Ini Kata Cok Ace Soal Konsep Koster-Giri Bangun Pariwisata Bali ke Depan

 Ini Kata Cok Ace Soal Konsep Koster-Giri Bangun Pariwisata Bali ke Depan

Letternews.net — Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace mengatakan data yang dipaparkan pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster-Giri Prasta merupakan data riil mengenai kondisi pariwisata Bali.

BACA JUGA:  Wisatawan Terseret Arus Ditemukan Meninggal

Pernyataan itu disampaikan Cok Ace usai kegiatan hearing paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, bertajuk “Pariwisata Bali Mau Dibawa Kemana?”, yang digelar Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Bali di Jimbaran, Jumat (25/10/24).

Cok Ace menyampaikan demikian karena selama menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 mendampingi Wayan Koster, mereka  merancang bahkan telah melaksanakan sebagian konsep tentang Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali termasuk mengenai masa depan pariwisata Bali.

BACA JUGA:  Bima Nata Gaet Milenial dan Gen Z untuk Koster-Giri, Jadi Magnet di Kampanye Terbuka

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu juga mengaku paslon Koster-Giri menawarkan solusi yang relevan untuk mengatasi tata kelola pariwisata yang belum optimal, terutama mengenai pemerataan pembangunan dan ekonomi.

“Kalau Pak Koster sebelumnya sudah konsepkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Tadi pak Koster mengatakan yang sebelumnya menuju Bali Era Baru, sekarang sudah dalam Bali Era Baru. Artinya ini sudah masuk, karena semua yang berkaitan dengan peraturan sudah disiapkan sebelumnya, Astungkara bisa terlaksana di periode kedua ini,” ujarnya.

BACA JUGA:  Pj. Gubernur Mahendra Jaya Apresiasi Rencana Penyelenggaraan Forum Humas Dunia 2024 di Bali

Karena itu menurut Cok Ace, konsep yang ditawarkan Koster-Giri tidak lepas dari Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang telah digagas pada periode sebelumnya. “Saya kira memang ini tindak lanjut apa yang sudah dirancang lima tahun sebelumnya dan akan diimplementasikan di periode kedua ini,” imbuhnya.

Jumlah Wisatawan Bali, Wayan Koster mencatat sepanjang tahun 2023 jumlah wisman 5.27 juta orang. Berbeda dengan 2019, hampir 6.3 juta. Hal ini, menurut Koster mesti menjadi perhatian serius ke depan.

“Belum pulih banget, tapi sudah lumayan. Jumlah wisman Indonesia 11.68 orang, tapi ini pintu masuk Bandara, belum pintu pelabuhan dan darat. Jumlah kontribusi wisman Bali terhadap Indonesia, 45.16 persen. Kemudian domestik, 4.7 juta orang yang lewat bandara Ngurah Rai. Dulu 4.98, jadi sudah sama, sudah pulih,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Kampanye di Seririt, Wayan Koster Mendadak Minta Stop Sejenak, Ini Alasannya

Di samping itu Koster juga menyinggung devisa pariwisata Bali, mencapai 98 triliun rupiah, devisa nasional dari pariwisata 218 triliun rupiah. Jadi Bali berkontribusi 45 persen devisa nasional, sisanya 55 persen dari 33 provinsi.

“Sekarang kita lihat kontribusi pariwisata terhadap ekonomi Bali, disumbang oleh pariwisata meningkat lagi sekarang 65.96 persen, hampir 66 persen. Tapi ini ngeri ngeri sedap karena pariwisata sensitif terhadap faktor eksternal. Jadi kita harus jaga betul ini dengan baik. Dan 45 persen kontribusi bali terhadap devisa nasional harus dapat kita jadikan bargaining position,” jelasnya.

BACA JUGA:  Siap Sambut Nataru, PLN Perkuat Infrastruktur Kendaraan Listrik dengan menambah unit SPKLU Tersebar di Bali

Koster juga memperlihatkan gambaran wilayah Bali, Sarbagita dan luar Sarbagita. Sarbagita luas wilayahnya hanya 31 persen dari luas Bali, luar sarbagita luasnya 69 persen. Namun, kata Koster jumlah penduduk Sarbagita 2.3 juta, luar Sarbagita 2.1 juta jiwa.

“Penduduk lebih banyak dalam kawasan lebih sempit, apa artinya, mampet, berbagai problem sosial akan muncul,” ujarnya.

BACA JUGA:  Elektabilitas PPP Merosot T ajam, Kepemimpinan Suharso Monoarfa Mendapat Sorotan Para Pengamat

Gubernur Bali periode 2018-2023 itu juga menyampaikan jasa usaha pariwisata hotel di Sarbagita 71 persen terutama Badung Denpasar Gianyar. Sementara di luar Sarbagita hanya 29 persen. Restorannya juga, Sarbagita 69 persen, luar Sarbagita 31 persen.

“Konsekuensinya, PAD dari PHR di sarbagita 9.9 triliun, di luar sarbagita 1.5 triliun rupiah,” pungkasnya.

Reporter: Yulius N

.

Bagikan: