Tertimpa Pohon Tumbang di Monkey Forest 2 WNA Meninggal Dunia
Ancangan Membangun Perusahaan Dari Baik Menjadi Hebat
Letternews.net — Bagaimana memimpin perusahaan dari keadaan yang baik (Good) menjadi perusahaan yang hebat (Great)? Berikut ini adalah perasan dari buku Jim Colins, yang berjudul “Good To Great.”
Tahapan dari Good Company menjadi Great Company dikerjakan dengan membangun 2 momentum utama yaitu, BUILD UP (membangun, menata, mempersiapkan ; hingga tercipta momentum) dan BREAKTHROUGH (lompatan kemajuan yang melesat cepat). Momentum ini tercipta melalui disiplin dalam 3 putaran roda proses perusahaan, yakni People, Thought, Action, (PeTA).
- Ayunan pertama diberi nama disiplin orang (Disciplined People). People atau orang dalam organisasi mencakup pemimpin dan anak buah (anggota tim), diperlukan hadirnya dengan apa yang disebut sebagai Pemimpin Tingkat 5 (Level 5 Leadership), yaitu sosok pemimpin yang punya wawasan, penuh kesadaran dan berjiwa rendah hati, dimana sosok pemimpin ini tidak pernah mengakui keberhasilan organisasi adalah karena kehebatannya. Ia akan menjawab semua ini sekedar karena keberuntungan (good luck) saja. Orang berikutnya adalah anak buah; memiliki anggota tim yang tepat, punya karakter, punya skill, punya sikap, etos yang bertanggungjawab dan bertipe pejuang gigih, gesit, cekatan, tahan, tangguh. Bukan tipikal orang yang tidak mau tahu urusan perusahaan, bersikap bloon, lemah serta lamban. Dalam buku ini disebut dengan jargon “First who, then what” mirip jargon management “the man behind the gun”. Ringkasnya, perusahaan perlu untuk melibatkan orang yang tepat dalam organisasi mulai dari pimpinan hingga anggota tim di dalamnya. Kemudian menciptakan suasana kerja yang kondusif agar kemahiran semua anggota organisasi, terwadahi, terakomodasi, semakin kuat, mantap dan mahir.
- Ayunan kedua diberi nama disiplin pikiran (Disciplined Thought). Yang pertama adalah realistis dan membumi bukan melamun dan berkhayal seolah berpijak pada awan. Setiap permasalahan yang ada harus berani dihadapi, ditanggulangi dan dibereskan. Tidak boleh dibiarkan saja sampai terbengkalai, dengan harapan permasalahan tersebut akan selesai dengan sendirinya. Situasi yang rumit dan masalah yang kompleks harus bisa disederhanakan. Sehingga kebiasaan proses kerja yang asal-asalan dan spontan, harus dirubah menjadi menjadi kultur kerja yang terencana dan antisipatif. Ringkasnya menciptakan mindset, pola pikir, sikap kesatria, cerdas, cerdik dan cendikia untuk menghadapi situasi riil yang dihadapi oleh perusahaan. Pentingnya berpijak pada kemahiran menjadi kunci yang utama, fokus pada prioritas sesuai kemahiran atau kekuatan inti, dan menguntungkan secara finansial, serta mendorong minat dan antusiasme anggota tim dalam mengerjakannya. Selanjutnya, menerapkan prinsip easy, earn, enjoy dan excellent, hal ini supaya bisa dikaitkan dengan konsep kepemimpinan sebelumnya, maka dalam kondisi apapun pemimpin dan anak buah harus mampu berkolaborasi untuk menghadapi situasi, demi menuntaskan segala proses yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil.
- Ayunan ketiga adalah tindakan, aksi dalam keseharian hingga tercipta kultur disiplin kerja yang sehat dan menunjang. Hal ini menuntut supaya setiap karyawan terbiasa memiliki disiplin dalam berproses kerja seperti siklus PDCA (Plan,Do,Check,Act). Disiplin dalam menjaga kesehatan kerja, keamanan kerja dan lingkungan kerja (HSE ; Health, Safety, Environment). Dilengkapi dengan menganut prinsip 5R, yakni Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin, yang didukung juga oleh ekosistem kerja berbasis teknologi informasi (Information Technology) agar tercipta efisien, efektifitas, optimalisasi dan produktifas kerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Ketika ke 3 ayunan tersebut di atas dilaksanakan dalam tahap BUILD UP secara berkelanjutan maka secara akumulasi akan tercipta momentum untuk terjadi BREAKTHROUGH (lompatan) dari Good menjadi Great.
Ditulis oleh: Mbah Hogi Bejo
Narasumber Literasi, Edukasi Saham, Manajemen & Kepemimpinan Saham, Manajemen dan Kepemimpinan