Dugaan Korupsi LPD Karangasem Guncang Lembaga Keuangan Desa, Kerugian Negara Capai Rp20 Miliar
Bisnis Miliaran atau Bencana Niskala? Rencana Wisata Mewah Danau Batur Bangli Digugat DPRD

Foto: Gambar
BANGLI, Letternews.net – Rencana ambisius pengembangan pariwisata di Danau Batur, Kintamani, menuai sorotan tajam dari DPRD Bangli. Perusahaan daerah PT Bhukti Mukti Bhakti (BMB) telah menggandeng investor, PT GMS Invest International, untuk membangun proyek mewah yang mencakup kapal pesiar listrik, kereta wisata listrik, sky capsule, dan rail bike di kawasan danau suci tersebut.
Namun, Wakil Ketua DPRD Bangli, I Komang Carles, mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) agar tidak hanya tergiur dengan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) semata, melainkan harus memprioritaskan kesucian Danau Batur.
Ancaman Niskala dan Risiko Lingkungan
Carles menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi (sekala) dan nilai budaya (niskala). Bagi masyarakat Bali, Danau Batur adalah kawasan suci yang rutin disucikan melalui upacara Mulang Pakelem (Danu Kertih).
“Jangan hanya melihat keuntungan tanpa melihat itu,” tegas Carles.
Selain aspek niskala, dewan juga khawatir terhadap dampak lingkungan. Meskipun investor mengklaim unit usahanya ramah lingkungan (menggunakan hidrogen, LNG, dan surya), Carles mempertanyakan jaminan keberlanjutan. “Siapa yang menjamin investor tidak membuang limbah ke danau?” tanyanya, menekankan bahwa risiko pencemaran mutlak harus diantisipasi.
Tuntutan Melibatkan Tokoh Adat
DPRD Bangli meminta agar sebelum Memorandum of Understanding (MoU) dilanjutkan, tokoh adat, pemuka agama, dan pihak lingkungan yang berkompeten harus dilibatkan secara penuh. Hal ini menjadi pelajaran dari kasus investasi masa lalu yang menyisakan masalah lingkungan dan sosial.
“Lebih baik pahit di awal ketimbang nanti bermasalah,” ujar Carles.
Meskipun Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, menyambut baik investasi yang disebutnya ramah lingkungan, desakan dewan untuk transparansi dan melibatkan tokoh adat kemungkinan besar akan membawa persoalan ini ke Rapat Kerja DPRD.
Apakah proyek super ambisius ini akan berhasil menyeimbangkan potensi ekonomi miliaran dengan menjaga kesucian danau, atau justru memicu bencana niskala? Itulah pertanyaan yang kini menggantung di Kintamani.
Editor: Rudi.