Dua Tahun Vakum Bali Kite Festival  Diadakan Kembali, Rare Angon Bergembira

 Dua Tahun Vakum Bali Kite Festival  Diadakan Kembali, Rare Angon Bergembira

Foto: Bali Kite Festival ke-44 pada Sabtu, 16 Juli 2022

Letternews.net — Hari pertama penyelenggaran Bali Kite Festival ke-44 pada Sabtu, 16 Juli 2022 berjalan lancar. Bali Kite Festival merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Persatuan Layang-Layang Indonesia Provinsi Bali (Pelangi Bali).

Bali Kite Festival ke-44 tahun 2022 yang diselenggarakan di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar Timur, diramaikan sekitar 800 buah layangan tradisional Bali terdiri dari jenis Bebean, Janggan, Pecukan dan Janggan Buntut dari seluruh Bali. Ada pula jenis layangan dengan ukuran besar atau layangan big size dengan bentang sayap dari 5 meter hingga 11 meter.

Ditemui di lapangan, Kadek Dwi Armika, Ketua II Pelangi Bali menyampaikan. Bali Kite Festival baru bisa diadakan kembali setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19 sekaligus mengikuti arahan Gubernur Bali agar tidak menciptakan kerumunan dan keramaian.

BACA JUGA:  Kejaksaan Negeri Badung, Edukasi Anak-anak Usia Sekolah Tentang Hukum

Dwi Armika juga mengapresiasi seluruh peserta lomba layang-layang yang sudah mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku. Lomba ini juga sekaligus pelepas dahaga dan mengobati kerinduan para pelayang yang sudah lama tidak mengikuti lomba layang-layang di seluruh Bali.

“Dua tahun kami tidak mengadakan lomba. Lomba ini terasa pelepas dahaga dan mengobati kerinduan bagi seluruh rare angon di Bali,” kata Dwi Armika.

Dwi Armika mengatakan, Bali Kite Festival ke-44 tahun 2022 rencananya akan dibuka Gubernur Bali Wayan Koster pada Minggu, 17 Juli 2022 pada pukul 10.00 WITA.

BACA JUGA:  Menparekraf Retribusi Wisman Guna Jaga Lingkungan Tradisi dan Budaya

“Sesuai rencana kami berharap Gubernur Bali Wayan Koster dapat hadir membuka Bali Kite Festival,” imbuhnya.

Dirinya menambahkan, dengan mengambil tema ‘Rahayu Baliku’, Bali Kite Festival ke-44 tahun 2022 memperebutkan piala bergilir Gubernur Bali dengan total hadiah puluhan juta. Ini merupakan kebanggaan sendiri apabila berhasil membawa pulang piala bergilir Gubernur Bali.

Saat ditanya lokasi lahan saat ini yang digunakan sebagai tempat lomba layang-layang, Dwi Armika mengatakan bahwa lokasi ini kedepannya akan digunakan sebagai akses keluar dari dermaga pelabuhan Sanur.

“Lokasi ini akan digunakan sebagai akses keluar dari dermaga pelabuhan Sanur. Kami akan mohon lahan di Pusat Kebudayaan Bali Klungkung agar kedepannya dapat terus menyelenggarakan lomba layang-layang karena ini adalah upaya kami melestarikan tradisi di Bali,” pungkasnya.

Ditambahkannya, untuk luas lahan yang ideal untuk mengadakan lomba dan menaikkan layang-layang sekitar 8-10 hektar. Lokasi saat ini di Pantai Padanggalak adalah yang paling cocok dan tepat, karena hembusan angin Australia sangat kencang tidak terhalang pulau Nusa Penida.

BACA JUGA:  PLN Catat Pengguna REC Naik 116 Persen di Bali

Melalui penyelenggaraan Bali Kite Festival secara berkesinambungan, Pemerintah diharapkan dapat memikirkan solusi kedepan terkait lahan penyelenggaraan lomba layang-layang agar tradisi budaya Bali ini tidak punah karena sesuai dengan Visi Misi Pemerintah Provinsi Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

(LN/RL)

.

Bagikan: