Raperda “Bale Kerta Adhyaksa” Disahkan, Kado Ulang Tahun ke-67 untuk Provinsi Bali
Meneguhkan Kembali PWI: Rekonsiliasi dan Harapan pada Sosok Teguh Santosa

Foto: Ketua Umum (Ketum) Jaringan Media Serikat Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa
Aceh, Letternews.net – Pasca-masa-masa kelabu yang ditandai dengan dualisme kepemimpinan dan konflik internal, organisasi profesi wartawan tertua di Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), kini menatap babak baru. Melalui kongres persatuan yang akan digelar pada 30-31 Agustus 2025, PWI berupaya meneguhkan kembali persatuan dan soliditas yang sempat tercerai-berai.
Di tengah semangat rekonsiliasi tersebut, muncul nama Teguh Santosa, seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pendiri RMOL Network, sebagai salah satu calon Ketua Umum PWI. Kabar ini pertama kali dikonfirmasi oleh Teguh sendiri dalam percakapan telepon dengan penulis berita ini pada 21 Juli 2025.
“PWI ini organisasi wartawan tertua. Harus kita selamatkan dan abang kau ini harus mengambil tugas-tugas penyelamatan ini,” ujar Teguh, mengungkapkan panggilan hatinya untuk memimpin PWI.
Penulis berita, yang telah lama mengenal dan berinteraksi intensif dengan Teguh sejak 2018, menilai bahwa sosok Teguh memiliki kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan PWI saat ini. Sebagai Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh berhasil membawa organisasi tersebut menjadi konstituen Dewan Pers dalam waktu yang relatif singkat. Ia dikenal sebagai sosok yang bekerja secara konseptual, namun tetap mengapresiasi kerja keras tim di lapangan.
“Capaian itu bukan kerja-kerja dia sendiri, semua proses yang terjadi berkat kerja keras semua kawan-kawan daerah,” tutur Teguh saat menerima SK konstituen Dewan Pers, menunjukkan kerendahan hati dan jiwa kolaboratifnya.
Integritas Sebagai Modal Utama
Lebih dari sekadar rekam jejak, Teguh juga dinilai memiliki integritas profesi yang tak bisa ditawar. Pengalaman meliput perang di Afghanistan membentuknya menjadi wartawan yang teguh memegang prinsip. Hal ini tercermin dalam setiap interaksinya.
Harapan besar pun disematkan kepada Teguh untuk memimpin PWI. Meskipun tidak memiliki hak suara dalam kongres, penulis berita berharap doa dapat menjadi pengantar agar Teguh ditakdirkan untuk memimpin PWI, membawa semangat rekonsiliasi, dan meneguhkan kembali marwah organisasi yang sempat limbung.
Editor: Anto