali. Jumat (21/6/2024)

BACA JUGA:  Pemerintah Belanda Akui Kemerdekaan RI Sejak 17 Agustus 1945

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Koordinator Staf Kusus Presiden RI. Dr. A.A.G.N Ari Dwipayana, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Menteri PPPA Dra Dewa Ayu Laksmi, Ketua Jurusan Gizi Poltikes Denpasar I Putu Suiraoka, Kepala BKKBN Provinsi Bali Sarles Brabar.

Ari Dwipayana dalam Sambutannya menyampaikan persoalan Stunting yang ada di Bali. Meskipun data mengatakan bahwa Provinsi Bali merupakan Daerah yang tingkat stunting nya terendah (8%), namun untuk membangun Bali angka tersebut merupakan hal yang penting untuk kita atasi bagi bangsa, khususnya Bali.

“Hal yang menjadi fondasi alam dan pariwisata serta budaya terkendali ialah peningkatan sumber daya manusia, sebab manusia yang unggul merupakan investasi manusia Bali, kita harus memperhatikan Manusia nya,” Ungkapnya

BACA JUGA:  Bersama Mitra Kerja BKKBN Gencar Lakukan Sosialisasi Penurunan Stunting di Provinsi Bali

Ada pun tambahnya Ari Dwipayana menegaskan, Data 8% ini masih besar, Masyarakat Bali yang mempunyai konsep Manusia Yadnya, harus menggunakan pemikiran yang luas tidak semata secara upacara saja tetapi kelayakan hidupnya, merupakan kepedulian kita terhadap manusia itu sendiri.

“Kita lihat rumahnya orang yang terindikasi Stunting kondisinya seperti apa, kalau tidak layak dihuni bagaimana menjaga kesehatan diri serta keturunannya, Pimpin Bali, Gubernurnya, Bupatinya, Walikotanya harus melihat realita itu baru jadi menjadi data, jangan sampai hanya pakai nama, ktp atau sebagainya baru bisa dapat bantuan,” Tegas Ari Dwipayana

Senada dengan Ketua Persadha Nusantara Bali, Sae Tanju juga mengatakan bahwa angka 8% tetap ada tanda bahwa Bali memiliki masalah Stunting, ini yang menjadi dasar pergerakan kita untuk memberikan kontribusi, membantu umat untuk mensosialisasikan, memperhatikan dan peduli terhadap lingkungan khususnya umat Bali.

BACA JUGA:  Polda Bali Tegaskan Masyarakat Waspada Pinjol

“Kita punya kewajiban untuk berkontribusi menekan angka stunting di Bali khususnya, Indonesia pada umumnya, dengan menyasar Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan calon ibu mahasiswi dari berbagai kampus yang kali ini sebagai peserta,” Jelasnya

Kemudian Sae Tanju menyampaikan bahwa pentingnya kesadaran terhadap bahaya Stunting, sehingga harus bisa menjaga diri agar tidak adanya keturunan yang bermasalah, ketika anak yang sehat akan menjadi generasi yang melahirkan Pemimpin-pemimpin hebat di Bali, secara umum di Indonesia melahirkan anak yang tangguh dan cerdas.

“Masih ada angka yang tampil dalam Stunting di Bali, harapannya tentu di Bali harus Nol persen (0%), dengan Perolehan Anggaran Daerah (PAD) tertinggi di Indonesia dengan pariwisata nya jangan sampai kita terlalu bereuforia dengan pembangunan pariwisata, perolehan pariwisata tetapi dibalik itu tumbuh orang-orang miskin juga orang-orang stunting di negeri tercinta ini.” Tutupnya

Reporter : Riyo

.

Bagikan: