Unwar Bekali Pecalang Pura Dalem Ped Dengan Bahasa Inggris Komunikatif

 Unwar Bekali Pecalang Pura Dalem Ped Dengan Bahasa Inggris Komunikatif

Foto: Tim pengabdi dari Fakultas Sastra Universitas Warmadewa

Letternews.net — Dalam rangka menyongsong Pura Dalem Ped sebagai objek wisata religi, Unwar telah melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan program pelatihan bahasa Inggris komunikatif. “Tahun lalu, kami tim pengabdi dari Fakultas Sastra Universitas Warmadewa melakukan pengabdian kepada masyarakat berkenaan dengan pembenahan kebahasaan yang ditulis pada signboard. Kata Nyoman Sujaya sebagai salah satu tim pengabdi dari Fakultas Sastra Universitas Warmadewa.  “Tahun ini”, tambah Sujaya, “kami juga telah melaksanakan pengabdian berkenaan dengan pelatihan bahasa Inggris komunikatif bagi para pecalang yang bertugas di Pura Dalem Ped”. “Dan ini sudah kami lakukan dengan baik”, katanya lagi. Keinginan mitra berkenaan dengan pelatihan bahasa Inggris bagi para pecalang sangatlah tepat karena untuk mewujudkan Pura Dalem Ped sebagai salah satu objek wisata religi, mau tidak mau, suka tidak suka, SDMnya harus disiapkan.

BACA JUGA:  Fakultas Sastra Unwar Latih Staf Hotel Sthala Ubud Bahasa Inggris

Program yang sudah dilakukan itu diawali dengan melakukan penjajagan berupa observasi. Setelah bertemu dengan kelian dan pengurus pura, diketahui bahwa mitra sangat membutuhkan pelatihan bahasa Inggris komunikatif untuk para pecalang. Program ini memang sangat dibutuhkan mengingat Pura Dalem Ped tidak saja dikunjungi oleh pemedek atau pengunjung dari Bali, tetapi juga pemedek dari luar Bali dan bahkan mancanegara.

Mungkin karena perbedaan budaya, pengunjung yang berasal dari mancanegara sering mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan etika berkunjung ke pura menurut agama Hindu dan adat Bali. “Bahkan, ada pengunjung dari mancanegara yang hanya mengenakan tank top saja pada saat memasuki areal pura”, “Kami kahawatir ini bisa mencemari kesucian pura” ujar salah satu dari pengurus Pura. Hal semacam inilah yang ditakutkan oleh masyarakat di sana. Untuk tidak terjadi kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi antara pecalang dan tamu mancanegara, tentunya kemampuan berbahasa Inggris dan etika berkomunikasi harus dikuasai oleh para pecalang.

Terkait pelatihan yang telah diberikan, pihak pengabdi sebelumnya sudah menyiapkannya secara matang. Setelah didapat permasalahan mitral, dibuat suatu rencana mulai dari penyiapan materi sampai pada pembuatan modul. Bahkan, tim pengabdi juga membuat buku ajar untuk kepentingan dimaksud. Metode juga sudah disediakan dan diimplementasikan, yaitu berupa ceramah, pendampingan, simulasi, dan evaluasi. Pecalang yang berjumlah 7 orang dan pengurus yang berjumlah 4 orang diberikan pelatihan sebanyak dua kali dalam situasi santai dan bernuansa kekeluargaan. Kelian Pura mengatakan peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Dan ini dibenarkan oleh mahasiswa yang ikut mendampingi pelaksanaan pelatihan tersebut.

BACA JUGA:  Akademisi Unwar Bantu Perencanaan Fasilitas Konservasi Mangrove Berbasis Ekowisata

Setelah dievaluasi secara informal mitra mengatakan sudah mulai paham dengan bagaimana beretika dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Walaupun disadari tidak begitu mudah memahami gramatika bahasa Inggris, dengan diberikannya 6 jurus pola kalimat bahasa Inggris mitra mengatakan mitra lebih mudah mempelajari bahasa Inggris.

Memang dalam proses pengabdian yang dilaksanakan di Pura Dalem Ped Klungkung Bali sedikit ada hambatan. Pertama, jarak tempuh ke Lokasi pengabdian relatif jauh karena harus menyebrangi laut, yaitu dari Kusamba ke Desa Sampalan. Jadi pengabdi harus naik kapal laut untuk tiba di lokasi. Kendala lainnya, yaitu agak sulit mendatangkan peserta pelatihan tepat waktu karena mereka kebentur kegiatan sehari-hari mereka dalam mencari nafkah. Namun, dengan komunikasi yang baik dan semangat yang kuat pelatihan telah dapat dilaksanakan dengan lancar. Pelatihan juga menjadi lebih mudah karena ada salah satu dari anak pengurus merupakan alumni S1 Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Warmadewa. Ini tentunya memudahkan bagi para pecalang apabila mereka ingin bertanya tentang bahasa Inggris.

BACA JUGA:  Akademisi Unwar Melalui PkM Berkomitmen minimalisir Residu Sampah

Lalu kalau ada pertanyaan apakah mitra sekarang sudah menguasai bahasa Inggris komunikatif dengan baik? Tentu belum. Mereka masih butuh waktu dan proses. Bahasa Inggris bukanlah knowledge semata, berbahasa Inggris juga memerlukan skill. Bahasa Inggris harus sering dipraktikkan dan digunakan. Hal ini sudah disampaikan oleh tim pengabdi. Sudah diberitahukan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi melibatkan reading, writing, listening, speaking, mempraktikkannya dengan percakapan bersama partner. Bisa juga mempraktikkannya dengan merekam percakapan kita sendiri lalu mendengarkannya dan memperbaikinya. Membuat video percakapan diri kita sendiri juga atau melalui musik juga hal yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi kita. “Tapi semuanya itu bergantung pada niat dan semangat pembelajar itu sendiri”, kata salah satu tim pengabdi. “Kita harus merasa butuh”, tambahnya lagi.

Ditulis oleh:
Tim pengabdi dari Fakultas Sastra Universitas Warmadewa

.

Bagikan: