Perkuat Ketahanan Pangan, Petani Jahe di Susut Gunakan Pupuk Organik Plus Jamur Trichoderma

 Perkuat Ketahanan Pangan, Petani Jahe di Susut Gunakan Pupuk Organik Plus Jamur Trichoderma

Foto: Pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar

Bangli, Letternews.net – Kelompok Tani Sari Jahe Mas di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, kini memiliki solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas jahe dan memperkuat ketahanan pangan. Melalui program pengabdian kepada masyarakat dari Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, para petani dibekali pengetahuan tentang pupuk organik yang diperkaya dengan jamur antagonis Trichoderma sp.

Program ini dilatar belakangi oleh temuan tim pengabdian yang mendapati serangan penyakit layu dan infeksi rimpang di lahan budidaya jahe petani, yang diduga disebabkan oleh jamur Fusarium sp. dan kurang optimalnya pengelolaan lahan. Padahal, jahe (Zingiber officinale) adalah komoditas strategis dengan nilai ekonomi tinggi yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

BACA JUGA:  Mahasiswa FPB Unmas Magang di PT Bali Tangi dan Duta Orchid

Edukasi dan Demonstrasi Pembuatan Pupuk Inovatif

Demonstrasi pembuatan pupuk organik ini dilaksanakan pada Senin, 11 Agustus 2025. Acara dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis Unmas, Camat Susut, Wakapolsek Susut, tim pelaksana, dan para petani.

Ketua Tim Pengabdian, Cokorda Javandira, SP., MP., menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik yang diperkaya jamur Trichoderma sp. diharapkan dapat menekan serangan penyakit dan menyediakan nutrisi esensial bagi tanaman. Teknologi ini bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan, serta produktivitas jahe dan tanaman pangan lainnya secara berkelanjutan.

Tahapan Pembuatan Pupuk Organik

Proses pembuatan pupuk yang didemonstrasikan sangat praktis. Bahan utamanya adalah kotoran ayam dan sekam padi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Siapkan larutan bioaktivator dengan mencampurkan EM4 dan molase dalam air.
  2. Campurkan kotoran ayam dan sekam padi, lalu siramkan larutan bioaktivator sambil diaduk hingga kelembaban mencapai sekitar 30%.
  3. Tutup adonan dengan terpal dan biarkan selama 7 hari untuk fermentasi. Suhu adonan harus dipantau, dan jika melebihi 50°C, adonan harus dibalik agar suhu kembali ideal.

Setelah 7 hari, pupuk organik siap dicampurkan dengan starter jamur Trichoderma sp. sebelum digunakan. Dosis yang dianjurkan untuk budidaya jahe adalah 10 ton per hektar, yang diberikan sebagai pupuk dasar sebelum penanaman.

BACA JUGA:  Kelompok PKK Desa Jatiluwih Berinovasi, Olah Hasil Panen Jadi Produk Unggulan Agrowisata

Program ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Unmas, Pemerintah Kecamatan Susut, serta para petani yang antusias menyambut inovasi ini.

Editor: Anto.

.

Bagikan: