Desa Rempek Darusalam Bangkit sebagai Produsen Kopi

 Desa Rempek Darusalam Bangkit sebagai Produsen Kopi

Foto: Unmas Denpasar bersama Universitas Gunung Rinjani Lombok Timur melaksanakan pengabdian di Desa Rempek Darusalam bersama mitra yaitu kelompok Harapan dan kelompok KUPS  Mentari Darusalam

Letternews.net — Kosabangsa merupakan program pendanaan dari Ditjen Dikbudristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi untuk dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat pada wilayah tertinggal.

BACA JUGA:  Agroteknologi Unmas Denpasar Berkolaborasi Peningkatan Pasca Panen Jeruk Kintamani Bali

Menurut Ni Putu Sukanteri selaku Ketua Pendamping Kosabangsa bersama anggotanya yaitu I Gusti Ayu Diah Yuniti dan Anik Yuesti dari Universitas Mahasaraswati Denpasar dikonfirmasi saat berada di Desa Rempek Darusalam, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mengatakan bahwa dalam upaya menciptakan kegiatan pembangunan pertanian yang komprehensif dilihat dari berbagai faktor maka Desa Rempek Darusalam sebagai salah satu sentra penghasil kopi di daerah Lombok masih banyak menyisakan limbah berupa kulit kopi yang perlu mendapat perhatian dan penanganan. Untuk itu maka Unmas Denpasar bersama Universitas Gunung Rinjani Lombok Timur melaksanakan pengabdian di Desa Rempek Darusalam bersama mitra yaitu kelompok Harapan dan kelompok KUPS  Mentari Darusalam dengan tema  Penerapan Solar Dryer House Dan Pupuk Organik Padat Limbah Kopi Sebagai Upaya Peningkatan Produksi Kopi Dan Olahannya Di Desa Rempek Darussalam Kabupaten Lombok Utara.

Kepala Desa Rempek Darusalam, Mulyadi membenarkan bahwa dari proses budidaya hingga pasca-panen, limbah kopi masih menjadi masalah utama di sektor pertanian. Limbah ini kerap kali dibuang begitu saja, sehingga diperlukan pendekatan pertanian yang terintegrasi untuk memanfaatkannya secara optimal dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Desa rempek darusalam bangkit setelah diterjang gempa hebat dan covid19.

Ikwan Wadi sebagai ketua Tim Kosabangsa didampingi anggotanya Rini  Endang Prasetyowati dan Muhammad Anwar menyampaikan  bahwa salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan mengolah limbah kopi menjadi pupuk padat. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah yang terbuang sekaligus memberikan manfaat bagi kesuburan tanah dan lingkungan. Dengan demikian, pengelolaan limbah kopi tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan pupuk organik hasil daur ulang limbah tersebut.

Kegiatan tersebut mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat Desa Rempek Darusalam. Mulyadi selaku Kepala desa mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih dengan adanya kegiatan Kosabangsa ini saat menghadiri penyerahan bantuan berupa mesin kepada dua kelompok tani di Desa Rempek Darussalam, yaitu Kelompok Tani Harapan Darussalam. Bantuan yang diserahkan meliputi berbagai jenis mesin yang akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja para petani, di antaranya mesin giling cacah, mesin potong rumput, dan mesin penggembur tanah.

BACA JUGA:  Ekonomi Menggeliat Kembali, Sandiaga Uno Mendapat Dukungan Luas Di Bali

Ketua Kelompok Tani Harapan, Rido Kurniawan mengaku sangan senang dengan adanya bantuan ini, diharapkan kelompok tani dapat memanfaatkan alat-alat tersebut untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lahan pertanian. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan, sejalan dengan visi Kosa Bangsa dalam memberdayakan masyarakat desa yang tertinggal.

Sedangkan untuk kelompok KUPS Mentari Darusalam yang bergerak dibidang olahan kopi bubuk diberikan bantuan berupa  grand house dan Mesin Huller agar bisa terus terus menjaga  kualitas biji kopi kering, Menurut Ida Susiwanti sebagai Ketua kelompok mengatakan kelebihannya menggunkan grandhouse dengan mesin sollar huleer untuk menjaga suhu tetap optimal dapat di atur sesaui dengan kebutuhan suhu yang diperlukan. Karena sering menemui kendala terhdap penjemuran kopi secara manual, dengan curah hujan yang tiinggi dapat menyebabkan bakteri dan jamur pada biji kopi yang dijemur, dapat menyebabkan kerugian.

BACA JUGA:  Polisi Imbau Orang Tua Bangun Komunikasi dengan Anak Cegah Perundungan

“Semoga dalam kegiatan ini mampu memberikan hal-hal yang terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat serta mampu mengembangkan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh tim UGR dan Unmas dimana mayoritas warga adalah pertanian perkebunan”, ujar Mulyadi. Selama ini masyarakat  selalu melakukan pupuk sintesis dalam kegiatan usahataninya, sehingga kedepan akan mampu untuk mengembangkan pertanian yang berkelanjutan yaitu ramah lingkungan, selanjutnya dalam pemberian teknologi dalam upaya peningkatan produksi dan menjaga kualitas kopi yang dihasilkan dapat  lebih menghasilkan ekonomi yang tinggi bagi masyrakat.

Ditulis Oleh: I Gusti Ayu Diah Yuniti

.

Bagikan: