Peningkatan Produksi Salak di Luar Musim Salak Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Karangasem

 Peningkatan Produksi Salak di Luar Musim Salak Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Karangasem

Foto: Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

Letternews.net — Kondisi iklim dan udaranya yang sejuk membuat Desa Sibetan cocok untuk mengembangkan pertumbuhan pohon salak. Komoditas utama yang dihasilkan oleh petani di desa ini adalah buah salak yang terkenal dengan julukan salak Bali. Sebagian besar penduduk desa ini memang menjadi petani salak dan menjadi sumber penghasilan utama. Salak Bali atau yang juga dikenal salak Gula Pasir memiliki citarasa yang khas dan berbeda dari buah sejenis dari daerah lain di Indonesia

BACA JUGA:  Pangdam Zamroni Berikan Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa Unmas Denpasar

Menurut Kaprodi Agroteknologi Bapak Cokorda Javandira, SP., MP. kegiatan penyuluhan kolaborasi ini merupakan realisasi kerjasama antara Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia dengan Ilan University,Taiwan telah dilaksanakan pada 30 Agustus 2024 dilaksanakan secara Hybrid, adapun pemateri yang dihadirkan Bapak Prof. Dr. Ir. I Ketut Sumantra, MP. (Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia) dan Bapak Margo Sulistio, Ph.D (Ilan University, Taiwan).

Karakteristik Tanaman Salak Salak Sibetan Karangasem Bali (Varietas Gula Pasir dan Varietas Bali) mempunyai bunga sempurna (diocius), penyerbukan Salak Bali tergolong kleistogami (penyerbukan sebelum seludang mekar) sehingga sangat mungkin sifat induk terbawa oleh turunannya (tidak tercampur faktor luar). Produksi salak bersifat musiman. Rendahnya produksi di luar musim panen raya disebabkan oleh keterbatasan tanaman mendapat air karena curah hujan dan hari hujan yang rendah terutama bulan Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober, disisi lain belum dilakukan pengairan, menyebabkan perkembangan menjadi buah terganggu dan sehingga bunga gagal membentuk tandan buah.

BACA JUGA:  Unmas Denpasar, Kampus Pertama di Bali Raih Akreditasi Unggul

Kehadiran teknologi produksi buah di luar musim dirasakan dapat menstabilkan produksi dan dapat tersedia sepanjang tahun. Tujuan teknologi produksi buah di luar musim ada dua yaitu:

  1. Motif ekonomi yang ditujukan untuk menaikkan harga komoditas buah-buahan jauh lebih tinggi dibandingkan ketika dalam musimnya. Tujuan aplikasi teknologi teknologi produksi buah di luar musim bermotif ekonomi dilakukan berkaitan erat dengan karakteristik produk komoditas agobisnis yang berbeda dengan komoditas lainnya. Produk agrobisnis mudah sekali rusak, mempunyai bio massa besar, memerlukan ruang untuk penyimpanan , kualitas hasil beragam karena belum melaksanakan standar prosedur yang jelas.
  2. Kepentingan kebijakan pemenuhan pangan buah buahan masyarakat agar tersedia sepanjang tahun. Keberhasilan dalam aplikasi teknologi pembuahan di luar musim, buah bisa dibuahkan sepanjang musim, maka ketersediaan buah akan merata sepanjang tahun dengan jumlah yang cukup. Sehingga konsumen tetap memperoleh buah ber mutu baik dengan harga wajar.
BACA JUGA:  Unwar Gelar Pengabdian Masyarakat Penataan Master Plan Ruang Terbuka

Diharapkan pemberian air dengan system irigasi tetes yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk majemuk mampu menghasilkan buah salak Gulapasir di luar musim. Salak yang dipanen musim Gadu dan di musim sela 2 yang diberi air dan pupuk mnghasilkan berat buah per pohon lebih tinggi. Tanaman salak Gulapasir yang tanpa diberi air dan pupuk menghasilkan buah paling rendah, dan cenderung mengalami kegagalan di musim sela 2.

Ditulis Oleh:
Tim Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar

.

Bagikan: