Jalur Denpasar-Gilimanuk ‘Benyah Latig’ Jelang Nataru: BPJN Akui Hanya Mampu Tambal Sulam Akibat Anggaran Pengaspalan 2025 Terblokir
Foto: Kondisi Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk

DENPASAR, Letternews.net – Kondisi Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk di wilayah Kabupaten Jembrana dan Tabanan belakangan terpantau mengalami kerusakan parah (benyah latig), menimbulkan keluhan serius dari pengguna jalan, terutama menjelang momen padat Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), sebagai pihak yang berwenang di bawah Kementerian PUPR, mengakui adanya kendala besar dalam upaya perbaikan menyeluruh. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (Satker PJN) Provinsi Bali pada BPJN Jawa Timur-Bali, I Made Mardita, menjelaskan bahwa upaya yang bisa dilakukan saat ini hanya sebatas tambal sulam.
Dana Proyek Pengaspalan 2025 Terblokir
Mardita mengungkapkan bahwa keterbatasan ini disebabkan oleh kendala efisiensi anggaran, di mana dana untuk proyek pengaspalan menyeluruh di Jalur Denpasar-Gilimanuk tidak tersedia pada tahun 2025 ini.
“Di tahun 2025 ini tidak ada paket proyek efektif untuk pengaspalan jalan. Ya itu akibat dana terblokir dan tidak keluar sampai saat ini,” ujar I Made Mardita, Minggu (30/11/2025).
Meski demikian, Mardita menegaskan bahwa BPJN terus berupaya maksimal. Pihaknya memiliki tiga tim yang bekerja keras menambal lubang setiap hari, terutama pada titik-titik yang dianggap paling berbahaya untuk meminimalisir risiko kecelakaan. Sebelumnya, perbaikan terbatas sempat dilakukan menggunakan alat cold milling di Desa Pulukan hingga Desa Medewi setelah tertunda karena jadwal kontraktor.
Menanti Harapan Pinjaman SBSN dan Anggaran 2026
Untuk penanganan dan perbaikan jalan secara menyeluruh, Mardita mengaku telah berulang kali menyampaikan usulan kepada Pusat, bahkan mengusulkan skema dana pinjaman melalui Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN).
Sayangnya, hingga akhir tahun 2025, belum ada kepastian pendanaan dari Kementerian PUPR. BPJN hanya bisa berharap pada tahun berikutnya.
“Tahun 2026 nanti, ada informasi awal akan dapat penanganan sepanjang 8 kilometer,” ungkap Mardita, menyampaikan sedikit kabar baik untuk perbaikan di masa depan.
Kerusakan infrastruktur jalan vital ini menjadi perhatian serius bagi kelancaran arus logistik dan mobilitas pariwisata Bali, khususnya menjelang lonjakan wisatawan akhir tahun.
Editor: Rudi.








