Berita adalah Napas: Sebesar Apapun Kegiatan, Tetap Kecil Tanpa Pemberitaan
Foto: Rudianto, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bali

DENPASAR, Letternews.net – Dalam era informasi yang serba cepat, berita adalah nyawa bagi sebuah peristiwa. Rudianto, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bali, menegaskan bahwa sebesar apa pun sebuah kegiatan, dampaknya akan tetap kecil jika tidak diberitakan.
“Sebesar apapun kegiatannya kalau tidak diberitakan tetap kecil,” ujar Rudianto. Pernyataan ini bukan sekadar kalimat, melainkan prinsip yang menggarisbawahi pentingnya peran media dalam menyebarluaskan informasi dan mengamplifikasi dampak sebuah kegiatan.
Rudianto menjelaskan, sebuah acara yang megah, proyek besar, atau bahkan pencapaian luar biasa yang hanya diketahui oleh segelintir orang, pada dasarnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Berita, kata Rudianto, adalah jembatan yang menghubungkan peristiwa dengan publik. Tanpa jembatan itu, sebuah kegiatan akan kehilangan esensinya.
Dengan memberitakan sebuah kegiatan, media tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga menciptakan kesadaran, membangun citra, dan menginspirasi banyak orang. Ini sangat relevan bagi lembaga pemerintah, swasta, maupun komunitas yang ingin program atau pencapaiannya diketahui dan dihargai publik.
Lebih dari itu, pemberitaan juga mendorong akuntabilitas dan transparansi. Saat sebuah kegiatan diberitakan, ada tuntutan untuk memastikan bahwa semua berjalan sesuai rencana. Ini menjadikan berita sebagai alat kontrol sosial yang efektif.
Oleh karena itu, Rudianto mengajak semua pihak untuk tidak mengabaikan peran media. Bekerja sama dengan jurnalis dan memastikan setiap kegiatan penting mendapat liputan yang layak adalah investasi strategis. Ini bukan sekadar mencari popularitas, melainkan memastikan bahwa setiap usaha, kerja keras, dan pencapaian dapat memberikan manfaat yang lebih luas.
Editor: Nil







