Mahasiswi Ubaya Dibunuh Guru Les Musik Jasadnya Dimasukkan Koper 

 Mahasiswi Ubaya Dibunuh Guru Les Musik Jasadnya Dimasukkan Koper 

Foto: Ilustrasi

Letternews.net — Sosok Angeline Nathania, mahasiswi Fakultas Hukum, Universitas Surabaya (Ubaya) yang dibunuh guru les musik hingga jasadnya dimasukkan koper lalu dibuang di Cangar, Mojokerto.

Ternyata sosok Angelina Nathania yang kini menempuh semester 6 di Ubaya itu dikenal cukup aktif di kampus

BACA JUGA:  Gila! Oknum Dosen Universitas Diduga Cabuli 8 Mahasiswinya

Dekan Fakultas Hukum Ubaya, Dr. Yoan Nursari Simanjuntak mengungkap Angelina Nathania menjalani kehidupan kampus dengan baik dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-teman sejawatnya.

Angelina juga meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) baik, yakni 3,277.

“Selama proses belajar di Fakultas Hukum, tidak pernah terlihat adanya kendala dalam bersosialisasi dengan sesama mahasiswa maupun dosen. Kondisi ini membuat pihak kampus merasa sangat berduka atas peristiwa tragis yang menimpanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini,” ungkap Dr Yoan, Senin (12/6/2023) pagi.

BACA JUGA:  ASDP Maksimalkan Layanan Operasional di Lintasan Ketapang–Gilimanuk

Diakui Yoan, kasus tewasnya , Angelina telah mengejutkan seluruh civitas akademika kampus.

Pihaknya menyerahkan proses hukum terkait peristiwa tragis tersebut sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.

Meski begitu, Fakultas Hukum Ubaya melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum (LBH) menyatakan kesiapannya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum selanjutnya.

BACA JUGA:  Polisi Tangkap Ayah Bunuh Anak Tiri

“Seluruh jajaran Fakultas Hukum Ubaya dan keluarga besar Ubaya juga telah sepakat untuk menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak Kepolisian, agar dapat dilakukan penyelidikan yang objektif dan menyeluruh,” terangnya.

Tak hanya itu, dikatakan Yoan bahwa rekan mahasiswa, dosen, dan alumni terus menyuarakan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

BACA JUGA:  Wanita Cantik Dibunuh Pacarnya Sendiri

Kesedihan mendalam atas kepergian Angeline Nathania dirasakan oleh teman-temannya, yang kemudian secara sukarela menggalang dana dukacita sebagai bentuk penghormatan terakhir.

“Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kepergian Angeline Nathania,” katanya.

Peristiwa tragis ini akan terus dipantau perkembangannya, serta diharapkan dapat menjadi peringatan bagi seluruh civitas akademika untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan kampus.

“Semoga Angeline Nathania mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketenangan serta kekuatan dalam menghadapi duka yang mendalam,” harapnya.

Saat hadir di rumah duka Adi Jasa, pihak Fakultas Hukum Ubaya tampak membicarakan banyak hal ketika bertemu orang tua Angeline.

Satu di antaranya pihak keluarga diajarkan bagaimana menyiapkan bukti-bukti untuk membongkar kejahatan pelaku.

Di acara persemayaman itu, terlihat pula banyak teman korban yang datang.

Stefanie salah seorang mahasiswi Ubaya mengatakan korban semasa hidup dikenal sosok yang humble dan jago bermain alat musik.

“Gak menyangka kisah Angeline seperti ini. Saya berharap ini yang terakhir tidak akan terjadi lagi,” ujar Stefani.

Rochmat Bagus Apriatma (41) saat diintrogasi polisi mengaku telah membunuh Angeline Nathania (22). Jasad korban dimasukan ke dalam koper lalu dibuang di Cangar, Mojokerto.

Pelaku antara korban disebut-sebut memiliki hubungan asmara.

Awal Mei lalu, pelaku menjerat leher korban di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.

Lalu, korban dibuang untuk maksud menghilangkan jejak.

Polisi saat ini menyelidiki apakah ada orang lain yang membantu pelaku melakukan kejahatan tersebut.

Di luar dari kronologi kejadian itu, cukup banyak yang bertanya-tanya bagaimana cerita korban bisa mengenal pelaku.

Ternyata empat tahun lalu, pelaku pernah menjadi guru ekstrakurikuler musik di sekolah korban.

Sepengetahuan Ana Mariana, ibu korban putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band, kebetulan posisi anaknya menjadi sang gitaris.

Hubungan spesial korban antara pelaku disinyalir kuat selama ini disembunyikan keduanya dari keluarga.

Korban ke keluarga tak pernah mengaku sudah memiliki kekasih.

Begitu juga dengan pelaku, pasalnya ia sudah memiliki istri dan anak.

“Saya gak ada curiga Angeline punya hubungan dekat dengan pelaku. Karena pelaku sudah menikah,” kata Ana.

Kejadian pembunuhan ini diawali pada 3 Mei lalu korban keluar rumah menggunakan mobil X-pander dan pamitan akan mengikuti ujian di kampus.

Korban diketahui memang sempat pergi ke sana. Namun, setelah itu korban menghilang secara misterius.

Dua hari berikutnya, keluarga korban memutuskan membuat laporan ke kampus dan polisi.

Tersiarlah kabar ada mahasiswi Ubaya pernah melihat korban bersama pelaku berada di sebuah apartemen di wilayah Surabaya Timur. Keluarga pun mengecek informasi itu.

Ibu korban bersama saudaranya sempat mengajak pelaku bertemu di wilayah Penjaringan. Pelaku mengaku tidak tahu keberadaan korban. Selang 4 minggu kemudian polisi menjemput korban di Malang.

“Ketika diintrogasi polisi baru mengaku. Pelaku kayaknya psikopat karena sama sekali gak ada kayak rasa bersalah ke kami, minta maaf pun tidak,” kata Ana.

Motif pembunuhan ini diketahui karena pelaku ingin meminjam uang korban. Namun oleh korban ditolak.

Pelaku nekat diam-diam menggadaikan kendaraan milik korban. Ketika korban marah lalu dibunuh oleh pelaku.

Jenazah Angeline, Kamis (8/6) malam disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.

Bambang Sumarjo, sang ayah ketika ditemui matanya terlihat sangat merah.

Dia seakan tak percaya rencana satu tahun lagi melihat putrinya berdiri dihadapan banyak orang menjalani proses wisuda atas pemberian gelar sarjana hukum Universitas Ubaya ternyata harus terpaksa pupus.

Detik-detik penemuan jenazah

Dari informasi yang dihimpun petugas keamanan Tahura R. Soerjo Mojokerto mendapat laporan dari Polrestabes Surabaya terkait untuk mendampingi petugas Kepolisian mengecek lokasi dugaan pembuangan mayat di kawasan Gajah Mungkur jalur Cangar-Pacet, sekitar pukul 13.00 WIB.

Petugas Tahura mendatangi lokasi dan menunggu Tim Polrestabes untuk mengecek bungkusan karung berisi mayat tersebut.

“Kita stanby di atas menunggu Polrestabes meluncur ke lokasi Gajah Mungkur sekitar pukul 13.00 WIB wewenang Kepolisian kita mendampingi selaku pemangku kawasan,” ucap Kepala Resort 07 Mojokerto Timur Tahura Raden Soerjo Syaiful Afif melalui seluler, Rabu (7/6).

BACA JUGA:  Tetangga Ancam Bunuh, Suami Istri Warga Desa Temukus Nginap di Mapolres Buleleng

Ia mengungkapkan titik lokasi pembuangan mayat berada di jurang semalam kurang lebih 20 meter di sisi kanan dari arah Cangar-Pacet.

Tim Polrestabes tiba di lokasi kejadian dan melakukan identifikasi termasuk Olah TKP sekitar pukul 15.00 WIB.

“Titik temuannya belum karena menunggu Polrestabes sekitar jam 15.00 WIB langsung menuju ke titik pembuangan mayat itu, lokasinya setelah Gajah Mungkur sisi kiri kalau dari Pacet, Mojokerto,” ungkapnya.

Menurut dia, jasad dalam bungkusan koper itu ditemukan sekitar 20 meter di jurang Gajah Mungkur.

“Kalau mayat tadi ditemukan sekitar 20 meter tidak sampai turun dari jalan yang kondisinya tebing,” bebernya.

Kondisi jasad di dalam koper yang terbungkus karung warna putih.

BACA JUGA:  Pulang Kerja Istri Melihat Suami Telah Gantung Diri

Jasad wanita ini diduga korban pembunuhan yang meninggal lebih dari empat hari.

Petugas sempat mencium bau tidak sedap ketika evakuasi jasad.

“Informasi dari teman-teman yang membantu evakuasi itu sepertinya mayat dibungkus karung terus ditaruh dalam koper,” ucap Syaiful.

BACA JUGA:  Pacaran 4 Tahun Wanita Tewas Dibunuh Mantan Pacarnya

Petugas melihat rambut yang keluar dari sisi koper saat proses evakuasi.

“Kurang tahu, indikasi (Korban) perempuan soalnya teman-teman sempat melihat rambut panjang yang keluar dari koper hanya itu, cuma kita tidak tahu perempuan apa tidak,” terangnya.

Dia menjelaskan sebelumnya petugas Tahura melihat bungkusan karung putih di jurang Gajah Mungkur, pada Sabtu (3/6) sekitar pukul 12.00 WIB.

Namun petugas mengabaikan lantaran bungkusan itu dikira sampah.

“Ya tidak ada kecurigaan setelah dapat konfirmasi dari Polrestabes diperkirakan sama pelaku dibuang ke Gajah Mungkur petugas langsung ke lokasi, kita tetap menunggu dari Polrestabes,” bebernya.

Polisi mengevakuasi jasad korban ke Rumah Sakit Sumberglagah untuk penyelidikan lebih lanjut.

Kapolsek Pacet, AKP Amat saat dikonfirmasi membenarkan terkait sesosok jasad dalam koper yang ditemukan di jurang kawasan Gajah Mungkur.

Kasus pembunuhan kini ditangani oleh Polrestabes Surabaya.

BACA JUGA:  Mendagri Dorong Transportasi Cerdas Menuju Indonesia Emas 2045

“Ditangani Polrestabes, saya tidak dapat info mayat dibawa ke Surabaya,” pungkasnya.

Dari sumber internal Kepolisian menyebutkan pelaku kini telah diamankan di Polrestabes Surabaya.

Pelaku diduga adalah pacar korban.

Sebelum menghabisi nyawa korban, pelaku sempat menggadaikan mobil Mitsubishi Xpander.

Keduanya bertengkar hingga pelaku tega membunuh korban dan membuang jasadnya ke jurang Gajah Mungkur, Kabupaten Mojokerto. (LN/POL)

.

Bagikan: