Tertimpa Pohon Tumbang di Monkey Forest 2 WNA Meninggal Dunia
Kepala OJK Bali Puji Rahayu DPK Perbankan pada September Tumbuh Sebesar 22,42%
Letternews.net — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menggelar Gathering bersama Sahabat Media -OJK di Kintamani, Bangli, Bali pada tanggal 11 s.d 12 Desember 2023. Dalam Gelaran Gathering ini dilakukan kunjungan ke Kelompok Tani Sejati yang diketuai Ketut Lama di Banjar Dalem, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli pada pagi hari Senin, 11 Desember 2023 sekitar pukul 10.00 Wita. Dan kembali dari kunjungan ke sentra tani tersebut dilakukan pemaparan dari Ketua OJK Bali terkait catatan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bali pada bulan September 2023. Kemudian paparan dua narasumber masing-masing dari Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) terkait Pinjaman Online dan dari Bidang Kriminal Khusus Polda Bali tentang Cyber crime.
Kepala OJK Bali, Kristianti Puji Rahayu dalam paparannya mencatat, Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan di Bali pada September 2023 mencapai Rp. 163,94 triliun atau tumbuh 22,42 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 senilai Rp. 133,91 triliun.
Dalam kurun waktu yang sama, DPK yang disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, pada September 2023 mencapai Rp. 102,97 triliun atau tumbuh 5,11 persen dibandingkan September tahun sebelumnya, sebesar Rp. 97,97 triliun.
Pertumbuhan DPK yang tinggi kata Puji, sapaan akrabnya, itu mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat Bali berangsur membaik pasca dunia diterpa wabah Covid-19.
“Tetapi perbankan harus tetap menerapkan prinsip kehati-hatian karena yang disalurkan dana masyarakat,” papar Kristrianti Puji Rahayu tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan pernyataannya itu.
Puji Rahayu menyebutkan, peningkatan DPK oleh perbankan di Bali senilai hampir Rp. 164 triliun itu ditopang oleh kenaikan instrumen tabungan sebesar Rp. 18,45 triliun dan giro sebesar Rp. 6,84 triliun.
“Ini menunjukkan adanya pembelajaran terkait penyediaan dana darurat dan simpanan menghadapi kondisi tak terduga berkaca dari pengalaman pandemi Covid-19 yang lalu,” ungkapnya.
Disebutkan Puji, tingginya perhimpunan DPK mendorong rasio kredit terhadap loan to deposit ratio (LDR) mencapai 62,81 persen. “DPK yang tumbuh tinggi itu mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat Bali berangsur membaik,” imbuhnya.
Di sisi lain, dari sisi investasi di pasar modal, berdasarkan data OJK Bali pada Agustus 2023 jumlah investor saham mencapai 108.472 investor atau meningkat dibandingkan Agustus 2022 mencapai 89.123 investor.
Investor reksadana juga naik dari 166.454 investor pada Agustus 2022 menjadi 204.309 investor, investor SBN juga demikian yakni dari 15.697 investor menjadi 20.032 investor.
Kristrianti Puji Rahayu mengatakan, sektor investasi paling tinggi kenaikannya, itu artinya masyarakat Bali sudah menyisihkan uang dan pembelajaran ketika investasi sebelumnya tidak utama, sekarang menjadi utama.
“Artinya masyarakat sudah melihat aktivitas bisnis sudah kondusif sehingga melakukan ekspansi,” katanya.
Sedangkan restrukturisasi kredit akibat Covid-19, menurut catatan OJK Bali, juga terus melandai. Jika pada Desember 2020 tercatat Rp. 45,80 triliun menjadi Rp. 20,94 triliun atau turun sebesar 54,28 persen pada September 2023.
“Berdasarkan sektor ekonomi, restrukturisasi kredit Covid-19 di Bali didominasi sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 37,73 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 23,49 persen dan sektor rumah tangga sebesar 17,61 persen,” pungkasnya. (LN/HUM)