Branding Produk Salak di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem, Bali

 Branding Produk Salak di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem, Bali

Foto: Tim Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Letternews.net — Desa Sibetan, yang terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, resmi ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem sebagai kawasan Agrowisata pada tahun 2003, dengan fokus khusus pada pengembangan Agrowisata Salak. Komoditas utama yang dihasilkan oleh para petani di desa ini adalah buah salak, yang terkenal dengan sebutan “Salak Bali.” Sebagian besar penduduk desa ini berprofesi sebagai petani salak, dan buah ini menjadi sumber penghasilan utama mereka.

BACA JUGA:  Pangdam Zamroni Berikan Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa Unmas Denpasar

Salak Bali, yang juga dikenal sebagai “Salak Gula Pasir,” memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari buah sejenis di daerah lain di Indonesia. Melihat potensi besar yang dimiliki, masyarakat lokal mengembangkan kawasan pertanian mereka menjadi daya tarik wisata, menarik kunjungan dari wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus mencicipi keunikan rasa salak yang dihasilkan.

Untuk lebih mengoptimalkan potensi tersebut dan meningkatkan kunjungan wisatawan, diperlukan suatu strategi khusus, yaitu branding produk salak. Dalam rangka mendukung upaya ini, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar bekerja sama dengan National Ilan University Taiwan mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sibetan pada tanggal 30 Agustus 2024. Kegiatan ini meliputi penyuluhan dan praktik mengenai branding produk salak.

Masyarakat desa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terutama pada sesi praktik pengemasan produk, branding, serta penanganan pasca panen yang disampaikan oleh narasumber dari Unmas Denpasar, Bapak Cokorda Javandira, S.P., M.P., dan Bapak Margo Sulistio, Ph.D., Luh Putu Yuni Widyastuti,SP.,M.Si; Putu Kirana Pratiwi,SP.,M.Agb dari National Ilan University Taiwan.

Dalam sesi praktik, peserta dengan antusias mempelajari keterampilan baru dalam pengemasan dan branding produk. Salah satu peserta, Ni Kadek Arsani, menyatakan, “Kegiatan ini memberikan inspirasi dalam branding produk serta pengemasan agar dapat memberikan nilai jual yang lebih tinggi.”

Inisiatif ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya tarik pasar Salak Bali, memastikan buah khas ini mendapat pengakuan yang lebih luas, menarik lebih banyak wisatawan, dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian lokal.

Ditulis Oleh:
Tim Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

.

Bagikan: