Megawati Peringatkan: Penjajahan Modern Datang Lewat Algoritma dan Data, Dunia Dikendalikan Mesin Tanpa Nurani!
Foto: DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

BLITAR, Letternews.net – Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, melontarkan peringatan keras kepada dunia bahwa kolonialisme belum berakhir, melainkan telah berganti bentuk. Dalam Seminar Internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Blitar, Jawa Timur, Megawati menyebut bahwa penjajahan modern kini hadir melalui algoritma, data, dan teknologi digital yang dikuasai oleh segelintir negara maju.
“Kalau dulu penjajahan datang dengan meriam dan kapal perang, kini ia datang lewat algoritma dan data,” ujar Megawati.
Ia menyoroti dominasi raksasa teknologi global seperti Google, Amazon, Meta, dan Microsoft yang menguasai lebih dari 70 persen data dunia. Sementara itu, negara berkembang, termasuk Indonesia, direduksi statusnya menjadi sekadar pengguna tanpa kendali penuh.
Ancaman Kedaulatan Data dan Etika Global Baru
Megawati Soekarnoputri memperingatkan bahwa tanpa adanya kedaulatan atas teknologi dan data, kemerdekaan sejati suatu bangsa sulit diwujudkan. Reduksi manusia menjadi angka dan data menjadi komoditas adalah bentuk eksploitasi baru.
Ia menyerukan perlunya etika global baru yang dapat menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Megawati juga mengajak bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman etik dalam menghadapi era digital, memastikan kemajuan teknologi tidak menjauhkan manusia dari hati nurani dan moralitas.
“Dunia baru yang kita bangun bukan dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban,” seru Megawati, menekankan pentingnya moralitas di tengah hegemoni teknologi.
Editor: Rudi.








