Mahasiswa Prodi Sarjana Poltekkes Kemenkes Denpasar Gelar Pameran Gizi

 Mahasiswa Prodi Sarjana Poltekkes Kemenkes Denpasar Gelar Pameran Gizi

Foto: Gerakan Sehati Ciptakan Generasi Emas bebas Stunting

Letternews.net — Program Praktek Kerja Lapangan (PKL)  mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Denpasar gelar Pameran Gizi dengan tema “Gerakan Sehati Ciptakan Generasi Emas bebas Stunting” pada Jumat, 10 Maret 2023.

Ketua Jurusan Gizi Dr. Ni Komang Wiardani, SST.,M.Kes. pada sambutannya memaparan pameran gizi yang digelar merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan serangkaian PKL Program Intervensi Gizi Masyarakat (PIGM).

BACA JUGA:  Jurusan Gizi Gelar Pameran Gizi Untuk Memantapkan Capaian Kompetensi

Pameran yang digelar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengunjung pameran mengenai menu seimbang dan mengaplikasikannya di keluarga masing-masing sehingga diperoleh status gizi yang optimal.

Pameran dibuka oleh Walikota Denpasar yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Anak Agung Ayu Agung Candrawati, M.Kes., yang mengharapkan waktu PKL dimasa mendatang bisa diperpanjang sehingga mahasiswa dapat melakukan program kerja serta berinteraksi dengan masyarakat lebih lama.

Harapannya kejadian stunting di Bali dapat diturunkan yang saat ini 8,0% menjadi 6,15% sesuai target di tahun 2024. Berdasarkan survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 Bali memiliki angka stunting terendah secara nasional dan stunting di Denpasar terendah di Bali.

BACA JUGA:  Yudisium Sarjana ke-75 FISIP Unwar

Adapun display yang dipamerkan meliputi menu seimbang cegah anemia dan KEK, menu seimbang ibu menyusui, menu seimbang balita, menu seimbang cegah anemia pada remaja putri dan menu sehat cerdaskan anak sekolah.

Setiap display menyajikan contoh menu yang dianjurkan untuk dikonsumsi sesuai kebutuhan zat gizinya sehingga dicapai status gizi yang optimal.  Dimulai pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi menu seimbang untuk menjamin tumbuh kembang janin, sehingga bayi yang dilahirkan terbebas dari stunting.

Selanjutnya setelah ibu melahirkan yang harus diperhatikan adalah inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif. Pada periode ini bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman selain ASI sampai umur 6 bulan. Dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI menyesuaikan umur balita yaitu 6-8 bulan, 9-11 bulan dan 12-24 bulan.

BACA JUGA:  Kodam IX/Udayana Gelar Pameran Alutsista dan UMKM

Sampai periode ini apabila kader posyandu menyampaikan informasi mengenai menu seimbang balita pada meja penyuluhan dan diaplikasi oleh ibu-ibu balita di rumah masing-masing, dan diharapkan balita mengkonsumsi menu seimbang sesuai dengan kebutuhannya.  Dampak akhir yang diharapkan adalah balita akan mencapai status gizi yang optimal sehingga masalah stunting di desa khususnya di Kelurahan Penatih akan dapat dicegah dan ditanggulangi.

Secara sederhana dapat dikatakan upaya penurunan kejadian stunting dapat dimulai dari ibu yang memiliki balita dapat memberikan menu seimbang kepada balitanya dan selalu memperhatikan jumlah protein hewani yang berfungsi untuk pertumbuhan, ungkap pembimbing PKL Dr. Ir. I Komang Agusjaya Mataram, M.Kes.

Hadir pula pada pemeran tersebut Camat Denpasar Timur, Kepala UPTD Puskesmas II Denpasar Timur, Ketua prodi, Sekretaris Jurusan, Dosen dan staf Jurusan Gizi, TP-PKK, Sekretaris, Kapala Lingkungan, Bendesa Adat, kader posyandu se-Kelurahan Penatih, dan siswa sekolah dasar dan SMP serta undangan lainnya. (LN/HUM)

.

Bagikan: