Pemberdayaan Teruna Teruni Dalam Posyandu Remaja di Desa Pejeng Kawan, Tampaksiring Gianyar
Letternews.net — Posyandu Remaja merupakan salah satu kegiatan di bidang kesehatan berbasis masyarakat (remaja). Kegiatan dilakukan untuk memantau kesehatan remaja dengan melibatkan teruna teruni di daerah setempat sebagai pelaksana yang meliputi lima meja pelayanan posyandu. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan posyandu remaja adalah untuk melibatkan remaja dalam upaya intervensi terkait permasalahan remaja, memantau kesehatan remaja secara berkala, mengedukasi remaja untuk hidup sehat dan untuk membekali remaja mempersiapkan masa depannya dengan menjadi Generasi Berencana yang kreatif dan berwawasan luas. Salah satu masalah gizi yang dihadapi remaja adalah defisiensi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi). Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi anemia di Indonesia sebesar 21,7% dengan proporsi pada kelompok umur 5 – 14 tahun 26,4% dan kelompok umur 15 – 24 tahun sebesar 18,4% (Kemenkes, 2013).
Masalah gizi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari pola konsumsi remaja yang belum memenuhi pola makan bergizi seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Kemajuan teknologi saat ini berdampak terhadap kurangnya aktivitas fisik yang berkontribusi pada terjadinya obesitas. Proporsi aktivitas fisik yang kurang pada penduduk usia lebih dari 10 th meningkat dari 26,1% (tahun 2013) menjadi 33,5% pada tahun 2018 (Kemenkes 2018). Riskesdas 2018 juga menunjukan sebanyak 95,5% penduduk Indonesia umur lima tahun keatas mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi (Kemenkes 2018). Pengetahuan gizi yang kurang mengenai asupan makanan yang baik, ditambah dengan persepsi body image yang dipengaruhi oleh diet ketat dan pola makan yang buruk akan berdampak pada masalah gizi pada remaja.
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan sektor terkait. Pembentukan Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalah kesehatan, menemukan alternative pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan remaja (Kemenkes RI, 2018). Hal inilah yang mendasari dibentuknya Posyandu Remaja di Desa Pejeng Kawan dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar yaitu Ni Made Dewantari, SKM, M.For, Gusti Ayu Dewi Kusumayanti, DCN, M.Kes dan Ketut Lilik Arwati, S.Gz, M.Biomed.
Pembentukan Posyandu Remaja diawali dengan survei mawas diri dengan pengisian kuesioner oleh remaja, tokoh masyarakat dan masyarakat. Berdasarkan survei mawas diri didapatkan permasalahan dan potensi yang ada di desa tersebut terkait dengan kesehatan remaja. Hasil survei mawas diri ini disampaikan pada pertemuan dengan kepala desa, aparat desa dan petugas puskesmas. Selanjutnya disepakati untuk pembentukan posyandu remaja. Terkait dengan pembentukan posyandu remaja, dilakukan sosialisasi tentang posyandu remaja dan proses pengadministrasiannya. Kegiatan dibuka oleh Perbekel Desa Pejeng Kawan Anak Agung Gde Semarajaya, S.Skar dan dihadiri oleh aparat desa, bidan desa, remaja, dosen, PLP dan mahasiswa Jurusan Gizi. Kegiatan tersebut mulai dilaksanakan Bulan Juni sampai September 2022. Peserta kegiatan sosialisasi adalah remaja sebanyak 30 orang.
Narasumber yang dilibatkan adalah Tenaga Gizi Puskesmas, Pengelola Program Kesehatan Remaja Puskesmas Tampaksiring II dan Pengabdi dari Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar (Ni Made Dewantari, SKM, M.FOr dan G.A. Dewi Kusumayanti, DCN, M.Kes) serta PLP Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar (Ketut Lilik Arwati, S.Gz, M.Biomed dan Ni Made Ayu Suastiti, SKM, M.Kes).
Adapun materi yang disampaikan meliputi :
- Administrasi Posyandu
- Konsep Dasar Posyandu
- Konsep Dasar Gizi Seimbang dan Aktivitas Fisik
- Penilaian status gizi (berat badan, tinggi badan dan LILA)
- Konseling sebaya
Selain pemberian materi tersebut diatas, peserta juga diberikan kesempatan untuk mempraktekkan langsung pengukuran status gizi berupa menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan mengukur Lengan Atas (LILA). Dalam kesempatan ini pula, para calon kader juga diajarkan untuk melaksanakan kegiatan lima langkah pelaksanaan posyandu yaitu :
Langkah 1 : pendaftaran, meliputi kegiatan pengisian daftar hadir
Langkah 2: pengukuran, melakukan penimbangan berat badan; pengukuran tinggi badan; pengukuran tekanan darah; pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar perut serta pengecekan anemia untuk remaja putri secara klinis, apabila ada tanda klinis anemia dirujuk ke fasilitas kesehatan
Langkah 3 : pencatatan, kader melakukan pencatatan hasil pengukuran ke dalam buku register dan buku pemantauan kesehatan remaja
Langkah 4 : pelayanan kesehatan, diberikan sesuai dengan permasalahan antara lain : konseling sesuai permasalahan yang dialami remaja; pemberian tablet tambah darah atau vitamin ; merujuk remaja ke fasilitas kesehatan jika diperlukan
Langkah 5 : KIE, kegiatan dilakukan secara bersama-sama seperti kegiatan penyuluhan, pemutaran video dll ; pengembangan ketrampilan(soft skill) seperti ketrampilan membuat kerajinan tangan, ketrampilan berwirausaha dsb; senam dan peregangan.
Setelah kegiatan sosialisasi posyandu remaja, dipilih 10 orang sebagai kader posyandu remaja. Sepuluh orang kader itu akan melaksanakan lima langkah kegiatan posyandu setiap bulan.
Pada bulan berikutnya dilaksanakan uji coba pelaksanaan kegiatan posyandu dengan lima langkah oleh kader didampingi oleh team pengabdi Jurusan Gizi dan Puskesmas Tampaksiring II. Pada saat itu partisipasi remaja untuk datang ke posyandu sangat tinggi (jumlah remaja yang hadir sekitar 70 orang) .Dalam kegiatan perdana Posyandu Remaja, para kader sudah langsung dapat mempraktekkan ketrampilan yang telah diajarkan.
Selanjutnya pada Bulan Agustus dan September 2022, dilaksanakan kegiatan yang sama yang juga didampingi oleh tim pengabdi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar. Harapannya kader posyandu remaja sudah menguasai langkah-langkah kegiatan posyandu dengan lebih baik lagi dan benar-benar sudah mampu untuk mandiri.
Dengan terbentuknya posyandu remaja di Desa Pejeng Kawan ini, segala cupaya kesehatan berbasis masyarakat (remaja) dapat terselenggara dengan baik sehingga pemantauan kesehatan remaja dapat melibatkan remaja itu sendiri. Posyandu remaja juga merupakan tempat untuk pemberian informasi kesehatan maupun informasi penting lainnya kepada remaja secara rutin setiap bulan. Keberadaan posyandu remaja ini dalam rangka mempersiapkan Generasi Berencana bagi remaja, oleh karena itu sangat dibutuhkan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat terutama pihak-pihak terkait di tingkat desa seperti Perbekel beserta jajarannya serta tenaga kesehatan.
Ditulis Oleh :
Ni Made Dewantari, G.A.
Dewi Kusumayanti
Ketut Lilik Arwati