Inflasi Bali Terjaga di 2,61%, Lebih Rendah dari Nasional: Gubernur Koster dan Wamendagri Ribka Haluk Dorong Sinergi 4K dan Percepatan Realisasi APBD
Foto: Inflasi Harus Direspon Cepat, Koster Tekankan Sinergi Semua Pihak Jaga Stabilitas Harga, Ketahanan Pangan dan Daya Beli

DENPASAR, Letternews.net – Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi Sekda Dewa Made Indra, menghadiri High-Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali Tahun 2025 di Gedung Bank Indonesia (BI), Jumat (14/11). Pertemuan yang dihadiri Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Dr. Ribka Haluk dan seluruh kepala daerah se-Bali ini menjadi forum untuk memperkuat strategi pengendalian harga dan ketahanan pangan.
Gubernur Koster menyampaikan bahwa inflasi Bali tercatat 2,61% (y-on-y) pada Oktober 2025, yang menurut data BI, angka ini lebih rendah dari inflasi nasional (2,86% y-on-y). Meski terkendali, Koster menekankan perlunya respons cepat melalui strategi 4K (Ketersediaan, Keterjangkauan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi) untuk mengantisipasi lonjakan harga akhir tahun dan momen Galungan–Kuningan.
“Kita harus memastikan stabilitas pasokan dan distribusi kebutuhan pokok agar inflasi tetap rendah dan daya beli masyarakat terjaga,” tegas Gubernur Koster.
Wamendagri: Realisasi APBD Kunci Penggerak Ekonomi
Wamendagri Ribka Haluk dalam paparannya mengapresiasi stabilitas ekonomi nasional dan Bali. Ia menyoroti pentingnya percepatan realisasi APBD sebagai penggerak utama ekonomi daerah. Pemda didorong meningkatkan serapan anggaran dan menghindari penumpukan belanja di akhir tahun, yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
Wamendagri juga meminta seluruh Pemda Bali memperkuat pelaporan rutin TPID, monitoring harga pangan, dan respons cepat terhadap komoditas penyumbang inflasi.
Fokus BI: Cabai, Daging Ayam, dan Risiko Galungan
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, memaparkan bahwa meski inflasi tahunan Bali lebih rendah, volatilitas harga bulanan masih tinggi. Komoditas penyumbang inflasi utama bulanan adalah cabai merah, sawi hijau, dan daging ayam ras.
BI memperingatkan bahwa komoditas seperti canang sari, cabai merah, dan daging babi hampir selalu mengalami kenaikan harga pada periode Galungan–Kuningan. Oleh karena itu, BI mengusulkan penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2025 melalui modernisasi pertanian, penguatan cadangan pangan daerah, dan operasi pasar.
Editor: Rudi.








