Monumen Puputan Badung Resmi Tampil Megah Setelah Revitalisasi: Walikota Jaya Negara Resmikan Tepat di Hari Suci Sugihan Bali, Kini Lebih Disabilitas Friendly
Foto: Walikota Jaya Negara Resmikan Monumen Perjuangan Puputan Badung Diharapkan Menjadi Pusat Edukasi Sejarah dan Kebudayaan Masyarakat

DENPASAR, Letternews.net – Monumen Perjuangan Puputan Badung yang berdiri di jantung Kota Denpasar kini tampil dengan wajah baru yang lebih tertata dan megah. Setelah rampung melalui proses pemugaran menyeluruh, revitalisasi monumen ini diresmikan oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, pada Jumat (14/11).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan rangkaian bunga, didahului dengan prosesi melaspas dan mecaru sebagai ritual penyucian ruang sakral.
Peresmian Bertepatan dengan Hari Suci Sugihan Bali
Pemilihan waktu peresmian bertepatan dengan Hari Sugihan Bali, hari suci yang dimaknai sebagai momen penyucian diri dan keharmonisan alam semesta. Walikota Jaya Negara mengatakan bahwa pemilihan hari ini memiliki makna mendalam.
“Sugihan Bali adalah hari untuk menyucikan diri dan alam. Kami berharap nilai kesucian ini menjadi landasan masyarakat dalam memaknai perjuangan para pahlawan,” ujar Jaya Negara.
Walikota berharap monumen yang merekam jejak Perang Puputan Badung 1906 ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga pusat pembelajaran sejarah, refleksi budaya, dan pengingat semangat persatuan bagi generasi muda.
Desain Baru Ramah Disabilitas dan Perubahan Arah Patung
Marmar Herayukti, Konseptor Penataan Monumen, menjelaskan bahwa desain monumen kini jauh lebih inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas.
Fasilitas yang ditambahkan meliputi:
-
Ram untuk kursi roda yang dapat diakses mandiri.
-
Guiding block bagi penyandang tuna netra.
Herayukti memastikan penyandang tuna netra tetap dapat bergerak aman, dengan suara gemericik air kolam sebagai penanda alami. Selain itu, tiga patung utama yang menjadi ikon monumen kini menghadap ke utara, atau arah rumah jabatan Gubernur Bali, berbeda dari posisi sebelumnya yang menghadap ke selatan.
Revitalisasi ini diharapkan menjadikan Monumen Puputan Badung sebagai ruang publik yang berdaya guna, indah, sekaligus mampu menanamkan nilai-nilai heroismenya kepada masyarakat.
Editor: Rudi.








